Headline
Putusan MK dapat memicu deadlock constitutional.
BANJIR melanda Kota Semarang secara berangsur surut, tetapi di Kabupaten Grobogan dan Kudus ribuan rumah masih masih terendam banjir, akibat tanggul jebol serta meluapnya sejumlah sungai di daerah itu, sehingga aktivitas warga terganggu serta lalu lintas lumpuh.
Pemantauan Media Indonesia, Minggu (17/3), banjir yang merendam Grobogan dan Kudus belum menunjukan tanda surut. PAsalnya sejumlah sungai masih terus menggelontorkan air ke sejumlah kawasan akibat meningkatnya volume air dari daerah hulu.
Cuaca sedikit lebih baik dengan sinar matahari sejak pagi mulai muncul, namun Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Ahmad Yani Semarang Yoga Sambodo tetap mengingat bahwa ancaman bencana hidrometeorologi seperti banjir, longsor, dan angin kencang masih tinggi karena cuaca ekstrem di sejumlah daerah berpotensi hingga akhir pekan ini.
Baca juga : Tanggul Jebol Lumpuhkan Jalur Pantura Demak, Macet Sampai 10 Kilometer
"Sejumlah daerah masih rawan bencana, karena cuaca ekstrem seperti hujan lebat, angin kencang dan sambaran petir masih berpotensi hingga akhir pekan ini," kata Yoga Sambodo.
Berdasarkan data, demikian Yoga Sambodo, daerah masih mengalami cuacamekstrem yakni Cilacap, Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara, Wonosobo, Magelang, Boyolali, Semarang, Salatiga, Temanggung, Kota Magelang, Brebes, Tegal, Pemalang, Pekalongan, Batang, Kendal, serta Kota Semarang, Tegal, Pekalongan, Kebumen, Purworejo, Klaten, Sukoharjo, Karanganyar, Wonogiri, dan Kota Surakarta.
Di Kabupaten Grobogan imbas dari meluapnya Sungai Lusi dan sungai lainnya akibat cuaca ekstrem di daerah hulu setidaknya 68% wilayah daerah ini masih terendam banjir dengan ketinggian capai 80 centimeter dan 692 jiwa masih bertahan di pengungsian.
Baca juga : Banjir Di Grobogan Meluas di 16 Kecamatan dan Jalur Semarang-Purwodadi Masih Lumpuh
"Ada 3.341 rumah di sini terendam," kata Kepala BPBD Grobogan Endang Sulistyoningsih.
Hasil inventarisasi banjir di Grobogan, lanjut Endang Sulistyoningsih, banjir terjadi sejak Rabu (13/3) lalu merendam 113 desa di 13 kecamatan yakni Kecamatan Grobogan, Klambu, Wirosari, Brati, Ngaringan, Tawangharjo, Gubug, Purwodadi, Karangrayung, Penawangan, Godong, Tegowanu, dan Pulokulon.
"Banjir saat ini lebih besar dibandingkan Februari lalu, akibat tujuh tanggul jebol banjir selain mengepung permukiman, banjir juga merendam 4.352 hektare area persawahan dan 80 fasilitas pendidikan, kita sudah dirikan 45 dapur umum," ujar Endang Sulistyoningsih.
Baca juga : Duh, Jalan Rusak Pantura Buat Pengusaha dan Sopir Rugi Besar
Di Kabupaten Kudus, banjir sebagai dampak meluapnya sejumlah sungai seperti Sungai Piji, Gelis, Dawe, dan Wulan mengakibatkan 22 ribu jiwa (6.884 keluarga) terdampak, karena sedikitnya Lina kecamatan yakni Mejobo, Kaliwungu, Jati, Jekulo, dan Undaan terendam dengan ketinggian air 30-70 centimeter.
Kepala Seksi Kedaruratan BPBD Kudus, Munaji mengatakan banjir disebabkan intensitas hujan yang tinggi selama beberapa hari terakhir, hal ini mengakibatkan volume air di sejumlah sungai tersebut meningkat dan sebagian melimpas ke pemukiman warga serta menutup jalan.
"Ada empat orang meninggal akibat banjir ini," tambahnya.
Baca juga : Warga Papua Diminta Waspadai Cuaca Esktrem
Di Kota Semarang banjir mulai surut, meskipun masih terdapat genangan banjir setinggi 10-30 centimeter terutama di ruas jalan Pantura Semarang-Demak tepatnya di Jalan Kaligawe Raya, namun kendaraan besar sudah mulai dapat melintas dengan kecepatan rendah.
"Merambat rapi sudah dapat melintas," ujar Sunaryo, 45, pengemudi truk sembako.
Hingga Minggu (17/3) di beberapa ruas jalan lain juga sudah menyusut dratis, bahkan sudah mengering namun di perkampungan penduduk di Kota Semarang seperti Kaligawe, Genuk dan Telogosari banjir masih merendam dengan ketinggian air 20-50 centimeter.
"Kita terus upaya lakukan pemompaan hingga kering, pengungsi juga mulai pulang," ungkap Kepala BPBD Kota Semarang Endro Pudyo Martanto. (Z-3)
Hingga Rabu, (21/5) para korban banjir Grobogan telah lima hari menginap di pengungsian. Mereka mengungsi di Gedung Olahraga (GOR) GOR Tanggirejo.
Jebolnya tanggul sungai berada di Desa Baturagung, Kecamatan Gubug, Kabupaten Grobogan.
Perubahan struktur tanah dikarenakan sedang ada pembangunan talud
Banjir setinggi 50 cm merendam Purwodadi akibat hujan dan drainase yang tersumbat dari lumpur banjir sebelumnya.
Kemenag bersama Baznas dan LAZ menyerahkan sejumlah bantuan sembako, logistik, terapi trauma healing, dan mendonasikan uang tunai pada pemerintah darah setempat.
SEORANG pendaki wanita Jovita Diva Prabudawardani, 21, yang jatuh di jurang sedalam 50 meter di Puncak Natas Angin di Rahtawu, Kawasan Gunung Muria Kudus, Jawa Tengah, ditemukan meninggal dunia
Sampah menumpuk terutama plastik di bawah jembatan, ungkap Agus Riawan, acapkali mengakibat saluran tersumbat.
Kebijakan yang tidak dirancang secara proporsional dan tidak realistis dalam implementasinya dapat menjadi bumerang bagi perekonomian lokal.
"Rencananya juga akan dibuatkan gazebo di lokasi temuan fosil gajah purba jenis elephas yang diperkirakan dalam kondisi hampir utuh,"
Ia dan istri telah menabung untuk dapat menunaikan ibadah haji dan menunggu keberangkatan selama 13 tahun.
Salah satu kejutan tahun ini adalah kembalinya nomor Urban Downhill ke dalam daftar lomba.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved