HUJAN dengan intensitas sedang, mengguyur sejumlah wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) sejak Kamis (8/6) malam hingga Jumat (9/6). Hujan mengakibatkan beberapa titik jalan di Kota Kupang tergenang air.
Prakirawan BMKG Stasiun El Tari Kupang, Maria Seran mengatakan fenomena tersebut tidak ada kaitannya dengan siklon tropis Guchol yang ada di belahan bumi utara, tepatnya di Laut Filipina.
"Perubahan cuaca yang terjadi saat ini di wilayah NTT dengan turunnya hujan di beberapa lokasi, disebabkan oleh aktifnya gelombang ekuatorial Rossby. Fenomena ini berkaitan dengan pola pergerakan udara di atmosfer yang dapat memengaruhi pola cuaca regional dan global," kata Maria Seran saat dihubungi di Kupang, Jumat (9/6).
Baca juga: BMKG Sebut Sebagian Wilayah Indonesia Berpotensi Kekeringan, Mana Saja ?
Maria menyebutkan, Gelombang Rossby memiliki karakteristik membawa massa udara bersifat basah, membuat wilayah yang dilaluinya akan sering mengalami kondisi cuaca hujan atau setidaknya mendung. Kendati begitu, gelombang ini terjadi secara periodik saja dan diprakirakan pada 11 Juni akan kembali normal dengan cuaca pada umumnya cerah berawan.
Sementara itu, di bagian barat NTT seperti Flores bagian barat dan sebagian Sumba masih berpotensi kondisi cuaca berawan dan hujan ringan. "Gelombang Rossby bergerak menuju barat sehingga wilayah NTT bagian barat masih akan mengalami kondisi cuaca berawan dan potensi hujan ringan hingga tanggal 12 Juni nanti," jelasnya.
Baca juga: Kawasan Hutan Liae di Sabu Raijua Terbakar
Selain itu, BMKG Stasiun El Tari mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi di perairan daerah itu yang berlangsung dari 9-10 Juni. Tinggi gelomang diperkirakan berkisar 2,5-3,5 meter di Selat Sape bagian selatan, Selat Sumba bagian barat, perairan Sumba-Sabu dan Selat Wetar.
Sedangkan tinggi gelombang di perairan lainnya berkisar 1,25-2,5 meter seperti di Selat Flores-Lamakera, Selat Alor-Pantar, Selat Ombai, perairan Kupang-Rote dan Samudera Hindia selatan Kupang-Rote. Adapun kecepatan angin berkisar antara 6-20 knot per jam. Untuk itu, operator pelayaran juga diminta diperhatikan risiko tinggi terhadap keselamatan
pelayaran.
Masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi, juga diingatkan selalu waspada. (Z-3)