Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
PELATIHAN LOVE (Living Our Values Everyday) dalam penguatan nilai-nilai inklusi sosial keagamaan untuk guru-guru pendidikan agama oleh Maarif Institute telah memasuki pada pertemuan yang ke-3. Setelah pelatihan di Malang dan Bekasi, Saat ini, Rabu (13/09) Maarif Menggelar Pelatihan LOVE di Lamongan.
Bertempat di Tanjung Kodok Beach Resort Lamongan, Pelatihan ini digelar seperti pada pelatihan sebelumnya; selama tiga hari. Sejak Rabu 13 September sampai Jumat 15 September 2023.
Kegiatan Ini tetap melibatkan 20 Peserta Pelatihan yang notabene adalah Guru Agama di Lembaga Sekolah Menengah Atas (SMA/MA) dan Kejuruan (SMK) dengan klasifikasi Lintas agama dan lintas organisasi keagamaan. Ada dari unsur Muhammadiyah, NU, Penghayat Kepercayaan, Katolik, dan Protestan.
Baca juga: Penggusuran Masyarakat Rempang Bukti Pemerintah Gagal Laksanakan Mandat Konstitusi
Pelatihan dibuka dengan sambutan Direktur Eksekutif Maarif Institute; Abd Rohim Ghazali yang menjelaskan bahwa pelatihan ini dilaksanakan di Lamongan bukan tanpa alasan tapi berdasarkan hasil riset tentang kondisi Lamongan. Pelatihan ini di samping menjadi perwujudan dari gagasan Buya Syafii Maarif tentang Keislaman, Keindonesiaan dan Kemanusiaan, yang menjadi tiga matra integral, pelatihan ini juga mencoba membuka cakrawala berpikir yang bisa menerima perbedaan sebagai rahmat, bukan sebagai ancaman.
"Manusia saling memusuhi karena ketidak saling tahuan dan pemahaman sebagaimana pepatah annasu a'daau ma jahiluu, manusia cenderung memusuhi apa yang tidak/belum diketahuinya. Di pelatihan ini, dalam waktu tiga hari, bapak ibu yang mungkin selama ini memiliki perbedaan agama dan mazhab, dipertemukan untuk saling mengenal, dan saling memahami,” terangnya.
Baca juga: Aparat Gusur Paksa Warga di Pulau Rempang, Ini Seruan Komnas HAM
Hal ini sejalan dengan apa yang disampaikan oleh Moh. Shofan dalam pengantar pembukaan pelatihan ini. Ia menjelaskan bahwa tiga dosa besar dalam pendidikan yang berupa intoleransi, kekerasan seksual dan perundungan/bullying adalah hal-hal yang sejatinya harus dipaksa hilang dari diri sendiri terlebih dahulu, baru disebar luaskan.
Ia menegaskan bahwa pendidikan adalah investasi kemanusiaan yang memberikan ruang-ruang keterbukaan dalam aspek afektif, moralitas, spiritualitas dan sensitivitas. Sehingga ukurannya bukan nilai dan prestasi, unggul dan rendah, tetapi kedalaman pemikiran, kepekaan terhadap lingkungan sosial keagamaan dan kemanusiaan.
Shofan juga menegaskan bahwa pemilihan Lamongan bukan tanpa alasan, ia menyinggung kasus perundungan dalam pendidikan yang baru-baru ini terjadi justru menjadi afirmasi bahwa penting untuk membuat pelatihan LOVE bagi guru agama di Lamongan.
Sesi pertama mengawali pelatihan ini adalah seminar yang menjadi bagian dari rangkaian pelatihan. Narasumber yang hadir dalam seminar adalah KH. Farid Dhofir, Lc. M.Si. Ia menjelaskan bagaimana relasi sosial keagamaan itu harus ada keterbukaan yang mana sejalan dengan sirah-sirah atau kisah-kisah para sahabat yang berdampingan dengan non-muslim atau para pendeta di masa-masa islam pasca Nabi Muhammad.
Sedangkan pemateri kedua yaitu Dr. Piet H. Khaidir, direktur Sekolah Tinggi Ilmu Al-Quran dan Sains. Ia menjelaskan bahwa relasi inklusivitas dalam agama dan keragaman harus memiliki power marketing yang jelas dan termanagement. Ia menjelaskan bagaimana para agamawan, penda'i dan khususnya guru harus berperan aktif dalam perkembangan teknologi dan sosial media. Apalagi dalam konteks dakwah dan lain sebagainya.
Narasumber ketiga, dosen dari Universitas Muhammadiyah Lamongan, Ali Zulfikar, M.A yang memaparkan hasil risetnya tentang adanya ketersinggungan dan pemendaman luka akibat kekerasan seksual yang bukan oleh orang lain sebagai pelakunya, melainkan orang terdekat, sampai ke gurunya.
Seminar ini berjalan dengan sangat lancar, bahkan mengundang antusias peserta pelatihan. Seminar yang dimoderatori oleh Imroatul Munawarah ini menyampaikan pesan bahwa perbedaan itu dapat dicairkan dengan perjumpaan dan komunikasi dialogis sehingga mengurangi dan bahkan menghilangkan kecurigaan dan permusuhan di antara umat beragama, khususnya dalam dunia pendidikan. (RO/Z-7)
Program HOME hadir di 13 titik yang tersebar dari Aceh hingga Maluku, termasuk Aceh, Jabodetabek, Jawa Barat, Yogyakarta, Jawa Timur, dan Maluku.
Alasan Gi-hun mengalah pada anak Jun-hee di Squid Game Season 3 menyentuh hati. Ending penuh makna yang menggambarkan harapan dan kemanusiaan
Perayaan Idul Adha 1446 Hijriah menjadi ajang memperkuat nilai-nilai kemanusiaan dan kebersamaan
Mendukung Palestina bukanlah pilihan ideologis sempit, tetapi ekspresi dan pengejawantahan dari amanat konstitusi.
Ia mengatakan akar masalah konflik di Papua sangat kompleks sehingga harus diurai satu per satu mulai dari aspek kemanusiaan.
PENDIRI Universitas Malahayati dan Ketua Pembina YATBL Rusli Bintang angkat bicara di tengah kisruh internal yang terus bergulir di kampus yang didirikan lebih dari tiga dekade lalu.
Akidah Kuat Sejak Dini? Ini Rahasianya! Tanamkan akidah sejak dini! Tips praktis membentuk pondasi iman kuat pada anak. Mulai sekarang untuk generasi berakhlak mulia! Klik di sini!
MK berpandangan pendidikan nasional harus dilaksanakan secara demokratis dan berkeadilan sembari tetap menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, kultural, kemajemukan bangsa.
Menag Nasaruddin Umar bertemu dengan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti membahas percepatan proses pendidikan profesi guru.
Kemenag sedang menyusun Rancangan Peraturan Menteri Agama (RPMA) tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan Agama di Sekolah yang saat ini tengah dalam tahap harmonisasi.
PENDIDIKAN keagamaan dinilai sama-sama dibutuhkan untuk anak usia dini
DALAM sepekan terungkap kasus-kasus kekerasan fisik dan seksual yang terjadi di lingkup pendidikan pondok pesantren
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved