Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
SEJUMLAH nelayan yang beraktivitas di pantai Teluk Palu, Sulawesi Tengah, terpaksa harus istirahat turun ke laut. Alasannya bukan karena cuaca buruk, tetapi akibat teror buaya.
Salah satu nelayan di Kelurahan Lere, Kecamatan Palu Barat, Sangker mengatakan sudah dua pekan terakhir nelayan di Lere istirahat turun ke laut karena buaya sering muncul di pesisir pantai. Bahkan, buaya jenis muara dengan pelbagai ukuran tersebut biasanya berjemur di sekitar wilayah tambatan perahu nelayan.
"Tidak turun ke laut karena kami takut digigit buaya. Daripada menantang maut, mending istirahat dulu melaut sampai suasana sudah relatif aman," terangnya kepala Media Indonesia di Palu, Senin (5/6).
Baca juga: Heboh, Ibu dan Anak di Labura Digigit Buaya
Ketakutan warga yang berprofesi sebagai nelayan terhadap buaya yang sering muncul di Teluk Palu, khususnya pantai Lere, pantai Talise, dan pantai Kampung Nelayan beralasan. Pasalnya, buaya tersebut bukan hanya meneror tetapi juga sudah mengancam nyawa nelayan saat mereka mencari ikan dan hasil laut lain.
"Di sepanjang pantai Teluk Palu dari Lere, Talise, hingga Kampung Nelayan sudah banyak warga menjadi korban gigitan buaya," sambung nelayan pantai Talise, Andi Burhan, saat ditemui terpisah. Ia menceritakan kejadian yang belum lama ini menimpa rekannya. Saat itu, rekannya yang sedang santai memancing ikan tiba-tiba diserang buaya. Beruntung saat itu, rekannya bernama Herman bisa selamat.
Baca juga: Warga Jalan Saraswati Ujung Digegerkan dengan Seekor Buaya Lepas
"Setelah diserang itu, perahu yang dipakai Herman terbalik. Pas Herman jatuh di air, buaya juga langsung coba menggigit, beruntung waktu itu Herman cepat pukul mata buaya pakai dayung sampai buaya pergi sendiri," ungkap Andi.
Namun nasib berbeda menimpa nelayan lain yang menjadi korban gigitan buaya. "Kalau di pantai Talise sudah ada lima nelayan yang digigit buaya. Alhamudlillah nyawa mereka semuanya masih terselamatkan, tetapi tetap ada luka," tegas Andi.
Sangker dan Andi mewakili sejumlah nelayan yang beraktivitas di pantai Teluk Palu berharap pemerintah, khususnya Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA), setempat bisa menangani buaya tersebut. Terlebih berdasarkan laporan warga, buaya yang berkembang biak di pantai Teluk Palu lebih dari 15 ekor. (Z-2)
Kerja sama ini merupakan komitmen JNE untuk terus bermanfaat bagi masyarakat luas
Kecelakaan laut yang terjadi di Pantai Batu Hiu itu menimpa tiga nelayan. Satu nelayan bisa diselamatkan,
Upacara adat itu merupakan bentuk rasa syukur para nelayan di Desa Ciwaru atas hasil tangkapan ikan. Acaranya rutin digelar setiap tahun.
Terjebaknya ke 75 nelayan itu akibat terjangan gelombang tinggi yang memutus jembatan terbuat dari bambu, pada Rabu (16/10)
Kegiatan mencari ikan dilaut tetap dilakukan meski kondisi cuaca saat ini sangat tidak bersahabat dan mengancam jiwa.
Di tengah laut cuaca bisa cepat berubah atau yang awalnya cerah tiba-tiba turun hujan deras disertai angin kencang dan petir, sehingga membahayakan keselamatan nelayan.
MANAJEMEN Persipal Palu, Sulawesi Tengah, berencana melakukan try out (uji coba) ke Pulau Jawa.
Berdasarkan rencana, Witan Sulaeman hanya berlibur beberapa hari di Palu usai menjalani karantika setelah tiba ke Indonesia.
Meski telah menjalin kesepakatan, Bambang Nurdiansyah atau akrab disapa Banur masih menunggu surat resmi dari klub sebelumnya, Rans Nusantara.
Pihak manajemen merasa tidak pernah tanda tangan persetujuan agar kompetisi kasta kedua liga Indonesia itu dihentikan.
Bonus diserahkan Wali Kota Palu Hadianto Rasyid bertepatan dengan peluncuran Palu Sport Event 2023 di Palu.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved