Headline
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan
BERDASARKAN hasil Survei Status Gizi Nasional (SSGI) 2022 angka stunting di Kabupaten Sleman masih berada di angka 15% mayoritas tingginya angka stunting tersebut dikarenakan orang tua yang memilih membeli rokok dibandingkan dengan makanan bergizi untuk anaknya.
Sementara itu angka wasting 6,4 persen dan balita underweight 12,3 persen. Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman Esti Kurniasih mengatakan masalah tersebut juga masih disebabkan dari konsumsi rokok yang tinggi.
"Faktor determinan terbesar di Kabupaten Sleman adalah perokok. pada 2021 rokok menjadi masalah utama karena 54% bayi yang stunting karena orang tua merokok, kemudian di 2022 naik menjadi 64%," kata Esti, Minggu (12/2).
Baca: Polrestabes Palembang Bantu Awasi Distribusi Dan Harga Minyak Goreng
Esti juga mengatakan selama ini di Kabupaten Sleman belum ada peraturan daerah terkait rokok atau aturan terkait Kawasan Tanpa Rokok (KTR).
"Ini baru diinisiasi jadi mudah-mudahan tahun ini bisa ditetapkan perda KTR. Rata-rata orang tua di sini sudah tahu bagaimana cara untuk memenuhi kebutuhan gizi anak dan pentingnya bagi kondisi anak di masa mendatang namun kebiasaan rokoknya yang tidak bisa dihilangkan," ujarnya.
Di Sleman sudah memiliki program khusus untuk mengatasi stunting dan perbaikan gizi balita yang diberi nama Pencegahan Rawan Stunting Hilangkan Gizi Buruk Tingkatkan Ekonomi Rakyat atau yang disingkat dengan Program Pecah Ranting Hiburane Rakyat.
Program tersebut fokus pada pemberian PMT berbahan protein hewani yang bekerja sama dengan dinas kesehatan dan pertanian dan dinas sosial jadi dinas kesehatan yang memberikan sasaran dan ibu hamil KEK, stunting, wasting semua jadi sasaran program ini.
Nutrisionist Puskesmas Tempel 1 Kabupaten Sleman Diyah Christiyani menjelaskan di tingkat grassroot juga sudah dilakukan memperbaiki gizi anak yang sudah mengalami stunting.
"Dari puskesmas sering turun langsung ke posyandu untuk, kalo ada petugas gizi kita turun dan timbang ulang validasi dan kemudian kita temui lagi apakah anak stunting atau kurang gizi baru kita cari faktor determinan seperti ASI eksklusif, PHBS, atau faktor merokok," ujarnya.
"kalau di sini sih faktor merokoknya yang paling tinggi kebanyakan bapaknya yang merokok. kalau phbs sudah baik dan rata-rata sudah mengonsumsi air yang bersih," tambahnya.
Dari 4 kelurahan yang ditangani Puskesmas Tempel 1 yakni Kelurahan Merdikorejo, Mororejo, Margorejo, dan Lumbungrejo masih banyak orang tua yang merokok. Dari 4 kelurahan tersebut anak yang wasting sebanyak 41 balita.
Upaya lain yang dilakukan adalah melakukan penyuluhan ke rumah-rumah warga yang anak ya mengalami wasting. Mereka memberikan PMT lokal seperti ikan teri, telur, dan makanan tinggi protein yang dibagikan ke 84 balita selama 3 bulan.
"Dengan PMT tersebut angka wasting sudah turun dan berat badan balita naik tapi yang stunting masih jadi masalah," jelasnya.
Novi Tri Astuti, 23, salah satu warga Tempel yang juga memeriksakan anaknya di Puskesmas merasa sangat terbantu dengan dorongan dan rekomendasi yang diberikan untuk memenuhi gizi anaknya.
"Setiap bulan untuk penimbangan dan ukur tinggi badan sudah dilakukan di posyandu, kita hanya ingin konsultasi MPASI," ujar Novi.
Konsultasi seputar makanan yang bergizi pada anak untuk memenuhi gizi seimbang. Makanan alternatif jika anak tidak suka dengan menu MPASI juga perlu dipikirkan seperti, bila tidak suka nasi bisa diganti sama kentang.
"Rekomendasi bikin bubur yang kental tapi tidak terlalu kental seperti nasi tim nanti bisa ditambah karbohidrat. protein hati ayam, daging ayam, sayuran dari brokoli bayam sama protein nabati dari tahu tempe. Berat badan tuh yang penting seimbang sama protein nabati dan hewani," pungkasnya.(H-3)
Prevalensi stunting secara nasional memang sudah turun. Kini berada di angka 19,8%. Tapi kuncinya ada di Jawa Barat, karena populasinya terbesar.
KEMENTERIAN Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga)/BKKBN bersama BNI meluncurkan Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (GENTING) di Kota Tangerang, Banten.
ANGGOTA Komisi IX DPR RI Edy Wuryanto menilai program Makan Bergizi Gratis (MBG) dinilai belum menunjukkan efektivitas dalam menurunkan angka stunting.
MENTERI Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Kepala BKKBN Wihaji memaparkan ada 4 tantangan untuk menurunkan stunting saat ini.
Pemerintah Kota (Pemkot) Depok terus mengampanyekan zero new stunting.
Menurut Dikdik, inisiatif semacam ini merupakan bagian penting dari strategi pencegahan stunting yang harus dimulai sejak masa kehamilan hingga usia dua tahun pertama anak.
Pada 2025, Indonesia Social Responsibility Award (ISRA) digelar di Daerah Istimewa Yogyakarta. Sebanyak 74 penghargaan dimenangkan oleh 51 perusahaan dari berbagai kategori dan nominasi.
MENYUSURI Lanskap Yogyakarta melalui Open Trip PORTA by Ambarrukmo Yogyakarta bukan sekedar kota
KANWIL Bea Cukai Jawa Tengah dan DIY bersama Polda DIY berhasil mengungkap tindak pidana narkotika jenis sabu jaringan narkoba internasional Malaysia-Indonesia.
POLITEKNIK Pembangunan Pertanian Yogyakarta Magelang (Polbangtan Yoma) melakukan audiensi dengan Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, di Balaikota Timoho, Selasa (8/7/2025).
Penyakit leptospirosis kembali menarik perhatian setelah menimbulkan korban jiwa dan menginfeksi ratusan orang di Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
KETUA UMUM Dharma Wanita Persatuan (DWP) UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Euis Nurlaelawati mengatakan isu pernikahananak dan poligami masih menjadi tantangan keluarga Muslim di Indonesia.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved