Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
PROGRAM budidaya jahe merah organik dengan skema pembiayaan Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang melibatkan 400 petani Bangka Tengah tidak berjalan sesuai harapan. Akibatnya petani tidak mampu menuntaskan kewajiban untuk membayar angsuran modal pembiayaan (Macet) sehingga menimbulkan keresahan di kalangan petani.
Menanggapi hal itu, Mantan Gubernur Babel Erzaldi Rosman Djohan mengaku tidak akan meninggalkan petani maupun warga yang terlibat dalam program KUR jahe merah di Bangka Tengah.
"Saya berjanji akan ikut mencarikan jalan keluar bersama-sama dengan pihak terkait termasuk pemerintah pusat." kata Erzaldi. Senin (8/1).
Baca juga: Pemutihan KUR Macet Dinilai Penting untuk Sejahterakan Nelayan
Pasalnya menurut dia, Program Jahe merah itu digulirkan, saat dirinya menjabat sebagai Gubernur Babel.
"Masalah ini ditunggangi pihak pihak tertentu untuk mendiskreditkan saya," ujarnya
Untuk itu, Erzaldi mengaku prihatin dengan masih adanya cara-cara politik primitif yang mengarah pada pembunuhan karakter ketimbang melahirkan gagasan atau konsep yang bermuara pada peningkatan pelayanan publik dan kesejahteraan masyarakat.
Baca juga: KUR, KTA dan Berbagai Fasilitas bagi Pekerja Migran Indonesia
"Terlebih upaya tersebut diamplifikasi oleh media-media yang secara tidak profesional mengabaikan prinsip konfirmasi sehingga berita yang dipublish menjadi kurang berimbang dan patut diduga memiliki motivasi lain diluar pemberitaan." tegasnya.
Ia menjelaskan saat itu kondisi ekonomi di daerah manapun tengah dilanda covid-19 betul-betul terpuruk, ia pun berupaya keras untuk menjaga pertumbuhan ekonomi untuk setidaknya tetap tumbuh positif di tengah situasi yang serba tidak menentu kala itu.
Ia menyebutkan Salah satu kebijakan yang dibuat adalah bagaimana membuatkan ekonomi masyarakat ini tumbuh dan berkembang. Maka salah satu jalannya adalah bagaimana memanfaatkan fasilitas KUR yang sudah diberi oleh pemerintah pusat kepada masing-masing daerah.
"Sudah menjadi kewajiban bagi kepala daerah menyukseskan program KUR dengan akses permodalan yang sering menjadi permasalahan tersendiri bagi masyarakat kecil untuk memulai usahanya." ungkap dia.
Ia mengaku ada banyak faktor yang turut mempengaruhi keberhasilan program ini. Di Babel, program KUR penggemukan sapi terbukti mampu berjalan melampaui harapan.
Namun lanjutnya disisi lain, program KUR jahe merah kurang dapat optimal walaupun dari 400 petani tersebut ada juga sekitar 25 persen yang bisa berhasil.
"Nah dalam prosesnya tentunya ada kegagalan, ini menjadi bagian daripada evaluasi kita nanti kedepan." tuturnya.
Diakui Erzaldi, ada keterbatasan ketika dirinya tak lagi menjabat sebagai Gubernur, namun hal itu tidak akan membuat dirinya mengabaikan nasib 400 petani jahe merah yang kini sedang tidak menentu.
(Z-9)
Di tengah krisis iklim dan krisis pangan, peran petani milenial dan pemanfaatan teknologi menjadi kunci penting bagi Indonesia dalam menjaga ketahanan pangan nasional.
Lapis Bogor Sangkuriang, sebagai pemain utama dalam bisnis olahan talas akan mendapatkan akses yang lebih baik terhadap bahan baku berkualitas tinggi dari para petani.
YESS menjadi salah satu solusi yang terus berkomitmen dalam meningkatkan kualitas dan kesejahteraan dan memberdayakan petani di Indonesia.
Sektor pertanian adalah sektor yang menjanjikan sehingga akan membutuhkan tenaga yang sangat banyak.
Pemerintah daerah perlu turun tangan. Salah satunya berkoordinasi dengan pemerintah desa untuk menginventarisasi lulusan sekolah yang belum mendapatkan pekerjaan.
Kelompok Tani Tri Cipta menyerahkan sebanyak 500 kg bawang merah. Sebelumnya, telah diserahkan pula 230 kg cabai rawit merah kepada pedagang Pasar Cimindi.
PT Bank Negara Indonesia (BNI) menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan bantuan Corporate Social Responsibility (CSR) kepada para pelaku UMKM di kawasan Stasiun Lambuang, Bukittinggi.
tidak pernah mempersulit penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) kepada pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Fitri Aprilia memulai bisnisnya sebagai perajin makrame sejak 2019. Berawal dari coba-coba, usahanya tersebut kini berbuah manis dan terus berkembang.
KUR) merupakan program prioritas pemerintah untuk mendorong pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dapat bergeliat.
Pemilik Lacedream Macrame, Fitri Aprilia, berkomitmen dan memiliki mimpi besar untuk membuat perempuan berdaya.
Kredit Usaha Rakyat untuk Produktivitas Masyarakat dan Menjaga Pertumbuhan Ekonomi Nasional
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved