Headline

Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

Kembangkan Biomassa Kurangi Batu Bara Menuju Nol Emisi 2060

Ardi Teristi Hardi
06/9/2023 21:10
Kembangkan Biomassa Kurangi Batu Bara Menuju Nol Emisi 2060
Supono menuntun sapinya melewati kebun indigovera. Tanaman indigovera bisa menjadi biomassa pengganti batu bara untuk listrik.(MI/Ardi Teristi Hardi)

SUPONO, (50 tahun) pulang ke rumah dengan perasaan gembira. Seekor sapinya yang dituntunnya dapat pulang ke kandang dalam keadaan kenyang. Ketika melewati kebun indigovera, sapinya pun terlihat masih saja melahap dedaunan indigovera di sepanjang jalan yang dilalui.

"Sapi saya senang dengan indigovera. Proteinnya juga tinggi dan mudah dicerna," kata Supono kepada Media Indonesia, Selasa (5/8) siang.

Ia mengaku, pada musim kemarau seperti ini, sulit mencari pakan sapi. Bahkan sehari ia bisa membelanjakan lebih dari Rp100 ribu untuk membeli pakan sapi seperti daun jagung atau daun kolonjono, untuk tiga ekor sapinya.

Di Gunungkidul, lanjut dia sudah biasa dengan istilah jual sapi untuk sapi atau jual kambing untuk kambing saat musim kemarau panjang. Artinya peternak harus menjual salah satu dari hewan ternak mereka untuk membeli pakan bagi ternak yang lain.

Hal yang sama juga disampaikan Rasyid (43 tahun). Pemilik empat ekor kambing ini bersyukur di desanya kini ada tanaman indigovera yang disukai kambing-kambingnya.

Pasalnya selama musim kemarau ia harus banyak mengeluarkan uang untuk membeli pakan ternak untuk empat ekor kambingnya. "Sehari beli dua ikat pakan untuk satu kambing. Harganya Rp10 ribu perikat," papar dia.

Kepala Dusun Ngrejek Wetan, Narsiko (43 tahun) menceritakan tanaman indigovera yang ada di dusunnya tersebut baru berusia 6 bulan. Tanaman itu mulai ditanam pada 14 Maret 2023. Dan Selasa 5 September 2023, pertama kalinya pemanenan cabang-cabang dan daun-daunnya (pruning). Daun-daun itulah kemudian dijadikan pakan ternak.

"Di dusun kami, sekitar 85 persennya memiliki ternak di rumah. Warga sangat senang dengan tanaman ini karena bisa untuk pakan ternak dan mudah perawatannya," kata Narsiko.

Mereka pun dengan senang hati ikut merawat tanaman yang ditanam oleh PLN tersebut. Setiap enam bulan pemanenan cabang-cabangnya bisa dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pakan ternak warga. Setelah pohon berusia sekitar 1,5 tahun, batangnya akan dimanfaatkan untuk biomassa bagi PLN sebagai pengganti baru bara.

Direktur SDM dan Administrasi PT PLN Energy Primer Indonesia, Bagus Setiawan menargetkan, 50.000 pohon jenis Caliandra dan Indigovera
ditanam di Kalurahan Gombang dan Karangasem. Dua jenis tanaman itu sangat tepat untuk dijadikan bahan penyedia energi alternatif, pakan ternak, dan penghijauan lingkungan.

Caliandra dan Indigovera juga cocok ditanam di Gunungkidul karena tidak membutuhkan banyak air. Pihaknya menyuplai pupuk organik FABA dari PLTU Pacitan dan PLTU Adipala agar tanaman tumbuh dengan lebih baik.

Bagus Setiawan menyebutkan batang dari tanaman tersebut merupakan biomassa yang dapat dimanfaatkan untuk pengganti batu bara seperti di PLTU Pacitan. PLN secara perlahan mengganti batu bara dengan biomassa.

"Kita akan memenuhi kebutuhan 23% biomassa dan 77% batu bara. Targetnya bisa tercapai 2025 karena target net zero emission maksimal 2060," terang Bagus.

Program biomassa di Gunungkidul menjadi proyek percontohan untuk dikembangkan di daerah-daerah lain.

baca juga: Indonesia Angkat Isu Energi Hijau di ASEAN

Ia menegaskan, pihaknya akan terus mengawal program ini. Artinya, masyarakat tidak hanya diajak menanam, tetapi juga didampingi untuk merawat hingga tanaman yang mereka tanam bisa bermanfaat untuk pakan ternak dan biomassa untuk PLTU milik PLN.


Keterlibatan Masyarakat

Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Sri Sultan HB X mengapresiasi upaya penanaman dan penyemaian program biomassa yang melibatkan masyarakat. Masyarakat juga bisa memanfaatkan area tanaman untuk menanam tanaman tumpangsari sehingga bisa meningkatkan kesejahteraan mereka. "Keterlibatan masyarakat membuat ekonomi mereka bisa terbantu," kata Sri Sultan HB X.

Direktur Biomassa PLN Energi Primer Indonesia, Antonius Aris Sudjatmiko saat bertemu dengan Sri Sultan HB x di Kompleks Kepatihan, 23 Agustus 2023 menyatakan proyek biomassa yang dikembangkan bersama Pemda DIY ini juga memenuhi aspek environmental.

Pasalnya, selain mengurangi lahan kritis dan tandus, program ini juga bisa mengurangi penggunaan batubara pada pembangkit listrik karena dapat digantikan dengan energi biomassa. Aris menambahkan sebagai energi terbarukan, penggunaan biomassa pada pembangkit listrik diperkirakan mampu mengurangi penggunaan batubara sekitar 5%-10%. Hal ini tentu juga sebagai cara untuk mendukung penurunan emisi.

Ia menyebut keterlibatan masyarakat untuk menanam dan memanfaatkan tanaman pakan ternak juga telah memenuhi aspek kesejahteraan sosial dan ekonomi masyarakat setempat.

"Kami perkirakan biomassanya (batang-batang pohonnya) baru bisa dipanen untuk pertama kalinya pada akhir 2024 atau awal 2025," papar Aris.

Ia melanjutkan  dalam aspek ekonomi kerakyatan, PLN berkomitmen membangun ketahanan energi berbasis keterlibatan masyarakat. Program ini juga mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pertumbuhan ekonomi daerah, terutama masyarakat petani dan peternak, khususnya di Gunungkidul. "PLN untuk terus berupaya mendorong transisi energi untuk Indonesia yang lebih baik," pungkasnya. (N-1)

 

 

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya