Headline
Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.
Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.
STATUS siaga banjir dan tanah longsor di Kota Sukabumi, Jawa Barat, masih berlaku hingga Oktober 2023. Pertimbangannya karena prediksi curah hujan masih terjadi hingga beberapa bulan ke depan.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sukabumi, Imran Wardhani, menjelaskan siaga banjir dan tanah longsor ditetapkan sejak Maret 2022. Mengingat bencana banjir dan tanah longsor masih berpotensi, lanjut Imran, hingga beberapa bulan ke depan masih berlaku.
"Sampai sekarang hujan masih terjadi sehingga berpotensi banjir dan tanah longsor. Status siaga banjir dan tanah longsor masih berlaku hingga Oktober 2023," tutur Imran di Sukabumi, Rabu (11/1).
Sejauh ini di Kota Sukabumi, banjir dan tanah longsor masih mendominasi kejadian bencana. Karena itu, perlu kewaspadaan dari semua pihak terhadap potensi bencana.
"Kalau prediksi, hujan akan terjadi hingga Februari. Jadi perlu kewaspadaan karena hujan disertai angin," tuturnya.
Baca juga: Gunung Kerinci di Jambi Masih Semburkan Abu Tebal
Masyarakat pun terus diingatkan terhadap potensi bencana hidrometeorologi. Terutama warga yang rumahnya berada di dekat tebing maupun bantaran sungai.
"Warga harus meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi banjir dan tanah longsor," pungkasnya.
Selama 2022, bencana di Kota Sukabumi didominasi tanah longsor serta cuaca ekstrem. Tanah longsor tercatat sebanyak 80 kali dan cuaca ekstrem sebanyak 60 kali. Selanjutnya banjir sebanyak 40 kali, kebakaran 36 kali, puting beliung 4 kali, dan gempa 5 kali.
Jika dibandingkan dengan 2021, jumlah bencana selama 2022 mengalami peningkatan. Selama 2021 itu terjadi sebanyak 217 kali bencana.
Pada Februari terjadi cukup banyak kejadian bencana. Jumlahnya sebanyak 35 kali. Kemudian pada Desember terjadi 34 kali, Oktober 30 kali, September 27 kali, November 25 kali, Juni 18 kali, Juli 16 kali, Januari 13 kali, Mei 11 kali, Agustus 7 kali, Maret 5 kali, dan April 4 kali. (OL-16)
Asep mengajak semua pihak berkolaborasi menjaga kerukunan antarumat beragama. Apalagi, negara mengamanatkan kebebasan beragama yang diatur undang-undang.
Bupati Sukabumi, Asep Japar, mengaku prihatin terjadinya insiden di Kecamatan Cidahu, pekan lalu. Peristiwa tersebut mendapat perhatian berbagai elemen sehingga menjadi isu nasional.
ANGGOTA Komisi III DPR RI, Sarifudin Sudding mengatakan kasus intoleransi di Sukabumi disebut sebagai hal yang tidak seharusnya terjadi.
GUBERNUR Jawa Barat Dedi Mulyadi dinilai gagal mencegah adanya kasus intoleransi, salah satunya ialah pembubaran retreat pelajar Kristen di Sukabumi.
ANGGOTA Komisi III DPR RI, Sarifudin Sudding menyampaikan keprihatinan atas insiden pembubaran ibadah umat Kristen di Sukabumi.
GUSDURIAN Sukabumi Raya mengecam aksi intoleransi di Kampung/Desa Tangkil Kecamatan Cidahu, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.
Pembahasan RTRW ini sangat penting karena berdampak terhadap kesejahteraan dan kebahagiaan masyarakat
CEMARAN senyawa merkuri ditemukan di Waduk Cirata, Jawa Barat. Kandungan merkuri ditemukan dari tubuh ikan yang diambil dari waduk Cirata.
Hujan yang mengguyur wilayah tersebut menyebabkan terjadinya tanah longsor menimpa satu rumah warga di Kampung Kiararambai, Desa Girimukti, Kecamatan Cisewu, Kabupaten Garut, Jabar.
Saat ini sejumlah sekolah swasta di Jabar masih sepi peminat, akibat masyarakat yang cenderung memilih sekolah negeri.
Adapun untuk presentasi non-akademik, setiap juaranya memiliki nilai masing-masing
GUBERNUR Jawa Barat, Dedi Mulyadi meminta kepada korban bencana pergerakan tanah di Kampung Cigintung, Pasirmunjul, Sukatani, Purwakarta untuk segera meninggalkan lokasi pengungsian.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved