Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
PELUANG hujan di masih jauh, kesulitan air bersih warga di berbagai daerah di Jawa Tengah semakin dirasa berat. Sehingga warga harus bersabar menunggu kucuran bantuan air bersih dari berbagai pihak.
"Hasil monitoring Hari Tanpa Hujan (HTH) dan Analisis Curah Hujan peluang turun hujan pada dasarian I dan III bulan September 2023 kurang dari 10 milimeter (mm) untuk seluruh wilayah Jawa Tengah," kata Koordinator Informasi dan Observasi pada Stasiun BMKG Meteorologi Ahmad Yani Semarang Giyarto, Rabu (6/9).
Sedangkan dasarian II September kurang dari 50 mm, lanjut Giyarto, serta pada dasarian I Oktober pada umumnya kurang dari 20 mm, kecuali pegunungan Dieng dan pegunungan Ungaran dapat mencapai kurang 50 mm.
Baca juga: Kekeringan, Krisis Air Bersih dan Karhutla di Pantura Jateng Meluas
"Agustus lalu malahan sebagian besar wilayah Jawa Tengah masuk kriteria sangat panjang yaitu 31-60 hari tanpa hujan," imbuhnya.
Sementara itu, kesulitan air bersih dirasakan warga di berbagai daerah di Jawa Tengah. Seperti warga Desa Kalirejo, Kecamatan Undaan, Kabupaten Kudus selama sepuluh hari tidak mendapat kiriman bantuan air bersih.
"Untuk memenuhi kebutuhan kami beli atau cari tempat yang jauh," ujar Ratno,36, warga setempat.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pati Martinus Budi Prasetya mengungkapkan, di daerahnya kekeringan juga semakin meluas. Sebanyak 37.114 jiwa warga di sembilan kecamatan mengalami krisis air bersih, sehingga bantuan terus digelontorkan untuk mengatasi kesulitan
warga tersebut.
Wilayah terlanda kekeringan terus meningkat, ungkap Martinus Budi Prasetyo, dari sebelumnya lima kecamatan menjadi sembilan kecamatan terlanda kekeringan yakni Jaken, Kayen, Pucakwangi, Winong, Jakenan, Bagus, Tayu, Tambakromo, Sukolilo.
"Ada 7.949 keluarga di 30 desa mengalami krisis air bersih," imbuhnya.
Kepala pelaksana BPBD Grobogan Endang Sulistyoningsih mengungkapkan, luas wilayah terlanda kekeringan meningkatkan di daerah ini, pada hari sebelumnya masih 15 kecamatan tetapi saat ini meluas di 18 kecamatan alami krisis air bersih, sehingga bantuan didistribusikan telah disalurkan mencapai 1,5 juta liter.
"Kami terus bahu membahu untuk memenuhi kebutuhan air bersih warga, setiap hari bantuan dari Pemkab Grobogan, Kepolisian, TNI, PMI, organisasi, relawan hingga swasta terus disalurkan karena kondisi dirasakan berat," kata dia. (Z-10)
Warga eks Timor Timur Terdampak Kekeringan
Dampak kemarau panjang menimbulkan kekhawatiran terhadap krisis pangan
Masa tanggap darurat bencana kekeringan di Majalengka akan berakhir Selasa (31/10).
Untuk mengatasi kekeringan, sebagian petani bahkan harus merogoh uang untuk membeli air.
Bencana pertanian itu terjadi di tiga kecamatan.
Saat ini pihaknya masih rutin melakukan distribusi air bersih ke Kelurahan Argasunya. Hingga kini masyarakat di sana masih membutuhkan air bersih
rumah adat Jawa Tengah yang dikelompokkan menjadi lima macam, termasuk joglo yang paling terkenal karena keunikan arsitekturnya
senjata tradisional Jawa Tengah sebagai warisan perjuangan bernilai filosofi tinggi dan kini masih bisa ditemukan di kalangan masyarakat Jawa
tarian Jawa Tengah yang merepresentasikan tentang berbagai macam kisah yang dibalut dalam pertunjukan seni menarik
pakaian adat Jawa Tengah yang terdiri dari berbagai jenis pakaian dan aksesoris, sering digunakan dalam upacara resmi dan mengandung filosofi mendalam
Di Jawa Tengah terdapat banyak makanan khas yang selalu menjadi favorit wisatawan. Bahkan, makanan khas Jawa Tengah ini juga sudah banyak di jual di luar wilayahnya.
Letak geografis yang beragam menjadi salah satu penentu keragaman bahan pangan yang lantas dioleh menjadi panganan khas wilayah setempat.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved