Bacaan Surat Al-Insyirah Beserta Arti dan Kandungannya

SURAT Al-Insyirah dikenal dengan sebutan Asy-Syarh atau Surah Alam Nasyrah. Dalam bahasa Arab dan Latin, merupakan surat ini adalah salah satu dari 114 surah yang terdapat dalam Al-Qur'an.

Surat ini terdiri dari 8 ayat dan merupakan surat ke-94 dalam urutan mushaf Al-Qur'an. Kandungan dari Surat Al-Insyirah mengandung pesan yang berasal dari Allah, menyampaikan bahwa setiap kesulitan yang dihadapi oleh manusia akan diiringi oleh kemudahan. 

Pesan ini sesuai dengan arti nama surat ini, yang secara harfiah berarti "kelapangan" atau "penyelapan". Surat ini juga memiliki sebutan lain yaitu Asy-Syarh, yang bermakna "melapangkan".

Baca juga: Doa setelah Membaca Surat Al Waqiah

Surat Al-Insyirah ini termasuk dalam golongan surah-surah pendek Al-Qur'an dan terletak dalam Juz 30 atau Juz 'Amma. 

Ayat-ayat surat ini diturunkan ketika Nabi Muhammad masih berada di Makkah sebelum melakukan hijrah ke Madinah. Pada saat itu, beliau sedang menghadapi perlawanan yang kuat dari suku Qurays. 

Baca juga: Surat Al-Baqarah Berisi Perintah, Tata Cara dan Makna Puasa Ramadan

Oleh karena itu, Allah SWT menguatkan hati Nabi Muhammad dan memberinya keteguhan dalam menghadapi tantangan berat dalam menyebarkan ajaran tauhid.

Melalui pesan yang terkandung dalam Surat Al-Insyirah, Allah SWT memberikan dorongan kepada Nabi Muhammad untuk tetap optimis dan penuh semangat dalam menyebarkan ajaran tauhid kepada umat manusia. 

Dalam situasi yang sulit dan penuh tantangan, surat ini menjadi pengingat bahwa setiap kesulitan akan diikuti oleh kemudahan yang Allah berikan.

Surat Al Insyirah Latin dan Arab ayat 1-8 beserta Arti Bacaan surat Al Insyirah dalam tulisan latin, arab, beserta artinya adalah sebagai berikut: 

1.    أَلَمْ نَشْرَحْ لَكَ صَدْرَكَ 
a lam nasyraḥ laka ṣhadrak
 Artinya: "Bukankah Kami telah melapangkan dadamu (Nabi Muhammad),"

2.    وَوَضَعْنَا عَنكَ وِزْرَكَ 
wa waḍha’nā ‘anka wizrak
 Artinya: "meringankan beban (tugas-tugas kenabian) darimu."

3.    ٱلَّذِىٓ أَنقَضَ ظَهْرَكَ 
alladżī angqaḍa ẓahrak 
Artinya: "yang memberatkan punggungmu,"

4.    وَرَفَعْنَا لَكَ ذِكْرَكَ 
wa rafa’nā laka dżikrak 
Artinya: "dan meninggikan (derajat)-mu (dengan selalu) menyebut-nyebut (nama)-mu?"

5.    فَإِنَّ مَعَ ٱلْعُسْرِ يُسْرًا 
fa inna ma’al-‘usri yusrā 
Artinya: "Maka, sesungguhnya beserta kesulitan ada kemudahan." 

6.    إِنَّ مَعَ ٱلْعُسْرِ يُسْرًا 
inna ma’al-‘usri yusrā 
Artinya: "Sesungguhnya beserta kesulitan ada kemudahan." 

7.    فَإِذَا فَرَغْتَ فَٱنصَبْ
 fa idżā faraghta fanṣhab 
Artinya: "Apabila engkau telah selesai (dengan suatu kebajikan), teruslah bekerja keras (untuk kebajikan yang lain)." 

8.    وَإِلَىٰ رَبِّكَ فَٱرْغَب 
wa ilā rabbika farghab 
Artinya: "dan hanya kepada Tuhanmu berharaplah!"

Surat Al-Insyirah, dalam ayat-ayat pertamanya hingga yang kedelapan, menunjukkan bahwa Allah dengan kemurahan-Nya memberikan keringanan dan ketenangan untuk mendampingi Nabi Muhammad SAW dalam menghadapi berbagai kesulitan di Mekkah. 

Secara ringkas, surah ini menggambarkan bahwa Nabi Muhammad SAW dan kaum Muslim pada saat itu diberikan kesejahteraan dalam hati dan jalan keluar oleh Allah SWT ketika mereka dihadapkan pada tekanan dari orang-orang musyrik. 

Misalnya, ayat pertama dan kedua menjelaskan tentang penetapan Allah yang telah melebarkan hati Nabi Muhammad dengan sifat-sifat kenabian dan keutamaan lainnya untuk menjaga kesucian-Nya.

Pada ayat ketiga, Allah mengangkat kesulitan dan penderitaan yang dialami oleh Nabi Muhammad selama menjalankan misi kenabian, dan menggantikannya dengan kenikmatan. Allah juga memuliakan Nabi Muhammad dengan menyebutkan nama-Nya. Di ayat-ayat berikutnya, Allah menggarisbawahi bahwa setiap kesulitan akan diikuti dengan kemudahan. 

Salah satu bentuk kemudahan yang mendampingi perjuangan berat Rasulullah SAW saat berdakwah di Makkah adalah masuknya tokoh-tokoh besar Qurays seperti Hamzah dan Umar bin Khaṭṭab ke dalam agama Islam.

Dalam konteks perjuangan Nabi Muhammad yang dihadapkan pada perlawanan yang kuat dari musyrikin, akhirnya beliau dan pengikutnya meraih kemenangan. Sejarah mencatat bahwa sekitar delapan tahun setelah hijrah Nabi ke Madinah, umat Islam berhasil mengalahkan orang-orang kafir Qurays dalam peristiwa Fathu Makkah.

Ayat ketujuh dalam Surat Al-Insyirah memerintahkan untuk tetap berusaha keras setelah menyelesaikan suatu urusan. Beberapa ahli tafsir menyatakan bahwa ini mengacu pada doa dan ibadah yang dilakukan Nabi Muhammad setelah berdakwah, atau menjalankan urusan akhirat setelah perkara dunia selesai. 

Quraish Shihab dalam Tafsir Al-Mishbah (2005) mengartikan ayat ini sebagai arahan agar setiap Muslim tidak menyia-nyiakan waktu, sehingga setelah menyelesaikan suatu pekerjaan, mereka harus segera beralih ke urusan berikutnya.

Surat Al-Insyirah ditutup dengan perintah Allah agar Nabi Muhammad selalu menaruh harapan besar pada rahmat dan ridha-Nya. 

Ayat kedelapan menekankan agar Nabi Muhammad hanya berharap kepada keridhaan Allah semata. Karena dalam amal ibadah dan kesederhanaan diri, tujuannya hanya mengarah kepada-Nya.

Manfaat dan Keutamaan dari Surat Al-Insyirah adalah banyak, seperti memberikan kelapangan dalam hidup, kemudahan dalam mencari rezeki, dan ketenangan dalam hati. Kapan waktu yang tepat untuk membaca surat ini adalah saat menjalankan shalat fardhu, terutama pada rakaat pertama dan kedua, atau saat shalat sunnah. 

Karena hanya terdiri dari delapan ayat, surah ini mudah dihafal dan dapat dibaca saat shalat oleh mereka yang belum menghafal banyak ayat Al-Quran.

Rasulullah SAW sering membaca Surat Al-Insyirah di rakaat pertama shalat fajar, diikuti oleh Surah Al-Fill pada rakaat kedua. 

Surat ini juga dikenal sebagai bacaan yang cocok ketika menghadapi kesulitan, dan isi surat ini dapat memberikan inspirasi ketika menghadapi situasi krisis.

Dalam kesimpulannya, Surat Al-Insyirah mengandung pesan tentang pemberian keringanan dan kemudahan Allah dalam menghadapi kesulitan, serta perintah untuk selalu berharap pada rahmat-Nya. 

Surah ini memiliki manfaat dan keutamaan yang dapat membimbing seorang mukmin dalam kehidupan sehari-hari dan dalam ibadahnya. (Z-10)