Headline
RI-AS membuat protokol keamanan data lintas negara.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
DINAS Koperasi UMKM Perdagangan dan Perindustrian (Diskuperdagin) Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, sudah berkoordinasi dengan Bulog setempat berkaitan dengan komoditas beras saat ini yang harganya terpantau naik. Hasil koordinasi, Bulog sudah menggelontorkan beras jenis medium ke para pedagang melalui kegiatan stabilitasi pasokan dan harga pangan (SPHP).
Kepala Bidang Perdagangan Diskuperdagin Kabupaten Cianjur, Agus Mulyana, menuturkan beras medium yang didistribusikan Bulog ke para pedagang dijual dengan harga eceran tertinggi (HET) di kisaran Rp9.450 per kilogram. Berasnya dijual dengan kemasan 5 kilogram dan 50 kilogram. "Pembeliannya tidak dibatasi. Penjual juga tidak dibatasi penjualannya," terang Agus dihubungi, Minggu (12/2).
Agus menuturkan tujuan dilaksanakannya SPHP yang dilakukan Bulog untuk mengendalikan harga dan memenuhi kebutuhan masyarakat. Saat ini Diskuperdagin sedang menunggu data para pedagang di pasar yang sudah mendapatkan suplai beras medium pada kegiatan SPHP.
"Kalau lihat fisiknya, beras medium dari Bulog cukup bagus. Kemarin juga kita dengan kepolisian sudah lihat fisiknya. Respons pedagang juga bagus," jelasnya.
Agus mengaku belum melakukan monitoring ke lapangan melihat sejauh mana pendistribusian beras medium yang dilakukan Bulog pada kegiatan SPHP. Dalihnya, masih menunggu data dari pihak Bulog. "Data ini untuk mengetahui siapa saja dan di pasar mana yang sudah membeli beras ke Bulog," tuturnya.
Namun, lanjut Agus, pemantauan stok beras di tingkat pedagang terus dilakukan. Ia mencontohkan sudah melihat stok beras di salah satu pedagang besar di Pasar Induk Cianjur.
"Pemiliknya bernama pak Wahyu. Dia punya stok 70 ton di gudang di pasar. Stok sebanyak ini paling juga hanya cukup tak lebih dari empat hari. Tapi di pabriknya stok masih cukup banyak. Insya Allah dari satu pedagang saja untuk memenuhi kebutuhan masyarakat relatif cukup aman. Terutama suplai untuk wilayah kota," bebernya.
Mantan Kepala UPTD Pasar Ciranjang itu menuturkan, ada beberapa penyebab cenderung naiknya harga beras akhir-akhir ini. Hasil koordinasi dengan Dinas Tanaman Pangan Hortikultura Perkebunan dan Ketahanan Pangan setempat, penyebab utamanya akibat belum memasuki masa panen.
"Kemudian kita juga masih kekurangan alat pengering padi. Selama ini para petani masih mengandalkan sinar matahari. Padahal sekarang kita bisa memanfaatkan teknologi tepat guna. Jadi produksinya setiap panen akan lebih cepat mengingat potensi hasil pertanian juga cukup banyak. Penyebab lainnya mungkin karena faktor cuaca," pungkas Agus. (OL-15)
Penambahan rombel ini, dilakukan karena terdapat sekitar 197.000 anak di Jabar yang berpotensi tidak melanjutkan atau putus sekolah.
Eliminasi TBC memerlukan kekompakan dan sinergi lintas sektor.
Gubernur Jabar Dedi Mulyadi, mengungkapkan hanya ada 384 kelas sekolah tingkat SMA/SMK yang akan diisi rombongan belajar (rombel) 38 sampai 50 siswa dari 801 kelas.
Festival Kerukunan di Desa Pabuaran, Kerukunan bukan Proyek Elite
Tetapi, dari 27 wilayah Jawa Barat hanya ada dua wilayah yang diprakirakan akan diguyur hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang terjadi pada siang hari.
Sebanyak 338 ribuan siswa diterima di SMA, SMK dan SLB negeri se-Jawa Barat (Jabar) dalam sistem penerimaan murid baru (SPMB) tahap satu hingga dua.
Pemerintah resmi mengubah klasifikasi penjualan beras dari sebelumnya berdasarkan kualitas (medium dan premium) menjadi dua kategori baru.
Total proyeksi produksi beras sampai Agustus dapat mencapai 24,96 juta ton, sementara total konsumsi beras Januari-Agustus membutuhkan 20,66 juta ton.
Inspeksi bersama KPPU Kanwil I Medan, Disperindag Sumut dan Bulog menemukan produsen beras premium berhenti beroperasi akibat ketiadaan bahan baku.
Hingga saat ini tidak ditemukan indikasi beras oplosan di wilayah Kabupaten Brebes, dan kondisi tersebut akan terus dijaga.
Petugas gabungan Satgas Pangan di sejumlah daerah di Jawa Tengah terlihat turun dan mendatangi pasar tradisional dan langsung melakukan pengecekan para pedagang dan distributor beras.
kenaikan harga gabah dan Harga Eceran Tertinggi (HET) beras premium yang tidak berubah mendorong pihak-pihak tertentu untuk melakukan pengoplosan beras
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved