Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
WALI Kota Sukabumi H. Achmad Fahmi S.Ag, MM, menghadiri sekaligus melakukan peletakan batu pertama sekolah Inklusi dan pemberian santunan yatim dan dhuafa dikelurahan Subangjaya.
Acara berlangsung pada Ahad (6/8) di Kantor Yayasan Pendidikan Islam Chairuddin Fitri di wilayah Kota Sukabumi, Jawa Barat.
Saat memberi sambutan, Fahmi mengatakan sekolah Inklusi sangat penting bagi kesetaraan pendidikan untuk penyandang disabilitas seperti warga lainnya.
Baca juga: Ayep Zaki Nilai Tol Cigombong-Cibadak Angkat Ekonomi Sukabumi
"Program ini seiring dengan kebijakan Pemerintah kota Sukabumi yang sangat peduli pada kaum disabilitas serta mewujudkan kota Sukabumi sebagai kota yang relijius, nyaman dan sejahtera," kata Fahmi kepada wartawan.
Adapun pelaksanaan acara tersebut dalam rangka mengisi program bulan Muharam 1445 H sebagai bulan kepedulian yatim dan dhuafa, bekerjasama dengan Yayasan Pendidikan Islam Chairuddin Fitri Kota Sukabumi.
Sekolah Inklusi Abasa
Di tempat yang sama, Ketua Yayasan Novita Safitri atau biasa disapa Teh Fitri mengatalan pendirian sekolah inklusi yang diberi nama Sekolah Inklusi Abasa hadir di Masyarakat mengingat masih banyaknya anak disabilitas di Kota Sukabumi yang tidak bersekolah lagi.
"Sekolah Inklusi Abasa bertujuan untuk membantu memfasilitasi mereka yang disabilitas atau anak berkebutuhan khusus (ABK) dengan melibatkan guru pendamping khusus (GPK), psikolog dan dokter terapis serta dibekali guru keterampilan kewirausahaan khusus disabilitas agar mereka bisa mandiri dan memiliki kepercayaan diri. Mereka akan bersekolah dengan anak normal, sehingga orang tua tidak perlu kawatir lagi imbuh teh Fitri," ujar Teh Fitri.
Baca juga: Bantu UMKM Bersaing, Sukarelawan Ini Gelar Pelatihan Kemasan Produk di Sukabumi
Selain peletakan batu pertama sekolah inklusi, acara dilanjutkan dengan penyerahan santunan yatim dan dhuafa yang dihadiri oleh Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Kota Sukabumi Fitri Hayati Fahmi didampingi oleh praktisi pendidikan yang juga Kepala Sekolah SMPIT Bintang Madani Ade Erna Maharani.
Fitri Hayati dan mereka yang hadir sepakat bahwa sekolah inklusi sangat diperlukan untuk kesetaraan pendidikan bagi mereka yang disabilitas.
Baca juga: DKP Kabupaten Sukabumi Rancang Pembangunan Kampung Unggulan Perikanan
Kelegaan orang tua dalam menyekolahkan anaknya di sekolah inklusi karena mereka terbiasa bergaul dan bersosialisasi dengan anak yang normal,
Sekolah Inklusi menjadi solusi bagi orang tua yang memiliki anak berkebutuhan khusus, serta menghilangkan kekawatiran orang tua akan masa depan mereka. (RO/S-4)
Salah satu latar tempat untuk film berada di Sukabumi, menampilkan kota yang kini kerap dipilih para sineas
Asep mengajak semua pihak berkolaborasi menjaga kerukunan antarumat beragama. Apalagi, negara mengamanatkan kebebasan beragama yang diatur undang-undang.
Bupati Sukabumi, Asep Japar, mengaku prihatin terjadinya insiden di Kecamatan Cidahu, pekan lalu. Peristiwa tersebut mendapat perhatian berbagai elemen sehingga menjadi isu nasional.
ANGGOTA Komisi III DPR RI, Sarifudin Sudding mengatakan kasus intoleransi di Sukabumi disebut sebagai hal yang tidak seharusnya terjadi.
GUBERNUR Jawa Barat Dedi Mulyadi dinilai gagal mencegah adanya kasus intoleransi, salah satunya ialah pembubaran retreat pelajar Kristen di Sukabumi.
ANGGOTA Komisi III DPR RI, Sarifudin Sudding menyampaikan keprihatinan atas insiden pembubaran ibadah umat Kristen di Sukabumi.
Dengan peningkatan kebijakan yang tepat, Indonesia dapat terus meningkatkan angka partisipasi sekolah.
Usaha pencegahan anak putus sekolah semestinya dilakukan dengan memperhatikan sejumlah aturan yang ada dan memperhatikan efektivitas pada kondisi belajar anak dan kondisi kerja guru.
GUBERNUR Jawa Barat (Jabar) Dedy Mulyadi mengeluarkan keputusan yakni memperbolehkan jumlah siswa dalam satu kelas mencapai hingga 50 siswa. Itu menuai respons dari kepala sekolah
Dari 224.925 calon siswa baru yang lolos SPMB tahun 2025 sebanyak 221.319 calon siswa melakukan daftar ulang.
Bertepatan dengan hari jadi, Bonvie meluncurkan program sosial bertajuk “Tumbuh Bersama Bonvie”.
Visi dan misi yang jelas dari SMA Labschool Kebayoran ini, tambahnya semakin kuat dan jelas dengan didukung kepemimpinan yang efektif dalam mencapai keberhasilan sekolah.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved