MINYAK goreng kemasan subsidi pemerintah Minyakita mengalami kelangkaan di pasaran, akibatnya sebagian warga mulai beralih membeli minyak goreng curah. Warga mengeluhkan harga minyak goreng kemasan yang sedikit lebih mahal dibandingkan minyak goreng bersubsidi.
Iwan, salah satu pedagang di pasar tradisonal Pahing, Kediri, Jawa Timur, mengatakan kelangkaan Minyakita terjadi sejak dua pekan terakhir karena stok di agen terbatas. "Minyakita masih kosong, ya sejak dua mingguan. Kalaupun ada yang masuk merek lain. penyebabnya karena stok," ujar Iwan, Selasa (31/1/2023).
Menurut Iwan, hingga kini belum ada pengiriman kembali sejak Desember 2022 lalu. Akibat kelangkaan tersebut banyak konsumennya beralih membeli minyak goreng curah.
"Konsumen mengeluh dan akhirnya beli minyak curah yang harganya Rp17 ribu per kilogram," jelasnya.
Pedagang lain, Mahrumi, mengaku sengaja tidak menyetok Minyakita karena mahal dan agen juga memberlakukan pembelian paket jika ingin membelinya. Menurutnya, pembelian dengan sistem paket akan merugikan pedagang sebab sulit dijual sehingga modal usahanya tidak bisa berputar.
"Kalau beli Minyakita harus beli minyak lainnya, sementara minyak tersebut kurang laku di pasaran," aku Mahruni.
Sementara itu, Mujiati salah satu warga mengaku terpaksa beralih ke minyak goreng curah meski sedikit lebih mahal dari Minyakita. Dirinya yang memiliki usaha kudapan terpaksa memilih minyak curah agar tetap berjualan.
Ia pun berharap pemerintah segera turun tangan untuk mengatasi langkanya minyak goreng Minyakita agar usaha UMKM bisa berjalan dan masyarakat tidak terbebani. "Terpaksa beli minyak curah daripada tidak bisa jualan. Semoga harga minyak kembali stabil," harapnya.
Sebelumnya Menteri Perdagangan Zulkifi Hasan (Zulhas) membongkar alasan kenapa Minyakita langka di pasaran belakangan ini.
Ia mengungkapkan kelangkaan terjadi akibat penurunan penyaluran minyak goreng, terutama kemasan Minyakita dalam beberapa bulan terakhir. Berdasarkan datanya, realisasi pemenuhan minyak goreng untuk kebutuhan dalam negeri (domestic market obligation/DMO) bulanan turun dari 100,94% pada November menjadi 86,31% pada Desember 2022.
DMO kemudian turun lagi pada Januari 2023 menjadi 71,81% dari target pemenuhan bulanan 300 ribu ton. "Dampak penurunan DMO mengakibatkan terjadinya penurunan pasokan minyak goreng di masyarakat, sehingga harga minyak goreng rakyat mengalami kenaikan," ujar Zulhas dalam keterangan resmi, Senin (30/1). (Mhd/A-3)