Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
PENCEMARAN Sungai Bengawan Solo akibat limbah ciu, kembali mengancam pasokan air dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) di Cepu, Kabupaten Blora, Jawa Tengah. Pasalnya air baku untuk penyedia air bersih tersebut berasal dari sungai itu.
Pemantauan Media Indonesia, Sabtu (17/6), air yang mengalir di Sungai Bengawan Solo memasuki musim kemarau menyusut. Tidak hanya itu aliran sungai yang mengalir menjadi pembatas daerah Blora-Bojonegoro terlihat mengalami perubahan warna hitam keruh dan beraroma tidak sedap, bahkan di beberapa titik terdapat tumpukan sampah.
PDAM Cepu kembali ketar-ketir terkait menurunnya kualitas air di Sungai Bengawan Solo tersebut, karena sebagai penyedia air baku turunnya kualitas dan kuantitas air menjadi masalah perusahaan plat merah itu.
Baca juga: Sungai Tercemar, Puan Soroti Ketersediaan Air Bersih Bagi Masyarakat Ibu Kota
"Saat air Sungai Bengawan Solo surut, air menjadi hitam kemerahan, bahkan warga di sekitar sungai resah karena di daerah Hulu sudah tercemar limbah ciu," kata Prayitno, warga di Cepu, Kabupaten Blora.
Tidak saja mengakibatkan pasokan air PDAM terhenti, ungkap Sarwan,40, warga lainnya, tetapi bagi warga yang menggantungkan hudup dari sungai Bengawan Solo sebagai nelayan juga terganggu karena sungai tercemar dan tidak dapat mencari ikan.
Baca juga: Polres Jepara Amankan Dua Tersangka TPPO
Kepala Cabang PDAM Cepu Subiyanto mengatakan perubahan warna air sungai diduga karena limbah dan kembali terjadi pencemaran. Dikhawatirkan akan mengganggu produksi air bersih, apalagi PDAM Surakarta dikabarkan juga telah menghentikan produksinya.
"Kalau tidak segera diatasi dapat mengganggu produksi air bersih seperti tahun lalu, karena sungai Bengawan Solo menjadi penyedia air baku bagi PDAM," ujar Subiyanto.
Sementara itu Kepala Bidang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup dan Pengelolaan Keanekaragaman Hayati DLH Blora Gartini mengatakan hingga kini kualitas air Bengawan Solo yang mulai menyusut dan berubah warna, belum dapat diketahui secara pasti.
Bencana longsor yang terjadi sebulan lalu, demikian Gartini, mengakibatkan alat pengukur kualitas air tertimbun, sehingga alat deteksi tersebut masih belum dapat dipergunakan. "Kita sudah pesan alat baru untuk mengganti alat ukur yang tertimbun longsor tidak jauh dari pipa penyedot PDAM itu," imbuhnya.
Ia mengungkapkan alat pengukur kualitas air tersebut baru terpasang tahun ini bersumber dari dana alokasi khusus (DAK) Rp1,2 miliar, sehingga masih pada tahap pemeliharaan penyedia jasa, sehingga masih menjadi tanggung jawab perusahaan tersebut untuk mengganti atau memperbaiki.
"Alat yang sama juga dipasang di Kradenan, Blora terapi juga mengalami gangguan server dan masih diperbaiki," tuturnya. (Z-3)
Cacing-cacing tersebut kemungkinan sedang bermigrasi sebagai respons atas perubahan lingkungan yang terjadi.
Dari sejumlah kawasan rawan, Provinsi DKI Jakarta dinilai perlu mendapat perhatian paling serius.
Dengan berubahnya air PDAM menjadi asin, warga kesulitan mendapatkan pasokan untuk keperluan di dapur
Pencemaran yang terjadi di Bengawan Solo sudah cukup mengkhawatirkan. Selain mengganggu ketersediaan air baku PDAM juga mengakibatkan banyaknya ikan mati.
Bahkan Perusahaan Air Minum Daerah (PDAM) Blora yang memanfaatkan aliran Bengawan Solo sebagai air baku terpaksa menghentikan operasionalnya karena pencemaran.
Pencemaran menyebabkan terhentinya operasional PDAM Blora hingga 12.000 pelanggan di delapan kecamatan tidak dapat pasokan air brrsih.
KOMUNITAS Peduli Sungai Cileungsi-Cikeas (KP2C) berharap pemerintah pusat memberi perhatian khusus terhadap penanganan pencemaran di Sungai Cileungsi maupun Cikeas.
Sumber air yang sangat tercemar di Jalur Gaza berdampak serius pada kesehatan masyarakat dan berisiko menularkan penyakit dari air.
Bakteri Listeria kuat dan tahan terhadap panas, asam, garam dan dingin. Pada ibu hamil, infeksi bakteri Listeria dapat menyebabkan keguguran.
Hingga kini, belum ada keputusan santunan dan skema bantuan perawatan medis kepada anak yang menjadi korban obat sirop tercemar.
Jumlah keluarga korban Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal (GGAPA) yang mengajukan class action terus bertambah.
ESDM telah menerima hasil lab sampel air sungai amandit yang diketahui jauh di bawah baku mutu
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved