Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
EMPAT rusa sambar (Cervus unicolor) dilepasliarkan di lanskap Semenanjung Kampar, Riau, untuk memitigasi konflik manusia dengan harimau sumatra. Selain itu, pelepasliaran empat rusa yang terdiri dari dua betina dan dua jantan merupakan upaya pengayaan ketersediaan pakan harimau sumatra di kawasan cukup tinggi potensi konflik satwa dilindungi itu dengan manusia.
Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau Genman Suhefti Hasibuan mengatakan kegiatan pelepasliaran empat rusa sambar bertepatan dengan Hari Konservasi Alam Nasional (HKAN). "Tepat di Hari Konservasi Alam Nasional pada 10 Agustus 2023, keempat rusa dilepasliarkan ke habitat alami dengan harapan ada perbaikan keseimbangan rantai makanan pada lokasi tersebut sebagai bagian upaya mitigasi interaksi negatif manusia dengan harimau sumatra," kata Genman, Jumat (11/8).
Kronologi pelepasliaran empat rusa sambar itu bermula pada 24 Mei 2023 BBKSDA Riau menerima surat dari masyarakat Hasan alias Abeng yang beralamat di Selat Panjang, Kabupaten Kepulauan Meranti, Provinsi Riau. Abeng menyampaikan niatnya untuk menyerahkan empat rusa sambar kepada BBKSDA Riau karena tidak melanjutkan pengurusan izin penangkaran rusa yang pernah diajukan kepada BBKSDA Riau. "Hal itu setelah Abeng mendapatkan pembinaan dan penyadartahuan hukum terkait dengan kepemilikan satwa liar yang dilindungi dari Ditreskrimsus Polda Riau dan Balai Besar KSDA Riau," jelas Genman.
Baca juga: Bea Cukai Sidoarjo Musnahkan 794 Ribu Batang Rokok Ilegal
Segera setelah proses serah terima rusa tersebut, Balai Besar KSDA Riau bekerja sama dengan Restorasi Ekosistem Riau (RER PT Gemilang Cipta Nusantara) untuk melakukan evakuasi ke lokasi rencana pelepasliaran dengan pendampingan tim medis yang ketat agar tidak mengalami stres yang berlebihan. "Berdasarkan pengakuan dari Hasan alias Abeng kepada tim Balai Besar KSDA Riau bahwa satu di antara empat ekor rusa tersebut merupakan keturunan dari indukan yang dia pelihara sejak 2013," jelas Genman.
Ia menerangkan, pelepasliaran rusa tersebut dilakukan setelah melalui proses habituasi oleh tim medis di sekitar lokasi pelepasliaran. Upaya ini selain untuk mengembalikan rusa ke habitat alaminya juga dimaksudkan dalam rangka memitigasi konflik manusia dengan harimau sumatra di lanskap Semenanjung Kampar melalui upaya pengayaan ketersediaan pakannya atas rekomendasi pakar dari Universitas Gajah Mada yang melakukan penelitian beberapa waktu lalu.
Baca juga: Investasi Capai Rp1,2 Triliun, Kementerian PUPR dan Australia Bangun IPAL Sei Selayur
"Manajemen Restorasi Ekosistem Riau (RER PT Gemilang Cipta Nusantantara) menyampaikan apresiasi kepada Balai Besar KSDA Riau yang melakukan pelepasliaran rusa di cakupan wilayah kerjanya," jelas Genman. Ia mengungkapkan proses evakuasi hingga pelepasliaran dimulai pada 21 Juli 2023 dan 2 Agustus 2023 yang dilakukan rapat awal rencana pemindahan atau translokasi rusa sambar, baik secara secara offline dan online. Selanjutnya, pada 3 Agustus 2023, tim berangkat menuju Selat Panjang, Kabupaten Kepulauan Meranti, dan sesampainya di lokasi tim dokter hewan langsung melakukan pemeriksaan kondisi satwa rusa sambar. "Empat rusa sambar terdiri dari dari dua betina dewasa, satu jantan remaja atau anakan, dan satu jantan dewasa," ujarnya.
Kemudian, tambah Genman, proses pemindahan rusa sambar dilakukan melalui teknis pembiusan yang kemudian dimasukkan ke kandang evakuasi dan selanjutnya diangkut dengan menggunakan kendaraan roda empat menuju pelabuhan. Pada pukul 21.00 WIB dari pelabuhan dibawa dengan menggunakan pompong menuju lokasi pelepasliaran di lanskap Semenanjung Kampar.
Kemudian pada 5 Agustus 2023 sekira pukul 18.00, rusa tiba di lokasi. Selanjutnya dilakukan upaya habituasi untuk diamati dan dipantau kesehatan serta perilaku rusa hingga dinyatakan siap untuk dilepasliarkan. "Berdasarkan hasil pemantauan tim medis selama proses habituasi, beberapa perkembangan dari rusa tersebut sudah liar dan pulih kembali perilakunya dengan ciri-ciri agresif menghindar ketika didekati manusia," pungkasnya. (Z-2)
Polda Riau sedang terus menginvestigasi motif para tersangka di balik insiden Karhutla.
Satgas Udara diperkuat dengan dua helikopter patroli, tiga helikopter water bombing, dan dua pesawat modifikasi cuaca milik BNPB.
BMKG memperingatkan tingginya potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di wilayah Riau dan sekitarnya, menyusul puncak musim kemarau awal Agustus.
IP menjelaskan bahwa kabut asap di Batam lebih dipengaruhi oleh aktivitas lokal, seperti pembakaran sampah, serta arah dan kecepatan angin, bukan asap kiriman dari wilayah lain.
Titik panas Karhutla Riau menurun. Menhut Raja Juli tinjau lokasi via udara, soroti praktik pembakaran lahan dan imbau warga waspadai cuaca ekstrem.
Langkah-langkah strategis pun langsung diambil untuk memadamkan api dan mencegah meluasnya kebakaran.
Sepasang anak harimau sumatra dari pasangan indukan harimau Gadis dan Monang ini lahir pada 26 Januari 2025 di Sanctuary Harimau Sumatra Barumun, Padang Lawas, Sumatra Utara.
HARIMAU Sumatra (Panthera Tigris Sumatrae) dipastikan sedang berkeliaran di PT Wilmar persisnya kawasan Pabrik Goni Km 110 Kelurahan Pelintung, Kecamatan Medang Kampai, Kota Dumai, Riau.
SEORANG pekerja perkebunan di Pelalawan, Riau, tewas diterkam seekor harimau sumatra, Kamis, (13/3). Kejadian itu menambah daftar panjang konflik manusia dengan Harimau Sumatra.
Konflik satwa Harimau Sumatra (Panthera tigris sumatrae) dengan manusia di Kabupaten Pelalalawan, Riau, menyebabkan seorang pekerja kehutanan tewas diterkam.
INVESTIGASI Polsek Rokan IV Koto, Koramil Rokan IV Koto, dan Yayasan Arsari, menghasilkan terungkapnya enam orang tersangka kasus kematian harimau sumatra akibat jerat di Riau.
Satwa mencakup semua jenis hewan, mulai dari yang berukuran kecil seperti serangga, hingga hewan besar seperti gajah dan paus.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved