Headline
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
Puluhan rumah di Kabupaten Lebak, Banten, terdampak longsor dan pergerakan tanah setelah terjadi hujan lebat pada Selasa (3/1) dini hari hingga pagi.
"Kami minta masyarakat agar mewaspadai curah hujan tinggi itu," kata Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak Agus Reza Faisal saat dihubungi di Lebak, Rabu (4/1).
Rumah yang terdampak longsor tercatat 15 unit tersebar di Kecamatan Muncang, Leuwidamar dan Cimarga.
Sedangkan rumah yang terdampak pergerakan tanah sebanyak 35 unit di Kecamatan Bojongmanik Cileles dan Muncang.
Petugas kebencanaan dari BPBD dan relawan kecamatan masih melakukan pendataan di lokasi yang terdampak longsor dan pergerakan tanah.
Namun, kata dia, sejauh ini bencana longsor dan pergerakan tanah tersebut tidak menimbulkan korban jiwa maupun luka-luka. "Kami belum bisa memastikan kerugian material akibat dampak bencana alam itu," katanya.
Menurut dia, longsor dan pergerakan tanah juga mengakibatkan kerusakan infrastruktur jalan poros desa dan jalan kabupaten.
Di antaranya jalan poros desa di Kecamatan Leuwidamar amblas dimensi panjang 5 meter lebar 2 meter dan jalan kabupaten menghubungkan Rangkasbitung - Leuwidamar amblas dimensi panjang longsoran 40 meter lebar dan 5 meter juga di Parahiang amblas dengan dimensi panjang 30 meter lebar 5 meter.
Begitu juga jalan raya Muncang - Leuwidamar amblas dimensi panjang 40 meter lebar 5 meter dan Jalan Rangkasbitung -Cimarga amblas yang mengakibatkan arus lalu lintas dialihkan melalui Aweh Cikapek.
"Cuaca buruk yang menimbulkan bencana alam diperkirakan berlangsung selama sepekan ke depan karena curah hujan cukup tinggi," katanya.
Sementara itu, sejumlah warga mengaku kini kondisi rumahnya mengalami kerusakan akibat longsor yang menerjang Selasa (3/1) pagi dan hampir roboh.
"Kami saat ini tinggal bersama saudara di tempat yang aman," kata Sukatma (55) warga Muncang Kabupaten Lebak. (Ant/OL-12)
Pemkab Tasikmalaya sudah menetapkan status tanggap darurat selama 14 hari mulai Senin (30/6) hingga Minggu (14/7) di Kecamatan Taraju dan Kecamatan Salawu.
Akibat bencana, satu warga ditemukan meninggal dan dua orang masih dalam pencarian.
Peristiwa pada Minggu (29/6) sekitar pukul 15.00 WIB itu mengakibatkan dua orang petani bernama Acu, 60, dan Amin, 50, warga Ciomas, masih tertimbun.
“Tim gabungan sudah menyingkirkan semua material yang menutup jalan di Ampelgading. Kini sudah dibuka kembali,”
Ekskavator juga diturunkan lantaran tanah yang menimbun jalan cukup dalam hingga tiang kabel roboh
Camat Salawu, Nandang Haryana mengatakan, hujan deras yang terjadi sejak malam hingga pagi menyebabkan tebing setinggi 20 meter longsor menutup jalan alternatif
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved