Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
PEMERINTAH Kabupaten (Pemkab) Bandung, Jawa Barat (Jabar) hingga siang ini, belum menerima laporan adanya kerusakan akibat gempa yang terjadi pada Sabtu (18/11) sekitar pukul 06.34 WIB.
Gempa berkekuatan magnitudo 5,2 merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas subduksi lempeng.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bandung Uka Suska Puji Utama Sabtu (18/11) membenarkan adanya gempa dengan titik gempa berada di laut selatan.
Baca juga : Gempa Tektonik Arti dan Penyebabnya
"Dari informasi sangat terasa di daerah Pangalengan. Tapi kan arah 100 km barat daya dari Kabupaten Bandung dan kalau dilihat dari peta, titiknya ada di laut, kemungkinan itu daerah Garut Selatan," jelasnya.
Kendati demikian, pihaknya terus berkoordinasi dengan berbagai relawan hingga pihak kecamatan dan hasilnya, belum ada laporan terkait adanya kerusakan akibat gempa tersebut. Alat seismograf yang ada cepat melakukan update, makanya jika ada kejadian langsung muncuk data dan lokasinya.
Walaupun kelihatannya masih bersifat sementara, karena di beberapa alatnya mungkin cendrung mengarah ke Kabupaten Bandung.
Baca juga : Setelah Laut Jawa, Gempa Tektonik M6,2 Guncang Bengkulu
"Kami mengimbau masyarakat untuk tidak langsung panik namun tetap waspada saat menerima informasi tersebut dan meminta kepada masyarakat untuk tetap beraktivitas seperti biasa. Kalau ada apa-apa informasi yang kurang jelas lebih baik menunggu dari Pemkab Bandung," lanjutnya.
Dari informasi yang diterima, hasil analisis BMKG menunjukkan gempa ini memiliki parameter update dengan magnitudo M5,1. Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 7,87° LS ; 107,21° BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 100 Km arah Barat Daya Kabupaten Bandung, Jabar pada kedalaman 58 km.
Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas subduksi lempeng.
Baca juga : Penyebab Gempa Bumi yang Sering Terjadi
Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik, Gempa ini berdampak dan dirasakan di beberapa daerah di antaranya Garut, Sindangbarang, Ciamis, Pakenjeng, Bungbulang, dan Tasikmalaya dengan skala intensitas III MMI.
"Getaran dirasakan nyata dalam rumah, seakan-akan truk berlalu," terang Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono dalam penjelasannya.
Selain itu, lanjut Daryono, gempa ini juga dirasakan di daerah Cianjur, Sukabumi dan Kabupaten Bandung dengan skala intensitas II-III MMI. Gempa juga dirasakan di daerah Kota Bandung dengan skala intensitas II MMI atau getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang.
"Dari hasil monitoring BMKG, belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan. Kami mengimbau kepada masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya," sambungnya.(Z-4)
GEMPA bumi berkekuatan magnitudo 4,9 mengguncang Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, Selasa (25/3) sekitar pukul 14.02 WIB.
GEMPA bumi berkekuatan magnitudo 5.0 mengguncang Kabupaten Pangandaran, terjadi Senin (9/6) sekitar pukul 23.55 WIB.
BADAN Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan penyebab terjadinya gempa bumi di wilayah Bogor, Jawa Barat, pada Kamis (10/4) malam.
Gempa bumi berkekuatan 7,6 skala Richter (SR) melanda Prefektur Ishikawa, di Jepang tengah dan sepanjang pantai Laut Jepang, Senin (1/1). Peringatan tsunami besar telah dikeluarkan.
Korban tewas di Myanmar terus bertambah setidaknya 1.644 orang meninggal. Selain itu, ada 3.408 orang hilang.
Gempa bumi biasa disebabkan oleh pergerakan kerak bumi atau lempeng bumi.
Kondisi Pascagempa di Kertasari Kabupaten Bandung
Horison Resort Pondok Layung Anyer memperkenalkan konsep Worry-Free Getaway, menegaskan komitmennya untuk memberikan pengalaman liburan yang aman dan nyaman bagi para tamu
BADAN Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG) akhirnya bisa memetakan sesar aktif yang menjadi pemicu gempa bumi di Kabupaten Sumedang Jawa Barat (Jabar) pada pergantian Tahun 2024.
Pengajuan bagi penerima bantuan stimulan tahap keempat relatif cukup alot. Pengajuan sudah dilakukan sejak tahun lalu.
Di wilayah Bandung Raya, terdapat patahan atau sesar lembang yang berada di utara Kota Bandung. Sesar aktif ini berpotensi menimbulkan gempa bumi dengan skala magnitudo 6,8 hingga 7.
Masyarakat tetap harus meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan terhadap potensi gempa, tapi tak harus panik dengan berbagai informasi menyangkut prediksi potensi gempa.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved