Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Tingkat Kemiskinan di Sumatra Utara Turun dalam Tiga Tahun Terakhir

Yoseph Pencawan
20/7/2023 18:37
Tingkat Kemiskinan di Sumatra Utara Turun dalam Tiga Tahun Terakhir
Kampung miskin di pedesaan Kabupaten Simalungun, Sumatra Utara.(DOK/MI)

PEMERINTAH Provinsi Sumatra Utara menyatakan jumlah warga miskin di
wilayahnya mengalami penurunan dalam tiga tahun terakhir. Sejak
September 2020 hingga Maret 2023 berkurang sebanyak 600 ribu jiwa.

Kepala Dinas Kominfo Sumut Ilyas S Sitorus mengatakan pada September 2020, jumlah penduduk miskin di Sumut tercatat sebesar 1,3 juta jiwa, turun menjadi 1,27 juta jiwa pada September 2021, turun lagi
menjadi 1,26 juta jiwa September 2022, dan terus menurun menjadi 1,24 juta jiwa pada Maret 2023.

Itu artinya, terhitung sejak September 2020 hingga Maret 2023 jumlah
penduduk miskin di Sumut berkurang sebanyak 600 ribu jiwa, atau dari 1,3 juta menjadi 1,24 juta jiwa. Bahkan jika mengutip data BPS, jumlah
penurunan jumlah penduduk miskin di Sumut tercatat lebih besar lagi.

"BPS mencatat tingkat kemiskinan di Sumut mengalami penurunan 0,18
poin, dari 8,33% pada September 2022 menjadi 8,15% pada Maret 2023.
Persentase penurunan itu setara dengan 22,4 ribu jiwa dalam satu semester terakhir," ungkap Ilyas, Kamis (20/7).

Menurut dia, penurunan angka kemiskinan ini menjadi tanda bahwa
perekonomian di Sumut membaik. Perbaikan ekonomi itu turut dirasakan
masyarakat luas seiring dengan pelaksanaan program-program pengentasan
kemiskinan yang menjadi fokus Pemprov Sumut tiga tahun terakhir.


Beberapa program


Dalam tiga tahun terakhir Pemprov Sumut fokus menangani kemiskinan ekstrem melalui berbagai program yang ada di setiap oraganisasi perangkat daerah (OPD). Seperti perbaikan rumah, sanitasi, lansia dan masyarakat pesisir serta pemberian beasiswa kepada mahasiswa.

Pemprov juga menggalakkan iklim investasi yang kondusif yang bisa membuka lapangan kerja serta melakukan intervensi untuk mengurangi pengeluaran masyarakat melalui pengendalian inflasi dan pemberian bantuan-bantuan.

Sepanjang tiga tahun terakhir pemprov pun secara instensif mendorong
peningkatan pendapatan per kapita masyarakat dengan berbagai program
ekonomi, seperti pemberdayaan UMKM.

Kepala Biro Perekonomian Setdaprov Sumut Naslindo Sirait menambahkan penurunan angka kemiskinan di provinsinya juga dipengaruhi  daya tahan
ekonomi Sumut yang masih kuat dalam menghadapi resesi 2023. Hal itu ditandai dengan peningkatan realisasi APBD provinsi pada triwulan I/2023 dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, baik dari sisi pendapatan maupun penyerapan belanja.

Adapun realisasi pendapatan APBD pada triwulan I/2023 mencapai 19,29% dari pagu, lebih tinggi dari realisasi triwulan I/2022 yang hanya sebesar 18,51%. Peningkatan itu berasal dari realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD). (N-2)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Sugeng
Berita Lainnya