Headline

PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah menetapkan tarif impor baru untuk Indonesia

Fokus

MALAM itu, sekitar pukul 18.00 WIB, langit sudah pekat menyelimuti Dusun Bambangan

Atasi Ketimpangan untuk Perkuat Papua di Rantai Pasok Global

Budi Ernanto
31/12/2023 16:00
Atasi Ketimpangan untuk Perkuat Papua di Rantai Pasok Global
Jean Richard Jokhu.(DOK IST)

EKONOM asal Papua, Jean Richard Jokhu menyatakan global supply chain atau rantai pasok global merupakan istilah yang selama 50 tahun didengungkan pascaperang dunia kedua. Semua negara berlomba mengambil kesempatan ikut serta dalam rantai pasok global mulai dari negara berkembang hingga negara maju.

Jean mengatakan mata rantai pasok global merupakan hal yang harus dimengerti secara sistematis tanpa mengurangi arti atau makna sebenarnya.

Kata rantai pasok sendiri merupakan terjemahan dari bahasa aslinya supply chain. Kata ini memiliki makna supply dan chain. Supply merupakan bahan baku atau bahan dasar dari sebuah produk. Sering dimaknai sebagai bahan mentah bagi para pelaku usaha. Bentuk dari bahan baku ini umumnya berupa komoditas hasil tambang (nikel, emas, dan perak), atau hasil pertanian (padi, kedelai, dan jagung).

Kedua, ada rantai atau chain yang merupakan makna dari seluruh proses yang terjadi dalam transformasi bahan baku atau mentah menjadi barang jadi. Dari jagung hingga jadi snack. Seluruh proses yang ikut serta dalam menciptakan produk barang atau jasa adalah rantai. Mulai dari proses menanam jagung, mengantar jagung ke pabrik, mengolah jagung jadi snack hingga pengiriman ke toko. Seluruh proses itu merupakan bagian dari chain.

Baca juga: Cegah Konflik di Papua, Anies Kedepankan Dialog dengan Prinsip Keadilan

Jean yang merupakan jebolan doktoral termuda di Fakuktas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia menjelaskan dalam skala kecil, rantai pasok dapat dilakukan oleh satu perusahaan saja di mana mereka dapat mengontrol mulai dari menanam jagung hingga pengiriman jagung ke toko ritel. Namun dalam skema global, rantai pasok memudahkan untuk melakukan ekspansi terkait supplier dan customer. 

Sebagai contoh, Tesla, sebagai salah satu pemain besar dalam industri mobil listrik mampu menyematkan mobilnya dalam persaingan global.  Jean menyebut Tesla sendiri merupakan perusahaan yang hanya memproduksi baterai. Komponen lain merupakan hasil produksi dari berbagai perusahaan lain. 

Contoh lain iPhone buatan Apple, yang memiliki identitas ekslusif, menggunakan LCD milik Samsung. Ini artinya semua perusahaan berkompetisi sekaligus berkolaborasi.

Tuntutan menjadi pemain global harus dijawab pemerintah indonesia dengan membangun dan mempersiapkan SDM manusia yang baik. Pemerataan pembangunan manusia dari Sabang sampai Merauke harus menjadi misi pemerintah dalam menyelaraskan pembangunan dengan kebutuhan rantai pasok global.

Banyak perusahaan internasional yang masuk ke Indonesia yang fokus pada daerah maju di Indonesia sehingga meninggalkan daerah tertinggal dan terbelakang. Jawa-Sumatra merupakan daerah tujuan utama perusahaan asing dalam mengembangkan rantai pasok mereka ke Asia. Pulau Kalimantan, Sulawesi, dan Papua masih jauh dari tujuan rantai pasok dunia.

"Hal ini disebabkan karena ketertinggalan mempersiapkan SDM manusia di Papua. Visi pemerintah dalam membangun infrastruktur Papua harus sejalan dengan kesiapan SDM. Perusahaan tambang Freeport merupakan penanaman modal asing pertama yang melakukan investasi di Indonesia pada 1967. Dua tahun setelah Papua bergabung dengan Indonesia," kata Jean dalam keterangannya, Sabtu (31/12).

Namun, nilai Jean, selang 56 tahun kemudian tidak ada dampak signifikan bagi Papua. Papua merupakan provinsi pertama yang seharusnya menjadi episentrum dari rantai pasok global dalam hal tambang dan turunannya.

Presiden RI saat ini Joko Widodo telah berinisiatif untuk membangun Papua. Jokowi telah memberikan atensi khusus bagi Papua. Mulai dari kebijakan satu harga hingga pembangunan jalan trans Papua. Di tengah isu HAM dan keamanan, Presiden dikatakan Jean, mampu mendongkrak perhatian Indonesia terhadap Papua.

Namun, sayangnya seluruh kebijakan tersebut tidak bersinergi dengan kebutuhan dasar masyarkat Papua yaitu menjadi tuan di tanahnya sendiri. Kebijakan percepatan pembangunan seperti BP3OKP dan RIPPP mengusung misi besar Papua sehat, Papua cerdas, dan Papua produktif seharusnya mampu menjawab masalah Papua saat ini. Penyelesaaian komprenesif harus disertai dengan operasional yang definitif.

Berdasarkan data Bappenas, dalam periode 2001-2018 Papua menempati posisi 34 dari 34 provinsi saat itu dan pertumbuhan ekonomi pada 2019 tercatat minus 15%. Sementara dana otsus yang sudah diberikan sebesar Rp53 trilliun. Ini menunjukan adannya permasalahan holistik di Papua.

Jean mengatakan bahwa potensi alam Papua memberikan kesempatan yang luar biasa dan harus dipersiapkan untuk mengikuti tren global. Bukan hanya tambang hasil Bumi, pertanian Papua masih eksentrik bagi potensi pasar global. Dengan adanya pemekaran wilayah menjadi 5 provinsi baru, Papua harus bisa menangkap kebutuhan global.

Sebagai contoh paling sederhana pegunungan Jayawijaya yang terkenal akan hasil alamnya berupa kopi. Jika Papua mampu mengeksplorasi pemanfaatan kopi dan turunannya mulai dari biji dan bubuk kopi, dan seluruhnya dibangun di Papua meski dengan sistem penanaman tradisional, maka Papua Pegunungan dapat mendominasi pasar kopi dunia.

Di Kosta Rika, plantasi kopi dengan produksi di ketinggian 1.500-2.000 MDPL menjadi atraksi turis dengan memberikan pendapatan sebesar 1,7 milliar dolar AS per tahun. Angka itu diperoleh dari pendapatan solemnly hanya dari kopi. Jika Papua Pegunungan mampu mendapatkan 30% dari angka tersebut dengan jumlah penduduk kurang dari 400 ribu orang, mereka akan menjadi provinsi yang mandiri. Tentu ikut serta dalam rantai pasok global OAP harus diperlakukan secara adil dan merata. Posisi inilah yang harus dipersiapkan oleh pemerintah. 

"Pemerintah harus menjadi instrumen yang memediasi provinsi dengan permintaan global. Mulai dari menyediakan pelatihan dan sosialisasi turunan dan peluang industri kopi di mata global. Kopi dari Papua akan dijual atau menjadi pelengkap bagi makanan dunia," ungkap Jean.

Provinsi lain, Papua Selatan dengan ibu kota Merauke yang luas lahannya 4 juta hektare dengan hasil kayu dan perkebunan menjadi salah satu tonggak kebutuhan masyarakat lokal. Potensi daerah yang subur menjadikan provinsi ini menjadi pusat produksi Pangan Nasional. Tentu ini menjadi salah satu daya saing. Bukan hanya menjual pangan untuk kebutuhan nasional, namun dengan kualitas internasional. Melalui skema pertanian global petani OAP harus memiliki kemampuan untuk mengenal trend pangan yang sustainable.

Baca juga: Pj Gubernur Papua Terluka saat Arak-arakan Jenazah Lukas Enembe Ricuh

Pertanian berbasis sustainable agriculture practices artinya proses pertanian yang memperhatikan dan tidak merusak lingkungan. Menurut data FAO, Uganda sudah memastikan penggunaan sustainable agricultural practices dalam sistem pangannya.

Selanjutnya Thailand, Ekuador dan Trinidad sudah mensosialisasikan program ini bagi warganya. Pertanian bukan lagi hanya sekedar lahan produksi, melainkan bisa menjadi kawasan agrowisata.

Permintaan pasar global akan sustainable agriculture practices sejalan dengan permintaan rantai pasok global. Perusahaan dunia tidak akan ingin mengambil bahan baku atau komponen dari daerah yang masih mengekslopitasi lingkungan. Hal ini terkait dengan hati nurani konsumen dalam mengkonsumsi produk tersebut.

"Oleh karena itu dari dua contoh provinsi di atas dapat disimpulkan bahwa Papua memiliki peluang besar dalam pasar global. Maka kereta dengan tujuan rantai pasok sudah bergerak dan saatnya Papua ikut dalam gerbong rantai pasok global," pungkas Jean. (RO/Z-6)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Budi Ernanto
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik