Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa memuji kuliner di Sambel Wader dan Botok yang terletak di Kecamatan Trowulan Kabupaten Mojokerto.
Kuliner itu mulai hadir di Trowulan sejak 2007. Akan tetapi, Khofifah mengaku baru pertama kali mencicipinya.
Nikmatnya menu sambelan wader ini, menurut Khofifah, dapat menjadi salah satu ikon baru di Kabupaten Mojokerto. “Kita berharap, ini akan menjadi ikon baru dengan menumbuhkembangkan kuliner-kuliner lain berbahan dasar wader di Mojokerto,” ujarnya seperti keterangan yang diterima Media Indonesia.
Dengan begitu, lanjutnya, pelaku- pelaku UMKM juga akan bisa tumbuh lebih banyak lagi. Utamanya, saat ini banyak bantuan permodalan yang dapat menjadi opsi bagi pemberdayaan masyarakat desa berbasis kearifan lokal.
"Ini sangat bisa dijadikan referensi untuk potensi yang ada di wilayah lain. Sehat rek wader itu,” ajaknya.
Baca juga: Misi Dagang dan Investasi Jatim di Hong Kong Catatkan Komitmen Transaksi Rp1,101 Triliun
Kitab Centhini
Ikan wader umumnya berukuran panjang 10 cm dan berat 10 gram. Terkadang bisa mencapai panjang 17 cm. Wader sudah lama masuk dalam daftar kuliner masyarakat Pulau Jawa. Warga Betawi menyebutnya ikan cere dan orang Sunda menyebutnya ikan paray.
Seiring perkembangan waktu, ikan cere praktis punah dari perairan Jakarta. Di Jawa Barat, ikan paray sudah tidak terlalu populer. Pasar yang masih cukup kuat ada di Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, dan belakangan di Bali. Adapun di Sumatra dan Kalimantan, populasinya terbatas dan warga setempat lebih menyukai sepupu dari ikan wader yakni seluang atau bilih yang bentuknya mirip.
Sebagai lauk, wader goreng sudah dikonsumsi orang Jawa sejak lama. Kitab Centhini yang ditulis Yosodipura II (1814), menyebutkan bahwa wader menjadi hidangan lauk seperti halnya ikan gurame, tambra (sejenis ikan mas), dan lele. Ketika itu, orang Jawa juga menyantap ikan tengiri, wagal, dan kalarung dari laut.
Khofifah menikmati hidangan di Sambal Wader dan Botok pada Jumat (2/6). Selain rasanya yang gurih, wader yang disajikan selalu segar karena ditangkap dari beberapa sungai di kawasan Mojokerto.
Khofifah hadir ditemani oleh Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati. Dengan suasana gayeng, Khofifah bersama Ikfina mencicipi wader goreng, gurami goreng, botok dan tak lupa ditemani dengan jeruk hangat.
"Pokoknya, kalau ke kabupaten Mojokerto jangan lupa mampir. Ayo, cicipi kriuknya ikan wader khas Trowulan,” ajak Khofifah.
Baca juga: Gubernur Khofifah Terima Penghargaan Tokoh Kepemimpinan Kearsipan
Selain nikmat, menu sambelan wader ini juga sangat sehat. Bahkan, Khofifah mengaku menu wader sering menjadi menu makanan cucunya. “Wader itu nikmat dan sehat. Saya punya cucu yang oleh ibunya sering diberi makan ikan yang tulangnya bisa dikonsumsi seperti wader dan teri,” cerita Khofifah.
Dengan mengonsumsi ikan wader, Khofifah berharap menu ini dapat menjadi tambahan menu yang bergizi dan sehat bagi masyarakat. Apalagi, lanjut Khofifah, menu ini diinisiasi oleh pelaku UMKM.
Baca juga: Jatim Juara Umum Anugerah Adinata Syariah, Gubernur Khofifah Optimistis Jadikan Jatim Sebagai Pusat Industri Halal Indonesia
Tak lupa, Gubernur perempuan pertama di Jatim itu juga mengajak masyarakat yang berada ataupun berkunjung di kawasan Mojokerto mampir untuk makan ke Sambel Wader dan Botok di Trowulan untuk menikmati wader segar sambil menikmati teduhnya Kolam Segaran.
“Bagi masyarakat yang berkunjung ke Kabupaten Mojokerto mampir makan di sini. Sambil berwisata di kawasanTrowulan, rasanya belum lengkap jika tidak sekaligus mampir ke sini,” kata Khofifah. (X-7)