Headline

Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Gempa Sumedang Akibat Sesar yang Belum Terpetakan

Thalatie K Yani
01/1/2024 05:20
Gempa Sumedang Akibat Sesar yang Belum Terpetakan
BMKG mengungkapkan gempa yang terjadi di Sumedang dipicu sesar aktif yang belum terpetakan.(Freepik)

GEMPA bermagnitudo 4,8 yang menguncang Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, diungkapkan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dipicu sesar aktif yang masih belum terpetakan.

"Jadi gempa ini terletak persis di kota Sumedang sesuai dengan lokasi kerusakan yang terjadi, sehingga gempa tersebut dipicu oleh sesar aktif yang belum terpetakan," kata Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono dalam konferensi pers di kanal YouTube BMKG, Senin (1/1) dini hari.
  
Daryono mengatakan gempa bumi ini menjadi perhatian serius untuk mempelajari titik sesar gempa yang belum terpetakan, guna meminimalisir banyaknya korban jiwa. Seperti saat gempa Cianjur, Jawa Barat, pada 2022, yang juga sesar gempanya belum terpetakan. 

Baca juga: Gempa Bumi Berkekuatan 5 M Kembali Guncang Pangandaran

"Karena sesar-sesar yang ada itu jauh dari pusat kota Sumedang, sehingga ini perlu mendapatkan perhatian kita untuk aktivitas sesar ini untuk antisipasi kedepannya untuk perencanaan pembangunan ke depan di Sumedang," katanya.
  
Gempa dangkal di Sumedang, kata Daryono, cukup berbahaya apabila titik pusat gempa berada di pemukiman padat penduduk, dengan kekuatan berskala besar dan tidak tahan gempa. "Karena kedalamannya yang sangat dangkal, terjadi persoalan karena banyaknya sekali rumah-rumah yang dibangun tidak tahan gempa," kata dia.
  
Baca juga: Gempa Magnitudo 6,6 M Guncang Perairan Barat Aceh
  
Daryono mengimbau masyarakat memperhatikan aspek ketahanan terhadap gempa apabila mendirikan bangunan, mengingat wilayah itu terletak pada kawasan rawan bencana gempa bumi menengah hingga tinggi.
  
"Ke depan wilayah Sumedang perlu membangun rumah tahan gempa dan memiliki rujukan yang sesuai apabila terjadi gempa besar, sehingga rumah tahan gempa jadi solusi aman saat terjadi gempa," kata Daryono.
  
Bagi masyarakat yang tinggal di kawasan perbukitan dengan tebing curam, karena gempa susulan signifikan dapat memicu longsoran dan runtuhan batu. "Masyarakat diminta tidak percaya berita bohong atau hoaks mengenai prediksi gempa yang lebih besar, pastikan informasi gempa berasal dari BMKG," ujarnya.
  
BMKG mencatat sebanyak tiga kali gempa bumi dangkal terjadi di wilayah Kabupaten Sumedang, Jawa Barat menjelang tahun baru 2024. Gempa terakhir tercatat pada pukul 20.34 WIB, BMKG mencatat gempa bumi berkuatan 4,8 magnitudo yang berpusat pada 6,85 Lintang Selatan, 107,93 derajat Bujur Timur atau sekitar 1,5 kilometer timur Kota Sumedang, Jawa Barat pada kedalaman 5 kilometer. (Ant/Z-3)
  
  



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya