HUJAN masih turun rintik-rintik ketika rombongan wisatawan tiba di desa wisata Nglanggeran di Kabupaten Gunungkidul, Senin (6/2) siang. Seharian mereka akan merasakan paket wisata untuk merasakan berbagai pengalaman menarik di wisata yang mendapatkan penghargaan Best Tourism Village 2021 dari Organisasi Pariwisata Dunia di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNWTO).
Kegiatan mereka dimulai dengan membatik topeng kayu, melihat proses pembuatan dodol cokelat, proses pengolahan bubuk cokelat, hingga mendaki Embung Nglanggeran dan Gunung Api Purba Nglanggeran. Para delegasi juga dijamu dengan aneka kuliner tradisional di tempat tersebut, seperti pecel, sego abang, sayur lodeh, hingga aneka jajanan dan minuman jamu.
Salah satu peserta asal Kazakhstan, Bek mengaku, dirinya sangat senang dengan pengalaman yang dia dapatkan selama di Nglanggeran, dari membatik hingga mendaki Gunung Api Purba. Ia yang datang bersama istri dan bayi perempuannya yang baru berusia 9 bulan.
Bek mengatakan, selama ini, sepengetahuannya membatik hanya dilakukan di kain, tetapi ternyata juga bisa dilakukan di topeng. "Saya rasa pengalaman mendaki Gunung Api Purba sangat menantang. Suatu saat nanti, saya ingin mencapai puncak," kata dia yang hanya sampai pada pos 1 karena keterbatasan waktu.
Pada hari kedua, Selasa (7/2), rombongan wisatawan diajak untuk melihat pertunjukan tari Reog Keprajuritan sekaligus belajar gerakan-gerakan tari Reog Keprajuritan di Taman Budaya Gunungkidul. Sebagian dari mereka juga ada yang berlatih memainkan musik gamelan untuk mengiringi tarian tersebut.
"Ini pengalaman mengesankan bagi saya selama dua hari, termasuk berlatih tarian ini," ungkap Alnur, wisatawan dari Rusia. Pasalnya, ia tidak hanya berlatih menari, tetapi juga mengenakan pakaian tradisional yang digunakan untuk menari.
Wisatawan Mancanegara
Kegiatan tersebut merupakan bagian ASEAN Tourism Forum (ATF) 2023 yang berlangsung sejak (3-5/2). Setelah agenda tersebut, sebagian delegasi berkunjung ke Kabupaten Gunungkidul untuk merasakan langsung pengalaman budaya dan melihat keindahan alam kabupaten ini selama dua hari
(6-7/2/2023) dalam post tour ATF 2023.
Ada sekitar 13 delegasi yang mengikuti perjalanan wisata di Gunungkidul. Mereka adalah pelaku industri pariwisata dari berbagai negara, seperti Kazakhstan, Belanda, Uni Emirat Arab, Rusia, dan Afrika.
Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Gunungkidul, Mohammad Arif Aldian menyampaikan, pariwisata Gunungkidul sedang bertumbuh. Para delegasi memang sengaja diajak untuk mengunjungi Desa Wisata Nglanggeran karena memiliki daya tarik bagi wisatawan mancanegara.
"Wisatawan yang banyak berkunjung dari Eropa. Bahkan, ada yang sampai berulang kali," kata dia. Para wisatawan dari Eropa, seperti Belgia, lebih senang ketika mereka tinggal di home stay-home stay yang ada di Desa Wisata Nglanggeran.
Selain home stay, di Gunungkidul juga baru saja berdiri hotel bintang 3 pada 2022. Dengan demikian, wisatawan yang hendak berkunjung ke Gunungkidul juga memiliki lebih banyak pilihan untuk menginap, dari mulai home stay, resort, hingga hotel bintang 3.
Selain Desa Wisata Nglanggeran, wisata alam di Gunungkidul sangat beragam, mulai dari pantai, air terjun, sungai, hingga gua.
Plh Direktur Utama Badan Otorita Borobudur (BOB), Bisma Jatmika mengatakan, kegiatan ini bermanfaat untuk mengenalkan potensi Gunungkidul kepada pelaku industri wisatawan dari luar negeri. Wisata Gunungkidul sudah dikenal luas untuk pasar dalam negeri sehingga juga perlu lebih didorong untuk pasar luar negeri.
"Harapan kami, mereka bisa membawa orang ke sini untuk wisata maupun bisnis," kata dia.
Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah DIY, GKR Bendara menyampaikan, banyak delegasi ASEAN Tourism Forum (ATF) yang datang ke DIY, seiring diselenggarakannya ATF 2023 di DIY (3-5/2). Sebagian dari mereka tinggal lebih lama di Jogja untuk mengikuti post tour di seluruh kabupaten dan kota di DIY.
"Mereka kita tarik untuk mengunjungi setiap kabupaten dan kota di DIY," kata dia, Senin (6/2). Mereka dibagi menjadi lima rombongan, yaitu ke Kota Yogyakarta (25 peserta), Kabupaten Kulonprogo (14), Bantul (13), Sleman (26), dan Gunungkidul (13).
Lama kunjungan bervariasi, ada yang dua hari satu malam dan ada yang tiga hari dua malam, tergantung daerah yang dikunjungi. Masing-masing daerah pun telah membuatkan paket wisata yang bisa menarik pebisnis wisata untuk mengajak rombongan wisatawan dari negara mereka datang ke DIY.
Kegiatan tersebut juga diisi dengan pertemuan pebisnis wisata dari luar negeri dengan pelaku wisata dan pemerintah kabupaten atau kota. "Tidak hanya buyer bisa kenal dengan destinasi yang ada di kabupaten, tetapi juga industri (Pariwiasata di DIY) bisa mengetahui yang diinginkan buyer dari mancanegara," kata dia.
GKR Bendara mengakui, pebisnis wisata dari luar negeri masih banyak yang menanyakan Bali. Impresi wisatawan asing tentang Bali masih sangat kuat tentang Bali. Oleh sebab itu, upaya untuk memperkenalkan potensi pariwisata di DIY harus lebih dikuatkan lagi. (OL-13)
Baca Juga: Pertumbuhan Kunjungan Wisnus Antisipasi Dampak Resesi Global ...