Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
KEMENTERIAN Pertanian (Kementan) terus melakukan pengawalan dan pendampingan panen raya di sejumlah daerah dan wilayah sentra. Di antaranya Kecamatan Tanjung Lago dan Kecamatan Muara Telang, Kabupaten Banyuasin, Sumatra Selatan yang merupakan lahan rawa dengan luas panen sekitar 30 ribu hektare.
Diketahui, kedua daerah tersebut merupakan lahan rawa pasang surut yang selama ini dikembangkan pemerintah. Adapun panen raya dilakukan secara bertahap mengingat banyaknya titik sentra lain yang juga berpotensi menambah lumbung pangan nasional.
Adapun rata-rata hasil produksi di sana biasanya berkisar 6,5 ton per hektare. Para petani biasanya langsung menjual gabah ke penampung setempat atau offtaker yang sudah lama berada di Kecamatan Tanjung Lago dan Muara Telang.
Baca juga : Panen Padi di Manokwari, Wamentan Dorong Jadi Lumbung Pangan Papua Barat
Kepala Badan Penyuluhan Dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDM), Dedi Nursyamsi mengapresiasi kolaborasi antar pihak yang bersemangat meningkatkan produktivitas nasional.
"Saya sampaikan terima kasih kepada para petani, Poktan, Gapoktan, Penyuluh, UPJA, Penggilingan Padi dan semua pelaku Usaha Perberasan Nasional karena telah berhasil meningkatkan produktivitas padi di wilayah Kabupaten Banyuasin," katanya, Senin (26/2).
Sebelumnya, Mentan Andi Amran Sulaiman terus menggalakan optimasi lahan rawa mineral sebagai lahan masa depan bangsa untuk mendukung terwujudnya swasembada dan Indonesia lumbung pangan dunia.
Diketahui, potensi lahan rawa yang bisa diolah menjadi lahan produktif berdasarkan hitungan pusat data pertanian mencapai 33,4 juta hektare. Dari luasan tersebut, lahan pasang surut mencapai 20,1 juta hektare atau sekitar 60 persen. Sedangkan lahan rawa lebak mencapai mencapai 13,3 juta hektare atau 40 persen.
"Sesuai arahan Bapak Presiden, kami fokus pada dua komoditas strategis yaitu padi dan jagung sebagai komoditas masa depan bangsa agar ke depan kita mampu swasembada," terangnya. (Z-6)
Mentan Andi Amran Sulaiman menyampaikan pentingnya sistem irigasi yang andal sebagai salah satu kunci utama peningkatan produktivitas pertanian, khususnya tanaman padi.
PT Wilmar Padi Indonesia (WPI) membantu para petani mengolah lahan rawa yang sebelumnya tidak produktif menjadi lahan pertanian yang menghasilkan.
Program cetak sawah menjadi salah satu senjata untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat. Program tersebut merupakan solusi nyata menjaga ketahanan pangan.
Indonesia mempunyai lahan rawa yang kedalamannya di bawah 60 cm dari Sabang sampai Merauke berada di angka kurang lebih 32 juta hektare.
Para petani lahan rawa di Kalimantan Selatan mengalami keterlambatan tanam padi menyusul masih tingginya debit air di kawasan rawa. Kondisi itu terjadi karena adanya pengaruh kemarau basah.
Inti pertemuan keduanya ialah penguatan kerja sama antara Indonesia dan Vietnam dalam pengembangkan pertanian padi di lahan rawa, khususnya varietas bibit padi.
Perubahan iklim juga harus diantisipasi. Misalnya, daerah-daerah yang memiliki ketersediaan air tinggi akan lebih dioptimalkan untuk pertanian.
Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, optimistis dapat mempertahankan posisi sebagai daerah lumbung pangan nomor 2 di Provinsi Jawa Tengah dan nomor 9 nasional.
Pemerintah desa diharuskan mengalokasikan anggaran dana desa minimal 20% untuk program ketahanan pangan di desanya masing-masing
Program lumbung pangan nasional yang dicanangkan oleh Presiden Prabowo Subianto mulai menunjukkan dampak positif
Komisi IV DPR RI memberikan dukungan penuh terhadap pengembangan lumbung pangan nasional di Merauke, Papua Selatan, sebagai langkah strategis menuju swasembada pangan Indonesia.
Saat mencapai swasembada pangan dan produktivitas pertanian meningkat, masyarakat tentu akan berdaya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved