Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Bappeda Jawa Timur Siap Kembangkan Korporasi Petani

Media Indonesia
08/9/2023 12:03
Bappeda Jawa Timur Siap Kembangkan Korporasi Petani
Direktur Polbangtan Malang, Setya Budhi Udrayana (ke-2 kanan)(dok ist)

PERTANIAN merupakan sektor yang terbukti paling bertahan dan tetap tumbuh saat Covid 19. Hal ini menandakan sektor pertanian dapat bertahan pada kondisi apapun.

Di sisi lain, kondisi rata-rata kepemilikan lahan petani yang minim, usaha pertanian hanya dilakukan di hulu,  atau dilakukan secara sendiri-sendiri sehingga menjadikan sektor pertanian rawan terhadap goncangan.

Arahan Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo bahwa pertanian harus mampu memberikan jaminan pangan bagi seluruh rakyat, diamini dan dijalankan oleh seluruh jajarannya.

Hal tersebut digarisbawahi oleh Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDM) Kementerian Pertanian RI  Dedi Nursyamsi bahwa banyak petani yang masih melakukan usaha secara sendiri-sendiri sehingga menjadikan posisi tawar rendah. Serta sulit untuk pengembangan usaha pertanian yang lebih besar.  

"Penumbuhan korporasi menjadi sangat penting karena pengelolaan usaha tani dilakukan mulai hulu sampai hilir dan pengelolaan manajemen usaha berbasis korporasi," kata Dedi Nursyamsi.

Guna menghadapi tantangan tersebut, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Pemerintah Provinsi Jawa Timur mengadakan koordinasi pengembangan kawasan agro berbasis korporasi pada Badan Koordinasi Wilayah (Bakorwil) V Jember,  Rabu (6/9).

Pertemuan yang dihadiri oleh perwakilan Bappeda dan dinas pertanian dari tujuh kabupaten/kota, diharapkan dapat mendorong kesejahteraan petani melalui peningkatan ketahanan pangan dan daya saing di bidang pertanian melalui korporasi.

Hadir sebagai narasumber antara lain Dekan Fakultas Pertanian Universitas Jember Prof Soetriono dan Direktur Polbangtan Malang, Setya Budhi Udrayana yang menyampaikan materi tentang 'Sinergi Konsep dan Capaian Progres Program YESS dalam Mendukung Pengembangan Kawasan Agro Berbasis Korporasi.'

"Berdasarkan lesson learn, Program YESS dan pembentukan dan pengembangan Korporasi Petani memang bukan pekerjaan yang mudah," kata Udrayana yang akrab disapa Uud yang hadir didampingi Project Manager Program YESS Jatim, Acep Hariri dalam keterangannya, Jumat (8/9).

Kendati demikian, katanya, dengan konsolidasi para petani, peningkatan kualitas SDM petani dan jaminan oleh offtaker serta dukungan penuh dari semua pemangku kepentingan, maka mimpi besar korporasi petani dapat diwujudkan.

baca juga: Peningkatan Produktitivas Rerata Demplot CSA Jateng Capai 0,76 Ton per Hektar Gabah Kering Panen

Menurut Uud, penumbuhan korporasi petani sangat diperlukan agar petani memiliki posisi tawar dan tertarik pada sektor pertanian karena pendapatan yang sangat menjanjikan.

"Adanya offtaker akan memberikan kepastian pasar sehingga petani akan fokus pada usaha tani agar hasilnya sesuai dengan yang dibutuhkan pasar," lanjutnya.

Uud menambahkan pengawalan dan pendampingan pada korporasi petani sangat perlu dilakukan, mulai dari awareness, pelatihan, magang di offtakers maupun pemecahan masalah yang dihadapi oleh petani.

"Menggabungkan petani memang sulit tetapi dengan semangat pendampingan pasti akan tercapai," katanya.

Menurut Uud, sampai saat ini koperasi milenial pada Program YESS telah terbentuk dan sudah melakukan kerjasama dengan berbagai offtakers antara lain Paskomnas Indonesia, PT Cargill dan offtakers lain.

"Masih sangat diperlukan dukungan dari berbagai pihak untuk pengembangan petani muda, karena korporasi yang akan dibangun petani milenial diharapkan menjadi lokomotif penggerak pertanian. Sehingga mampu memberikan manfaat bagi pelaku di sektor pertanian," pungkasnya. (N-1)

 

 

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya