Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
CERITA seorang seorang ibu melahirkan di pos 3 Pondok Cemara jalur pendakian Gunung Slamet dengan ketinggian 2.510 meter di atas permukaan laut (mdpl) membuat terkejut warga khususnya Desa Kutabawa, Kecamatan Karangreja, Jawa Tengah (Jateng). Apalagi kepala desa (kades), bidan, dan tenaga pendamping (naping) sehat mandiri desa.
"Kok bisa ya saya tidak mengetahui kalau Sartini hamil?" Itu adalah pertanyaan yang muncul saat bidan desa Diana Wahyu Utami mendengar kabar tersebut. Termasuk juga dengan Elfira seorang naping serta Kades Kutabawa Budiyono.
Beruntung kisah tersebut tidak berakhir tragis, ibu dan anaknya sehat. Meski demikian, bidan Diana menjadikan peristiwa tersebut sebagai cerita untuk para ibu di desa setempat. "Saya tidak tahu kalau ibu itu hamil karena tidak pernah memeriksakan diri. Juga tak datang ke posyandu. Dari pengalaman ini, saya bersama naping dan kader posyandu menggiatkan sosialisasi. Apalagi, kami harus bertanggung jawab untuk menurunkan stunting," jelasnya pekan lalu.
Baca juga: Komunitas Sobat Sehat Gelar Pogram Kemanusiaan Edukasi Pencegahan Stunting
Baginya, penurunan angka tengkes harus mulai dari remaja. Misalnya, remaja jangan nikah dini. Kemudian memberikan sosialisasi bagi para remaja yang akan menikah terutama bagaimana menjaga gizi. "Jika sudah hamil, maka perlu kontrol secara rutin. Supaya ibu dan bayinya sehat dan tidak mengalami stunting," ujarnya.
Elfira sebagai naping sehat mandiri Desa Kutabawa bersama kader posyandu aktif melaksanakan pemantauan ibu hamil dan balita. "Kegiatan posyandu yang digelar sebulan sekali tidak hanya memantau ibu hamil dan balita untuk ditimbang bobotnya, melainkan juga memberikan bantuan makanan tambahan (PMT). Jika ada ibu hamil yang berisiko tinggi dan harus dirujuk, maka kami siap mendampingi," ujarnya.
Baca juga: Wapres Yakin Target Penurunan Prevalensi Stunting Tercapai
Jadi, merujuk ibu hamil atau kontrol ke Puskesmas, merupakan salah satu upaya untuk menekan angka stunting. Salah satu kunci untuk menekan angka tengkes adalah menjaga kesehatan bumil. Peran Puskesmas atau RS menjadi penting guna memastikan pelayanan kesehatan bumil hingga kelahiran, supaya bayinya sehat.
"Ibu hamil di Purbalingga tidak khawatir biayanya kalau ke RS, kalau mereka sudah masuk Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Alhamdulillah, untuk JKN Purbalingga itu sudah universal health coverage (UHC) telah menyentuh angka 100%. Jadi, tidak ada lagi alasan untuk takut ke RS," papar Elfira.
Bagaimana dengan transportasi jika ada rujukan ke RS? Kades Kutabawa Budiyono mengatakan ibu hamil, balita, dan warga di Kutabawa tak perlu khawatir jika dirujuk ke RS. Pasalnya desa memiliki mobil siaga. "Pengadaan mobil siaga ini sangat penting guna memastikan kalau ada warga yang dirujuk, misalnya ibu yang mau melahirkan sampai ke RS dalam keadaan selamat. Desa siapkan mobilnya, lalu pihak kepala dusun menanggung sopirnya. Kemudian RT yang membiayai BBM-nya. Jadinya gotong-royong," jelasnya.
Dengan gotong-royong bersama, dari jumlah penduduk 8.700 jiwa di Desa Kutabawa, beberapa tahun lalu kasus tengkes cukup tinggi yakni 200 balita. "Tetapi 2022 lalu, angka tengkes bisa turun dan tinggal menjadi 20 balita saja. Salah satunya akses kesehatan makin mudah serta adanya akses air bersih," jelasnya.
Inovasi lainnya yang dikembangkan di Kecamatan Kalimanah. Salah satunya adalah program Bersama Ikatan Penyuluh Keluarga Berencana Purbalingga Bagikan Telur Atasi Stunting (Sambal Terasi). Program ini untuk membantu percepatan penurunan stunting di wilayah Purbalingga pada umumnya dan khususnya Kecamatan Kalimanah. Di kecamatan setempat angka stunting berada di angka 7,6%, salah satu desanya yakni Sidakangen nol kasus.
Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi blusukan mengampanyekan dan menurunkan kasus tengkes. Pendekatannya mulai dari remaja dan mendorong agar tidak menikah secara dini. Untuk ibu hamil, Pemkab Purbalingga meneruskan program Pemprov Jateng yakni Jateng Gayeng Nginceng Wong Meteng. Program jika dalam bahasa Indonesia berarti memantau orang hamil guna mencegah kasus kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) sekaligus mencegah stunting secara ini.
Bupati mengapresiasi sejumlah inovasi yang telah dilaksanakan di desa-desa. Contohnya, Desa Karangaren, Kecamatan Kutasari. "Desa setempat menjadi pilot project penurunan stunting. Kemudian dibentuk tim aksi cegah stunting (ACS) yang bekerja untuk menurunkan angka tengkes. Tim ACS ini bertugas mengelaborasi secara teknis, langkah yang harus dilakukan di bawah koordinasi tim percepatan penanggulangan stunting
(TPPS) kabupaten," ujarnya.
Bupati berpesan bagi ibu yang memiliki balita untuk diberikan ASI eksklusif selama 2 tahun. Selain itu anak juga harus rutin dibawa ke Posyandu guna memantau kesesuaian perkembangan anak, sehingga bisa deteksi dini kasus stunting.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Purbalingga Jusi Febrianto mengungkapkan di Desa Karangaren ada tiga lapisan program yang dikerjakan secara simultan. "Intervensi pertama di Posyandu. Jadi seluruh balita diberikan susu dan telur dan keluarga diberikan bibit untuk beternak lele. Kemudian yang kedua adalah intervensi di Puskesmas dengan melakukan
deteksi dini sebelum stunting. Kalau ada stunting, diberikan PMT selama dua pekan hingga sebulan," jelasnya.
Sedangkan intervensi ketiga dilaksanakan di RS. Jika di Puskesmas belum tertangani, maka rs yang melaksanakan intervensi. "Dokter spesialis RS bakal mengawasi serta pemberian pangan olahan untuk kondisi medis khusus (PKMK), yaitu PMT khusus yang hanya bisa diberikan dari RS. Setelah membaik akan dikembalikan ke Puskesmas. Ketiga intervensi inilah mampu secara efektif menurunkan angka tengkes," ujar dia.
Konsep ini, lanjut Jusi, bakal direplikasi untuk menurunkan angka tengkes di desa-desa lainnya. Di Karangaren, kasus stunting mengalami penurunan, sehingga juga menyumbang turunnya tengkes di tingkat kabupaten.
"Kasus tengkes di Purbalingga per Oktober 2023 turun menjadi 12,3% di atas target nasional yaitu sebesar 14 persen pada tahun 2024. Di Purbalingga, pada 2017 angka stunting di Purbalingga sebesar 28,4%, 2018 menjadi 26,4%. Pada 2019, turun menjadi 17,8%, kemudian menjadi 16,93% pada 2020, lalu 15,7% pada 2021. Jadi penurunan tengkes di Purbalingga cukup signifikan berkat berbagai inovasi yang dimunculkan," jelasnya.
Tahun ini, lanjut Jusi, pemkab menyediakan alat antropometri 1.067 unit dengan tujuan semua posyandu memiliki alat timbang ukur balita yang terstandar dan terkalibrasi. Peralatan ini penting untuk memantau perkembangan masing-masing balita.
Atas prestasi penurunan stunting, Pemkab Purbalingga memperoleh penghargaan yang diserahkan oleh Wapres Ma'ruf Amin selaku Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Nasional beberapa waktu lalu. Purbalingga dinilai sukses menurunkan angka stunting. Oleh karenanya, diganjar dengan insentif fiskal oleh pemerintah pusat sebesar Rp6,1 miliar.
Genderang penurunan angka tengkes di Purbalingga semakin kencang ditabuh. Bahkan, pemkab menargetkan angka stunting pada 2024 bisa di bawah 10%. Gotong-royong jadi kuncinya untuk bergerak bersama demi generasi emas Indonesia. (Z-3)
Program pencegahan dan pengendalian stunting berhasil membawa angka stunting di Jatirejo menjadi 0. 0.
Tinggi badan anak dari keluarga perokok lebih pendek 0,34 cm dibanding anak dari keluarga tidak merokok.
Joko menjelaskan, monitoring ini bukan sekedar ceremonial, tapi menjadi upaya untuk meneguhkan komitmen dan menguatkan sinergi terhadap upaya pencegahan dan percepatan penurunan stunting.
UNIVERSITAS Syiah Kuala (USK) Banda Aceh, terus meraih keberhasilan dan prestasi gemilang.
Inovasi ini berangkat dari keprihatinan atas masih tingginya angka kematian ibu, bayi, serta kasus stunting di wilayah kerja Puskesmas Sungai Rumbai pada tahun sebelumnya.
Adapun penyerahan paket PMT yang berisi telur, susu, buah, daging ayam, dan biskuit itu dikemas dalam kegiatan bertajuk ‘Menyapa dan Berbagi PMT’.
Terpilihnya Kaesang dan keterlibatan penuh Jokowi menjadi sinyal bahwa wilayah Jawa Tengah akan dijadikan pondasi baru bagi PSI
Air laut pasang (rob) diperkirakan akan mencapai puncaknya dengan ketinggian 1 meter terjadi pukul 13.00-16.00, sehingga berdampak banjir rob di sejumlah daerah di Pantura Jawa Tengah.
Pengelolaan limbah yang benar merupakan kewajiban dalam menjaga lingkungan dari potensi kerusakan, pun menjadi bagian dalam memastikan jaminan makanan halal
Gelombang tinggi di perairan selatan Jawa Tengah berkisar 2,5-4 meter cukup berisiko terhadap aktivitas pelayaran.
Gelombang tinggi berkisar 2,5-4 meter juga masih berlangsung di perairan selatan Jawa Tengah dan ketinggian gelombang 1,25-2,5 terjadi di perairan utara terutama Karimunjawa.
Menteri Koperasi (Menkop) Budi Arie Setiadi menegaskan bahwa persiapan peluncuran program Kopdes/ Kel Merah Putih ini telah mendekati finalisasi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved