Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
YAYASAN Anak Bangsa Bisa (YABB), organisasi nirlaba bagian dari Grup GoTo bersama changemakers dari Catalyst Changemakers Ecosystem (CCE) meluncurkan proyek “Makassar Je'ne Tallasa” bertemakan Mariki’ Wujudkan Masyarakat Sehat dengan Air Bersih.
Demi mencapai tujuan tersebut, proyek gotong-royong ini menerapkan teknologi inovatif yang mengolah air hujan menjadi air minum dipadu dengan edukasi yang membangun kemandirian masyarakat Tallo.
Kecamatan Tallo merupakan satu dari lima kecamatan yang mengalami krisis air bersih di Makassar, Sulawesi Selatan pada 2021 .
Baca juga : Inovasi D’Lor Hantar Danny Pomanto Jadi 'The Indonesian Next Leader'
Para changemakers dari Celebes Green Project, Terra Water, dan Kopernik mengidentifikasi kerugian warga Tallo yang diakibatkan krisis ini.
Demi air gratis, waktu harus rela terbuang dan kesehatan pun dipertaruhkan.
Warga perlu menempuh jarak hingga satu kilometer menuju sumur air komunal, dan mengantri selama 2-3 jam untuk mendapatkan air yang tidak layak.
Baca juga : BWA Resmikan Proyek Wakaf Sarana Air Bersih di Desa Tuniun, NTT
Sedangkan untuk mendapatkan air bersih, warga mesti membeli air dari depot dan merogoh kocek sampai Rp 300.000 per bulan.
Permasalahan krisis air bersih di Tallo mengganggu perekonomian, kesehatan, dan kehidupan sosial masyarakat sehingga dibutuhkan solusi yang tepat.
Melihat kondisi tersebut, Monica Oudang, Chairperson YABB, menyampaikan,“Sejalan dengan komitmen CCE untuk mewujudkan solusi yang sistemik dalam menangani permasalahan air di Indonesia, YABB dan changemakers hadir untuk mewujudkan akses air bersih melalui kolaborasi, teknologi, dan edukasi.”
Baca juga : Makassar Dilanda Cuaca Buruk, Wali Kota Instruksikan Sekolah Daring
Wali Kota Makassar Ir. H. Mohammad Ramdhan Pomanto menyatakan apresiasi atas sumbangsih solusi berbasis ekosistem untuk mengubah air hujan jadi berkah.
“Air sebagai penentu derajat kesehatan, tapi juga menjadi permasalahan dunia termasuk di Tallo, apalagi dipengaruhi oleh cuaca ekstrim," kata Ramdhan dalam keterangan, Kamis (1/12).
"Di musim kemarau, Tallo mengalami kekeringan dan masyarakat harus mengantri air lebih lama dan membeli dengan harga lebih mahal. Sedangkan ketika musim hujan, air hujan dan luapan muara sungai menjadi mubazir karena hanya membanjiri sebagian area Tallo tanpa dimanfaatkan,” jelasnya.
Baca juga : BWA Resmikan Projek Wakaf Sarana Air Bersih ke-41 di Boyolali, Jateng
Direktur Utama Perumda Air Minum Kota Makassar Beni Iskandar menjelaskan, “Penyebab dari permasalahan air bersih adalah jaringan perpipaan yang tidak merata sehingga pelayanan di Tallo kurang maksimal, serta pasokan air tanah yang tidak stabil dan ‘berkualitas buruk’."
Saat ini, pemerintah Kota Makassar melalui Perumda Air Minum Kota Makassar masih terus memperbanyak program air bersih gratis dengan menyediakan armada tangki air bersih sebagai solusi jangka pendek di beberapa area prioritas.
"Kami pun berterima kasih atas kolaborasi di proyek ini yang bersatu mendukung pemerintah,” jelasnya.
Baca juga : YABB dan Changemakers Tangani Masalah Sampah Lewat Ekosistem dan Teknologi
Untuk mengatasi permasalahan air di Kecamatan Tallo, YABB dan dan para changemakers menghadirkan tiga solusi utama yang memadukan teknologi dengan edukasi agar menghasilkan dampak nyata yang berkelanjutan.
Perwakilan Changemakers Makassar Je'ne Tallasa, Indah Febriany mengungkapkan, “Kami berkolaborasi dengan Tametotto untuk menerapkan teknologi pemanenan air hujan (PAH) bawah tanah dengan kapasitas besar, yaitu 160.500 liter."
"Alhasil, saat teknologi ini bekerja dengan kapasitas penuh, pasokan air bersih diestimasi bisa mencukupi 100 keluarga per hari,” kata Indah.
Baca juga : Antisipasi Banjir, Wali Kota Makassar Cek Kolam Regulasi
Teknologi yang dibangun di area sekitar Kompleks Makam Raja-raja Tallo ini dinilai mampu mengurangi genangan air akibat curah hujan tinggi maupun luapan muara sungai di daerah padat penduduk dengan resapan air yang minim.
Indah menambahkan, “Dengan jarak hanya 100 meter dari pemukiman, sumber air ini juga mampu menghemat waktu para perempuan dan anak-anak yang mengambil air setiap hari."
Hal ini bisa memberikan kesempatan untuk melakukan kegiatan produktif seperti aktivitas ekonomi dan pendidikan”.
Baca juga : Pegawai Meninggal karena Covid-19, Balai Kota Makassar Di-lockdown
“Solusi kedua adalah pembangunan teknologi filtrasi air menggunakan pot keramik lokal Terra Water . Teknologi penyaringan air ini akan membantu 100 rumah tangga dan 37 sekolah mengurangi risiko terjangkit penyakit yang disebabkan oleh air minum tidak layak konsumsi seperti diare dan tifus,” kata Indah.
Indah dan para changemakers paham bahwa infrastruktur teknologi tidak bisa berdiri sendiri. Untuk itu, solusi ketiga yang dijalankan adalah edukasi dan kampanye tentang air, sanitasi, dan kebersihan, serta pemeliharaan sistem pengolahan air bersih.
Direktur Pusat Kajian Rekayasa Sumber Daya Air Universitas Hasanuddin Dr. Eng. Ir. Rita Tahir Lopa, M.T. menerangkan, “Proyek pengelolaan sumber daya air ini diharapkan mampu mengurai isu kekeringan, banjir, dan kualitas air yang kompleks dan mendesak."
Baca juga : Pemkot Makassar Bersiap untuk Vaksin Covid-19 Bagi Anak
" Kecamatan berpenghuni 148.228 jiwa ini dilalui Sungai Tallo yang merupakan salah satu sumber pasokan air Kota Makassar," katanya.
"Namun, kecamatan ini memiliki kelurahan dengan potensi kekeringan terbanyak di Makassar, terutama saat kemarau. Hal ini jelas memperlihatkan adanya kebutuhan akan solusi yang tepat,” ujar Rita.
Dengan dukungan dari Pemerintah Kota Makassar, Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Sulawesi Selatan, PDAM Kota Makassar, Universitas Hasanuddin, serta komunitas lokal, YABB berharap proyek ini bisa meningkatkan perekonomian, kesehatan, dan kehidupan sosial masyarakat Tallo.
“Kami juga ingin mengembangkan potensi Tallo untuk menjadi desa wisata, khususnya kawasan tepi laut dan cagar budaya Kompleks Makam Raja-raja Tallo,” tutup Monica. (RO/OL-09)
Vinilon membangun sistem perpipaan dari hulu ke hilir dan sarana air bersih yang memadai sepanjang 4,5 km di Desa Banuan, Nusa Tenggara Timur.
210 pondok pesantren di wilayah Jawa Barat, DI Yogyakarta, dan Jawa Timur menunjukkan bahwa hanya 54% pesantren yang memiliki akses terhadap air bersih yang layak,
Tujuannya untuk menarik investasi asing dari beberapa negara, seperti Turki, Tiongkok, dan Eropa yang memiliki minat berinvestasi di bidang air di Tanah Air.
Selama bertahun-tahun, masyarakat di wilayah Kecamatan Masaran, Kabupaten Sragen sangat bergantung pada suplai air donasi dari perusahaan yang berada di sekitar warga.
Kondisi ini menuai keluhan dari warga. Rani, 36, warga Perumahan Taman Raya, mengaku kesulitan menjalani aktivitas sejak pagi lantaran air di rumahnya tidak mengalir.
Sungai Akelamo dan Danau Karo, dua sumber air warga Pulau Obi, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara, menunjukkan kualitas yang sangat baik.
Selain fasilitas yang bisa dinikmati tamu tanpa membayar, tamu juga bisa menikmati fasilitas lainnya yang berbayar.
Dekan FKIP USD Tarsisius Sarkim menyampaikan pentingnya Steam Learning Center sebagai fasilitas pendidikan yang tanggap terhadap kebutuhan zaman.
Lebih dari sekadar penambahan jenjang, pendidikan berkualitas dengan standar internasional terus dikembangkan di wilayah Cilegon, Banten.
Gerai pertama minimarket di hunian ini ditargetkan mulai beroperasi pada awal tahun 2025.
Perbaikan data warga Jakarta adalah tindakan yang paling riil
Masih banyak orang yang tidak mengerti apa itu disabilitas. Contohnya, di fasilitas umum seperti bandara, rumah sakit, atau bank, kebutuhan disabilitas sering tidak terpenuhi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved