Headline

Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.

Fokus

Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.

Bangun Pesantren Hayya Alash Sholaah dan Masjid Hayya Alal Falah, Fakta Shiddiqiyyah Jadi Benteng NKRI 

Selamat Saragih
13/10/2023 22:56
Bangun Pesantren Hayya Alash Sholaah dan Masjid Hayya Alal Falah, Fakta Shiddiqiyyah Jadi Benteng NKRI 
Pesantren Hayya Alash Sholaah dan Masjid Hayya Alal Falah di Desa Karangpapak, Kecamatan Pelabuhan Ratu, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.(MI/HO)

MOMEN bersejarah akan tiba pada Minggu (15/10) di Pesantren Hayya Alash Sholaah dan Masjid Hayya Alal Falah, di Desa Karangpapak, Kecamatan Pelabuhan Ratu, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. 

Saat peresmian masjid tersebut, pesantren itu akan menjadi salah satu benteng penjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Ini adalah momen yang penuh semangat, dihadiri berbagai tokoh masyarakat terkemuka.

Peresmian pesantren ini akan dihadiri para pejabat militer dan ulama nasional yang akan memberikan dukungan dan doa. Diharapkan pesantren ini menjadi penjaga NKRI dan imam perdamaian dunia. 

Baca juga: Presiden Amanahkan Menag Dorong Kemandirian Pesantren

Lebih dari sekadar pusat pendidikan agama, Pesantren Hayya Alash Sholaah juga menjadi lambang persatuan, perdamaian, dan cinta pada tanah air Indonesia. 

Ketua Panitia Peresmian Pesantren Hayya Alash Sholaah dan Masjid Hayya Alal Falah, Haryo Sumantri, menjelaskan, pesantren itu dibangun dengan tujuan luhur yakni menjadi benteng NKRI. 

"Tidak hanya itu, pesantren ini juga akan mencetak generasi muda yang memiliki cinta pada tanah air dan NKRI," jelas Haryo Sumantri.

Baca juga: Hari Santri 2023 Usung Tema Jayakan Negeri dengan Jihad Intelektual di Era Transformasi Digital

Tentu ada konsep yang diikuti yakni konsep tiga benteng negara. Sebagaimana disampaikan dalam buku "Cita-Cita Perjuangan" karya Abu Hanifah, konsep tiga benteng negara itu mencakup kaum thoriqoh, pesantren, dan musala yang mengajarkan cinta tanah air.

Pesantren dengan lahan seluas lima hektare ini dibangun warga thoriqoh Shiddiqiyyah secara mandiri tanpa bantuan luar. Hal ini tentunya mencerminkan semangat gotong royong dan cinta tanah air yang mendalam.

Ketua Bidang Kajian Kebangsaan PCTA Indonesia, Edi Setiawan, mengharapkan pembangunan Pesantren Hayya Alash Sholaah dan Masjid Hayya Alal Falah ini akan turut membentengi NKRI. 

"Ini juga sesuai dengan fakta sejarah sebagaimana yang disebutkan dalam buku 'Cita-Cita Perjuangan'," ungkapnya.

Sementara itu, Joko Herwanto menjelaskan pesantren tersebut mulai dibangun dengan peletakan batu pertama pada 2019 dan dibiayai secara mandiri oleh warga thoriqoh Shiddiqiyyah tanpa membuat proposal.. 

"Jika ditotal semua anggaran yang digunakan untuk pembangunan ini hampir mencapai Rp8 miliar. Dengan semangat gotong royong dan cinta tanah air Indonesia tanpa membuat proposal-proposal, secara ikhlas kami persembahkan pesantren dan masjid ini untuk bangsa dan NKRI," lanjutnya.

“Kami mengundang Bapak Panglima TNI Laksamana Yudo Margono dan Bapak KH Said Aqil Siroj. Semoga beliau bisa  hadir dalam peresmian Pesantren Hayya Alash Sholaah dan Masjid Hayya Alal  Falah di Pelabuhan Ratu. Undangan sudah beliau terima,” jelas Haryo Sumantri. (Z-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya