Headline

Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Banjir Di Grobogan Meluas di 16 Kecamatan dan Jalur Semarang-Purwodadi Masih Lumpuh

Akhmad Safuan
07/2/2024 09:45
Banjir Di Grobogan Meluas di 16 Kecamatan dan Jalur Semarang-Purwodadi Masih Lumpuh
BPBD mengatakan banjir semakin meluas yakni  dari sebelumnya 32 desa di 12 kecamatan menjadi 64 desa di 16 kecamatan.(MI/Safuan)

BENCANA banjir di Kabupaten Grobogan semakin meluas hingga 64 desa di 16 kecamatan terendam. Akibat banjir itu, ribuan orang mengungsi dan jalur Semarang-Purwodadi kembali lumpuh.

Pantauan Media Indonesia, Rabu (7/2), cuaca mendung disertai hujan dengan intensitas ringan sejak pagi mulai mengguyur beberapa daerah di Pantura, Jawa Tengah, bahkan cuaca ekstrem masih berpotensi terjadi di 26 kabupaten dan kota di provinsi ini. Kondisi itu membuat BMKG kembali mengeluarkan peringatan dini ancaman bencana hidrometeorologi yang masih tinggi.

"Potensi cuaca ekstrem masih akan berlangsung di 26 daerah, diminta warga mewaspadai terjadinya bencana hidrometeorologi," kata Prakirawan Stasiun Meteorologi BMKG Ahmad Yani Semarang Rany Puspita. 

Baca juga : Lima Kecamatan di Simeuleu Aceh Dilanda Banjir

Berdasarkan rekam satelit cuaca, demikian Rany Puspita, potensi hujan sedang-lebat masih akan terjadi di Cilacap, Purwokerto, Purbalingga, Banjarnegara, Wonosobo, Mungkid, Boyolali, Sukoharjo, Karanganyar, Sragen, Purwodadi, Blora, Rembang, Pati, Kudus, Jepara, Demak, Ungaran, Temanggung, Kendal, Brebes, Magelang, Solo, Salatiga, Pekalongan, dan Amabarawa.

Angin dari arah barat-timur laut berkecepatan 03-25 kilometer per jam, lanjut Rany Puspita, suhu udara berkisar antara 25-32 derajat selsius dengan kelembapan udara 65-95 persen, ketinggian gelombang laut utara 0,5-1,5 meter sedangkan laut selatan 1,25-2,5 meter.

Setelah sempat surut, banjir di Kabupaten Grobogan dan Demak kembali meninggi. Sungai Lusi, Serang, dan Tuntang serta Jragung kembali meluber serta beberapa titik tanggul jebol belum sempurna ditambal, hingga ribuan pengungsi masih bertahan.

Baca juga : 10 Kabupaten/Kota di Bengkulu Berstatus Siaga Banjir

Lalu lintas di ruas jalan Semarang-Purwodadi (Grobogan) yang lumpuh akibat banjir kembali tidak dapat dilintasi, air di persimpangan Gubug, Kabupaten Grobogan kembali meninggi hingga mencapai 75 centimeter, sehingga kendaraan baik dari arah timur maupun barat terpaksa harus memutar dan mencari jalur lain melalui Kudus atau Pati.

"Sejak pagi banjir kembali meninggi, banyak kendaraan yang nekat melintas mogok hingga kami terpaksa memutar melalui Demak untuk menuju Semarang," ujar Yanto, 33, warga Grobogan yang bekerja di Semarang.

Kepala Badan Penanggungan Bencana Daerah (BPBD) Grobogan Endang Sulistyoningsih mengatakan ribuan pengungsi masih bertahan di beberapa titik karena hingga kini rumahnya masih kebanjiran dan belum dapat ditempati. "Bantuan dari Kementerian Sosial, Pemerintah Provinsi Jateng dan pihak lain sudah didistribusikan," imbuhnya.

Baca juga : Banjir Grobogan, Ribuan Warga Mengungsi

Berdasarkan data terakhir diterima, kata Endang, banjir semakin meluas yakni  dari sebelumnya 32 desa di 12 kecamatan menjadi 64 desa di 16 kecamatan, hingga ribuan rumah dan 3.879 hektare sawah terendam, serta lebih dari 3.000 jiwa terdampak banjir di Grobogan ini.

Selain itu banjir juga merendam fasilitas umum, sekolah, masjid, perkantoran, lanjut Endang, ada enam rumah warga  di Gubug hilang terseret banjir serta satu orang yakni seorang pelajar Yayasan Panti Asuhan Yatama Centre DSAB, 10, ditemukan tewas di area persawahan yang terendam banjir dengan ketinggian satu meter.

"Sementara sekolah masih diliburkan karena terendam banjir, sedangkan sejumlah tanggul sungai Tuntang dan Jragung yang jebol masih berusaha dilakukan penambalan dengan menggunakan alat berat," ujar Endang. (Z-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya