JULUKAN pahlawan tanpa tanda jasa patut disematkan kepada Rais Bawono Hady. Pria asal Probolinggo yang berjuang merawat anak terbuang hingga menyekolahkan mereka sampai jenjang perguruan tinggi. Perjuangan sosok pria ini penuh dengan lika-liku dan derita. Karenanya, ia layak masuk nominasi Kick Andy Heroes 2023.
Tidak mudah, karena ia harus berjuang dengan menggunakan biaya sendiri hingga mampu mendirikan panti asuhan hasil keringat sendiri bernama Manarul Mabrur yang berlokasi di Semarang, Jawa Tengah. Terkait dana operasional panti, ia peroleh dari dana pribadi dan sumbangan para donatur meskipun tidak pernah membuat proposal.
Niat awal menampung anak jalanan berkembang kepada bayi. Ini setelah banyak sekali bayi yang dibuang akibat pergaulan bebas. Rais merawat, membesarkan, dan mendidik mereka dengan penuh kasing sayang supaya anak yang terlahir dari hubungan gelap juga punya masa depan yang baik.
Baca juga: Diingatkan lewat Mimpi, Ira Soelistyo Terus Dukung Anak Penderita Kanker
Saat ini Panti Asuhan Manarul Mabrur memiliki anak asuhan sebanyak 83 orang, mulai dari bayi hingga yang sudah kuliah dan bekerja. Rais menegaskan sejak awal Panti Asuhan Manarul Mabrur berdiri secara mandiri dan tidak ada donatur ataupun bantuan pemerintah.
Untuk merawat anak-anak yang masih kecil bahkan bayi, ia mengaku yang membantunya ialah anak-anak yang ia didik dan sudah masuk usia remaja. Mereka ikut mengurus adik-adiknya yang masih bayi. Soalnya, jika harus membayar orang untuk merawat Rais tidak memiliki banyak biaya. Orangtua dari anak-anak ini pun dipersilakan kapan pun jika ingin mengambil kembali anaknya tanpa dipungut biaya sepeser pun.
Baca juga: Kembangkan Pariwisata Daerahnya, Alif Faozi Gelar Dieng Culture Festival
Di panti ini Rais selalu mengajari anak-anaknya untuk saling menghargai antarsesama dan kekeluargaan karena baginya anak-anak yang ia rawat lahir dari rahim yang berbeda tetapi memiliki nasib yang sama. Rais merawat anak-anak terbuang ini karena ia begitu mencintai negara Indonesia. Ia tidak tega melihat saudara-saudarnya menangis dan menderita. Karena kecintaannya pada negeri ini, Rais tidak pernah merasa lelah dalam hal merawat anak-anak yang terbuang. (RO/Z-2)