KEJAKSAAN Negeri Sikka, Nusa Tenggara Timur telah menetapkan empat orang tersangka dalam perkara Belanja Tidak Terduga (BTT) pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Sikka tahun anggaran 2021 hingga terjadi kerugian daerah Pemkab Sikka sebesar Rp724.678.878,00.
Empat tersangka yang ditetapkan oleh Kejari Sikka yakni MDB selaku Kepala Pelaksana atau PPK Pejabat Pembuat Komitmen dan MRL selaku Bendahara Pengeluaran Pembantu Pejabat Pengelolaan Keuangan Daerah pada BPBD Kabupaten Sikka yang ditetapkan pada Rabu 8 Februari 2023.
Selanjutnya, LG Direktur CV Dewi Sartika dan EH selaku Kepala Sub Bidang Logistik pada Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Sikka ditetapkan tersangka pada Kamis 9 Februari 2023. Keempat tersangka ini pun langsung dititipkan oleh Kejari Sikka di tahanan Polres Sikka selama 20 hari kedepan.
Menariknya, ada dugaan makelar kasus (markus) Dana BTT yang mengaku bisa membantu proses perkara dikarenakan punya link di Kejari Sikka sehingga bisa tidak ditetapkan jadi tersangka tetapi dengan syarat meminta sejumlah uang. Hal ini menimpa LG yang merupakan Direktur CV. Dewi Sartika yang sudah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus BTT tahun 2021.
Sebelum ditetapkan jadi tersangka, LG pun menceritakan peristiwa awalnya.Yang mana, kata dia, pada bulan Juni tahun 2022, dirinya diperiksa oleh Kejari Sikka dalam kasus BTT BPBD khususnya dalam pengadaan kebutuhan minum dan logistik penanganan tanggap darurat Covid dan pengadaan barang kebutuhan dasar masyarakat korban bencana alam pada BPBD tahun anggaran 2021.
Selanjutnya, ia berkomunikasi oleh satu oknum berinisial B dengan dijanjikan akan membantu dalam kasus BTT. Karena B memiliki orang dekat di Kejari Sikka sehingga komunikasi pun berlangsung lewat pesan elektronik Whatsapp. Ia pun mengaku sempat diminta uang sebesar Rp170 juta untuk pengamanan kasus tersebut agar dirinya tidak ditetapkan jadi tersangka.
Untuk itu, kata LG, dirinya memberikan uang sebesar Rp10 juta sebagai tanda awal kepada oknum inisial B. Kemudian, ia kembali diminta uang sebesar Rp2,5 juta.
"Awalnya, saya kasih kepada inisial B sebesar Rp10 juta. Uang ini saya kasih di samping taman tsunami pada hari Minggu pagi. Kemudian, saya kasih lagi uang sebesar Rp 2,5 juta. Bagaimana saya tidak mempercayai dengan oknum inisial B, soalnya setiap kali pemeriksaan, dia bisa tahu
bagaimana pertanyaan dari jaksa terhadap saya dan gerak-gerak saya dalam pemeriksaan. Jadi saya percaya saja, kalau dia dekat dengan orang kejaksaan Sikka," ujar dia kepada mediaindonesia.com Selasa (7/2) sebelum ditetapkan jadi tersangka.
Kemudian, kata dia, oknum inisial B pun menyampaikan kepadanya bahwa tim ahli dari Kupang yang diduga digunakan Kejari Sikka untuk menentukan besarnya kerugian negara dana BTT tahun 2021.
Begini isi percakapan Whatsapp yang diserahkan tersangka LG kepada mediaindonesia.com.
"Koko,pastikan paket pekerjaan dana BTT tu harus aman e. Tim ahli dari Kupang su turun. Mereka ada info ini. Satu dua hari ini, kalau rasa belum aman, pi perbaiki semua. Ini info saja e," demikian bunyi pesan Whatssapp B kepada LG.
"Siang koko, aman terkendali. Tetap tenang e. Kita bermain senyap. Tidak perlu cerita ke siapa-siapa," ujar B
"Ok, tp aman ya tolong dulu," ujar LG
"Intinya koko siapkan itu e," ujar B
"Saya uda siap. Yang penting aman dan mungkin saya dengar langsung biar bisa tenang. lagi masih stress," ujar LG
"Dengan mereka ini, jangan terlalu buru-buru. Biarkan iramanya kita yang atur. Kita ikut saja apa kata mereka. Tetap tenang .Semuanya diamankan" ujar B
"Pelan. Kajari masih dalami. Tetap tenang.Kami siap dibelakang koko" ujar B
"Koko dalam posisi aman. Kami sudah amankan,' ujar B. (OL-13)
Baca Juga: Mantan Kepala BPBD Sikka dan Bendahara jadi Tersangka Korupsi ...
