Headline
Ketegangan antara bupati dan rakyat jangan berlarut-larut.
Ketegangan antara bupati dan rakyat jangan berlarut-larut.
SEJUMLAH petani, penyuluh pertanian dan pengambil keputusan di Lima Desa di pesisir Lembata, Nusa Tenggara Timur, Rabu (23/11/2022), diajari cara bertani cerdas iklim.
Selain diajari teori mengolah lahan pertanian oleh Pakar pertanian dari Universitas Politani Kupang, para petani juga langsung melakukan praktek bertani cerdas iklim langsung di kebun.
Para petani, penyuluh pertanian dan kepala Desa di 5 Desa pesisir itu diajak LSM Barakat, melalui program INCIDENT (Increasing Resiliency through Climate Change Adaption and Disaster Risk Reduction in Nusa Tenggara) bekerjasama dengan Catholic Relief Services United States
Conference of Catholic Bishops (CRS USCCB), untuk kembali menggeluti pola bertani tradisional, salah satunya dengan teknik bingkai A.
Direktur LSM Barakat, Benediktus Bedil kepada mediaindonesia.com, kemarin, mengatakan, dampak perubahan iklim pada sektor pertanian seperti menurunnya kualitas, kesuburan dan daya dukung lahan, menyebabkan produktivitas hasil pertanian juga ikut menurun. Berkurangnya ketersediaan air menyebabkan anjloknya produksi pertanian.
Selain itu bergesernya jadwal tanam berbagai komoditi pertanian meningkatkan kemungkinan terjadinya gagal panen.
"Antisipasi dan mitigasi dampak perubahan iklim yang terkait dengan manajemen air, tanah dan pola tanam di tingkat petani merupakan kondisi yang sangat berpengaruh dalam usaha pertanian terutama tanaman pangan. Karena itu, kami memilih bekerja di 5 desa yaitu Desa Bour, Kecamatan
Nubatukan, Desa Wuakerong, Desa Ria Bao, Desa Pasir Putih, dan Desa Lolong, Kecamatan Nagawutung untuk kembali menggeluti pola bertani cerdas iklim," ungkap Benediktus Bedil.
Disebutkan, lebih banyak penduduk di desa ini adalah petani lahan kering dengan pola pertanian tebas bakar dan kebun berpindah-pindah. Kelima desa ini terletak di pesisir karena itu sangat potensial terhadap bencana-bencana yang diakibatkan adanya perubahan iklim.
Pergeseran musim hujan dan musim kemarau panjang yang sulit diprediksi, berdampak negatif pada sektor pertanian. Hal ini menyebabkan gagal tanam, gagal panen dan dengan ini mengancam ketahanan pangan.
Peristiwa cuaca ekstrem dan penggundulan hutan juga menyebabkan tanah longsor, dan menempatkan masyarakat yang sudah rentan menjadi lebih banyak bahaya.
Sementara itu, Alexander Raring, fasilitator pelatihan pertanian cerdas iklim dari LSM Barakat menyebutkan, pemilihan benih juga sangat berpengaruh pada hasil panen.
"Seleksi tanaman Partisipatif (PVS) didapatkan untuk jenis tanaman pangan utama yang akan diintervensi yaitu jagung lokal (jagung pulut, jagung kuning, dan jagung putih), ubi kayu/singkong (ubi putih dan ubi kuning), padi ladang (padi putih dan padi hitam). Untuk sayuran didapatkan terung ungu panjang dan kacang panjang, sedangkan pada Tanaman Umur Panjang (TUP) didapatkan kelapa, mangga, nangka, jambu mente, sukun dan kemiri. Ini tanaman pangan yang direkomendasi untuk ditanam dalam masa sulit ini," jelas Alexander Raring.
Ia juga menyebut, dalam pertanian cerdas iklim juga sekaligus dilakukan konservasi air dan tanah.
"Ini merupakan langkah adaptasi terhadap dampak perubahan iklim yang dapat dilakukan melalui konsep terkait alat pertanian cerdas iklim dan pertanian konservasi, produksi pangan lokal, pemilihan benih, dan pengendalian hama terpadu," ungkap Raring.
Ia menjelaskan, melalui konsep pengelolaan air dan pengelolaan tanah yang baik serta pola tanam yang tepat akan berdampak signifikan dalam melakukan adaptasi terhadap perubahan iklim, untuk tujuan itulah dilakukan pelatihan kepada penyuluh pertanian lapangan di Kabupaten
Lembata," ujar Alexander Raring, staf pada LSM Barakat itu. (OL-13)
Baca Juga: UKM Sahabat Sandi Gelar Pasar Murah di Bandung Jaga Stabilitas Harga Bapok
Teknologi ini membantu petani mendiagnosis penyakit tanaman melalui analisis gambar dan memberikan rekomendasi agronomi yang tepat untuk mendorong praktik pertanian berkelanjutan.
Bupati Indramayu Lucky Hakim juga akrab dengan satwa liar melepas ribuan ekor ular ke sawah di Indramayu.
Moratorium selama tiga tahun akan menciptakan stabilitas ekosistem pertembakauan dan memberi ruang bagi petani serta pelaku industri agar tidak gulung tikar.
Peningkatan pengetahuan petani mengenai pengelolaan hama juga akan berdampak positif lebih luas, antara lain berkontribusi langsung pada peningkatan produksi pangan dalam negeri.
PT Perkebunan Nusantara IV PalmCo subholding dari PTPN III (Persero) mendapat apresiasi dari Pimpinan VII BPK Slamet Edy Purnomo dalam kunjungan kerjanya ke Java Coffee Estate.
PEMERINTAH Indonesia tengah memacu transformasi ekonomi nasional melalui penguatan sektor pangan dan energi domestik.
JAM menunjukkan sudah pukul 16.00 Wita sore hari itu. Terik tak jua mereda di Tanah Merah.
Ketiga terdakwa tersebut divonis melanggar Pasal 3 Jo Pasal 18 Undang-Undang Tindak Pidana Korupsi Jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP.
Hal yang mendasari pembentukan desa moderasi adalah adanya beberapa rumah ibadah di wilayah tersebut, serta interaksi sosial antarumat beragama yang berjalan bagus.
PERTEMUAN Pastoral (Perpas) Regio Gerejawi pada gereja Katolik Nusra ke-XI kembali digelar di Keuskupan Larantuka di Kota Larantuka, Ibu Kota Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur.
KEMENTERIAN Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/BKKBN (Kemendukbangga/BKKBN) menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Kecamatan Ile Ape merupakan salah satu kawasan ring satu atau kawasan terdekat dari Gunung Api Ile Ape (Lewotolok).
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved