Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

Museum Wahanarata Dibuka, Hadirkan Virtual Experience

Basuki Eka Purnama
24/7/2023 08:00
Museum Wahanarata Dibuka, Hadirkan Virtual Experience
Augmented reality photobooth di Museum Wahanarata di Yogyakarta.(MI/HO)

KAGUNGAN Dalem Museum Wahanarata Keraton Yogyakarta resmi dibuka untuk umum pada pekan lalu oleh Sri Sultan Hamengku Buwono X. Pembukaan itu digelar setelah proses renovasi, rehabilitasi, dan konservasi koleksi selesai dilakukan pada bangunan yang dulunya bernama Museum Kereta Karaton ini.

Salah satu inovasi baru yang dihadirkan kepada wisatawan adalah penerapan teknologi virtual experience, sebagai upaya menaikkan jumlah kunjungan dan pengalaman yang lebih baik kepada wisatawan. 

Adanya penerapan teknologi ini merupakan kali pertama dilakukan di museum-museum di lingkungan Keraton Yogyakarta. Selain menghadirkan teknologi, Museum Wahanarata juga menampilkan berbagai wahana menarik guna meningkatkan daya tarik museum yang ramah keluarga.

Baca juga: Menanti Kembalinya Manusia Jawa ke Indonesia

"Budaya adalah salah satu fondasi peradaban, yang semakin relevan jika didukung dengan kreasi kultural. Budaya tersebut pada akhirnya tidak sekadar hiburan belaka, tetapi bagian dari integral peradaban dengan melihat terus beradaptasi dengan perkembangan zaman dan tanpa mengesampingkan peran manusia dan kemanusiaan. Perkawinan antara koleksi kereta pusaka dengan teknologi di Wahanarata ini rasanya menjawab kebutuhan integral peradaban tersebut," ujar Sri Sultan Hamengku Buwono X dalam sambutannya.

Di Museum Wahanarata, setidaknya terdapat 21 kereta pusaka yang dapat dinikmati pengunjung. Kanjeng Nyai Djimat sebagai kereta pusaka tertua yang digunakan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono I hingga Sri Sultan Hamengku Buwono III pun masih dapat disaksikan kemegahannya. 

Beberapa kereta pusaka lain seperti Kyai Garuda Yaksa, Kyai Wimanaputra, Kyai Jetayu, dan kereta-kereta lainnya pun tertata rapi di ruang pamer dengan cerita dan keindahan tipologinya.

Baca juga: Sejarawan UGM: Benda Budaya Sejarah Jangan Hanya Jadi Simpanan Museum

"Semula, pengunjung unit Wahanarata mendapat pengalaman dengan menikmati kemegahan kereta-kerata keraton. Dengan adanya renovasi dan revitalisasi berbagai aset periwisata di sini, tidak hanya kereta saja yang bisa dilihat, tetapi koleksi pendukung kereta seperti pelana, busana abdi dalem, hingga payung kebesaran dapat ditata di ruang pamer, di dalam vitrin, yang tentu dapat menambah informasi bagi pengunjung. Tidak kalah menarik, virtual experience yang ramah anak serta dapat dimainkan oleh keluarga menjadi terobosan baru di Wahanarata," ujar GKR Bendara, Penghageng KHP Nitya Budaya.

Teknologi yang ditampilkan di Museum Wahanarata antara lain ada di wahana Augmented Reality Photo Booth, Catch & Run Games, dan Come To Life. 

Wahana Augmented Reality Photo Booth menghadirkan wahana foto bersama 3D avatar pekatik dan kuda yang menggemaskan secara virtual dan bisa diisi hingga 3-5 pengunjung. 

Pengunjung dapat berfoto dengan melambaikan tangan ke arah motion capture dan hasil foto dapat diambil langsung dengan cara memindai QR Code yang ditampilkan dalam layar booth. Tidak hanya hasil foto berbentuk fisik, pengunjung juga bisa membagikan hasil foto ke akun sosial media.

Tidak kalah seru, wahana Catch & Run Games menghadirkan dua jenis permainan balapan dan mengambil makanan kuda yang bisa dimainkan oleh dua pemain dengan cara menggerakkan tubuh ke kanan kiri dan melompat yang ditangkap motion capture di dinding. 

Wahana ini diharapkan dapat meningkatkan pengalaman dan pengenalan terhadap hewan kuda yang erat kaitannya dengan nilai historikal kereta yang menjadi identitas utama Museum Wanaharata ini.

Pengalaman lain yang bisa dilakukan adalah mewarnai kertas bergambar pekatik dan kuda yang lebih hidup yang dihadirkan di wahana Come To Life yang dapat meningkatkan kreativitas anak-anak. 

Di sini, anak-anak disajikan kertas bergambar pekatik dan kuda yang lebih hidup dalam bentuk 3D avatar. Dipindai pada alat khusus, karakter tersebut akan muncul dalam bentuk 3D avatar yang berada di layar dinding sesuai dengan hasil karya mewarnai dari anak-anak.

Dalam mengembangkan inovasinya, Museum Wahanarata berkolaborasi dengan PT Vilabs Teknologi Indonesia (VILABS), sebagai mitra teknologi. 

"Sebagai perusahaan startup asli Yogyakarta, VILABS merasa bangga atas kesempatan yang diberikan pihak Keraton Yogyakarta untuk mengembangkan teknologi Virtual Experience di Museum Wahanarata. Penerapan Virtual Experience bertujuan menaikkan jumlah kunjungan dan pengalaman yang lebih baik bagi para wisatawan ke museum serta dalam rangka bagian dari transformasi digital museum. Kami berharap museum menjadi ruang rekreasi keluarga dan belajar bagi anak-anak secara menyenangkan," ujar Managing Director VILABS (vilabs.id) Ambar Setyawan.

Museum Wahanarata dapat dikunjungi masyarakat setiap hari Selasa-Minggu pukul 09.00-15.00 WIB. Harga tiket masuk Museum Wahanarata dibagi menjadi beberapa kategori, yaitu Rp20.000 untuk Domestik Dewasa, Rp15.000 untuk Domestik Anak, Rp30.000 untuk Mancanegara Dewasa, dan Rp25.000 untuk Mancanegara Anak. Tersedia juga penawaran harga khusus untuk rombongan. (RO/Z-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya