Mengejar Berkah Nasi Jangkrik yang Khas di Kudus

Akhmad Safuan
06/7/2025 06:00
Mengejar Berkah Nasi Jangkrik yang Khas di Kudus
Ribuan warga datang dalam Rangkaian Tradisi Buka Luwur Sunan Kudus antre untuk mendapatkan berkat Nasi Jangkrik.(MI/Akhmad Safuan)

RIBUAN orang berasal dari berbagai daerah sejak Minggu (6/7) dini hari sudah memadati Kompleks Makam Sunan Kudus dan Masjid Menara Kudus. Mereka duduk bertafakur sambil melantunkan doa, namun ada juga yang sekedar berbincang-bincang dengan orang di sebelahnya atau jalan-jalan di seputar masjid.

Cuaca cukup terang dan tidak hujan membuat mereka leluasa bergerak, dengan lampu-lampu penerang jalan yang menyala membuat ribuan warga dapat mudah beraktivitas, namun mereka tetap fokus pada satu tujuan kegiatan yang dilaksanakan pagi ini, yaitu mendapatkan Nasi Jangkrik (Sego Jangkrik) pada rangkaian tradisi Buka Luwur Kangjeng Sunan Kudus.

Tradisi Buka Luwur Kangjeng Sunan Kudus yang dilaksanakan tepat pada 10 Muharam menjadi sebuah kegiatan menarik bagi ribuan warga, tidak hanya prosesi penggantian kain kerudung makam, terapi yang paling menjadi incaran adalah mendapatkan berkat Nasi Jangkrik yang dibagikan dalam rangkaian tradisi tersebut.

Nasi Jangkrik merupakan sajian hidangan khas dari Kudus yang biasanya untuk makan siang, merupakan sebuah menu masakan berupa nasi dengan lauk daging kerbau/kambing yang dimasak secara khusus diberi jatah santan dan dibungkus daun jati. 

"Sangat enak dan diyakini ada berkah di dalamnya, hingga banyak yang datang berebut untuk mendapatkan berkat pada tradisi Buka Luwur Kangjeng Sunan Kudus ini," ujar Wahid,50, salah seorang warga berasal dari Demak sembari duduk di serambi Masjid Menara Kudus.

Hal serupa juga diungkapkan Fatimah,45, warga lain mengaku berasal dari Kabupaten Pati bahwa bersama rombongan keluarga dan warga lainnya ikut datang ke Kudus untuk tradisi buka luwur ini, adalah mendapatkan pembagian berkat Nasi Jangkrik yang dibagikan kepada warga yang hadir dalam kegiatan ini.

Terdengar menggelitik

Namanya Nasi Jangkrik cukup unik dan terdengar menggelitik di telinga, namun jangan berfikir atau membayangkan sajian menu sebuah masakan nasi dengan lauk jangkrik yang digoreng atau diolah, karena jauh dari itu yakni nasi dengan lauk olahan daging kerbau/kambing yang dipotong dadu diberibkyah santan dengan rasa yang khas.

Masakan khas Daerah Kudus yang biasanya disajikan secara khusus seperti tradisi Buka Luwur Kangjeng Sunan Kudus ini, dikemas dengan menggunakan daun jati, menurut etimologi berasal dari ungkapan para tokoh masyarakat ketika menyantap menu ini, karena  lezatnya makanan ini ada yang berceletuk, “Jangkrik!. 

Ketika menikmati lezatnya sajian makanan tersebut, para tokoh sampai ada yang berujar, “Jangkrik! masakan opo iki kok enake pol" atau "Jangkrik, masakan apa ini kok enak banget"dan sejak itulah sajian nasi khas Kudus ini pun populer dengan nama nasi jangkrik.

Pada tradisi Buka Luwur Sunan Kudus ini, tidak jauh berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, ada puluhan ribu berkat Nasi Jangkrik yang disiapkan untuk dibagikan kepada pengunjung yang hadir dalam puncak rangkaian kegiatan ini, bahkan sudah jauh-jauh hari dipersiapkan dengan melibatkan ratusan orang pemasak dan penyaji.

19 ekor kerbau

Humas Yayasan Masjid Menara dan Makam Sunan Kudus (YM3SK) Denny Nur Hakim mengatakan, pada momentum 10 Muharam 1447 Hijriyah tahun ini, untuk menyajikan Nasi Jangkrik yang akan dibagikan kepada puluhan pengunjung telah disembelih 19 ekor kerbau dan 72 ekor kambing serta puluhan ton beras.

"Jumlah perewang dikerahkan untuk memasak, membungkus dan penyaji dikerahkan hingga hampur seribu orang," kata Denny Nur Hakim.

Pembagian berkat nasi jangkrik dalam rangkaian Buka Luwur Sunan Kudus ini, ungkap Denny Nur Hakim, dimulai pukul 06.00 WIB dengan tujuan untuk memberikan kesempatan bagi masyarakat yang datang melaksanakan salat Subuh sebelum mengantre nasi berkat. "Namun masyarakat sudah antre sebelum subuh agar mendapat berkat Nasi Jangkrik ini," imbuhnya. (AS/I-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Irvan Sihombing
Berita Lainnya