Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Dihantam Gelombang Tinggi, Kapal Pengangkut Solar Karam di Perairan Banyuasin

Dwi Apriani
28/12/2022 17:12
Dihantam Gelombang Tinggi, Kapal Pengangkut Solar Karam di Perairan Banyuasin
Ilustrasi(DOK.MI)

AKIBAT dihantam gelombang tinggi, Kapal ARK Shiloh karam di perairan ambang luar, tepatnya di Perairan Sungsang, Kabupaten Banyuasin, Sumatra Selatan, Rabu (28/12). Beruntung, dalam kejadian ini tidak mengakibatkan korban jiwa. Sebanyak 36 kru kapal tersebut berhasil dievakuasi ke MV STL Miracle.

Kepala Kantor Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas II Palembang Mayor Mar Sandi Varikta mengatakan penyebab karamnya Kapal ARK Shiloh di perairan ambang luar diduga mengalami kebocoran pada balast kanan setelah diterjang gelombang tinggi akibat cuaca buruk.

Sebelum karam, kapal mulai terlihat miring sejak Rabu dini hari sekitar pukul 03.00 WIB.

"Kami sudah usahakan pompa buang air tersebut menggunakan alkon dan pompa namun tidak dapat mengatasi kebocoran dan mengakibatkan kapal semakin miring ke kanan," katanya.

Akhirnya, kata Sandi, pihaknya segera mengambil tindakan untuk mengevakuasi 36 kru kapal ke MV STL Miracle. Saat ini, seluruh kru sudah dievakuasi ke Pelabuhan Tanjung Api-Api dengan menggunakan kapal tugboat.


Baca juga: Kapal Pengangkut Batu Bara Tenggelam di Perairan Selatan Bangka


"Semua kru selamat tidak ada yang mengalami cedera baik luka maupun yang hilang," jelasnya.

Dikatakan, langkah selanjutnya pihaknya akan mengirimkan kapal patroli 327 ke lokasi kejadian untuk memastikan apakah terjadi pencemaran yang ditimbulkan atau tidak.

"Karena informasi yang kami terima untuk sisa BBM di kapal tersebut masih ada 46 ton solar," bebernya.

Sandi menambahkan, seandainya nanti terjadi pencemaran pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan pemilik untuk menyiapkan oil boom-nya untuk pencegahan agar solar tidak menyebar ke mana-mana.

KSOP Kelas II Palembang juga berkoordinasi dengan navigasi agar dilaksanakan penandaan di lokasi kejadian karena area tersebut merupakan area labuh SDS yang selama ini digunakan untuk aktivitas bongkar muat kapal.

"Secara administrasi dokumen kapal ternyata baru dilaksanakan docking pada 25 Maret di tempat docking Gresik dan kemarin di Oktober baru kita laksanakan pemeriksaan terkait sertifikasinya. Jadi secara dokumen administrasi, kapal yang mengalami musibah kecelakaan ini tidak ada kendala maupun tidak ada masalah," tutupnya. (OL-16)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya