Headline

Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.

Fokus

Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.

Pj Bupati Pidie Umumkan KLB Polio

Amiruddin Abdullah Reubee
19/11/2022 11:10
Pj Bupati Pidie Umumkan KLB Polio
Pj Bupati Pidie, Wahyudi Adisiswanto mengumumkan status KLB Polio di wilayahnya di Pendopo Bupat i Pidie, Jumat (18/11/2022).(MI/Amiruddin Abdullah Reubee)

PENJABAT (Pj) Bupati Pidie, Wahyudi Adisiswanto menyatakan kejadian luar biasa (KLB) dengan ditemukannya kasus polio di wilayahnya.   Sebelumnya telah dilaporkan penemuan kasus polio pada anak berinisial MH, 7 tahun di Desa Mane, Kecamatan Mane, Kabupaten Pidie, Provinsi Aceh.

"Dengan ditemukannya kasus polio di Pidie, maka kami menyatakan ini sebagai Kejadian Luar Biasa. Karena seperti yang kita ketahui Indonesia dan negara-negara Asia Tenggara lainnya sudah dinyatakan bebas polio. Dan dunia saat ini bergerak menuju eradikasi untuk menghilangkan polio dari seluruh negara," kata Wahyudi Adisiswanto, saat mengumumkan status KLB di Pendopo Bupati Pidie, Jumat (18/11).

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pidie, dr Arika Aboebakar, Sp.OG mengatakan pihaknya bersama tim dari Dinas Kesehatan Aceh, Kementerian Kesehatan, WHO, dan UNICEF sudah melakukan respons awal berupa Penyelidikan Epidemiologi (PE). Termasuk pencarian kasus tambahan di wilayah terdampak, baik di masyarakat maupun melalui kunjungan ke puskesmas dan RS setempat.

baca juga: Pakar Gizi Ingatkan Korelasi Buruknya Fasilitas Sanitasi dan Stuntitng

Lalu melakukan review cakupan imunisasi dan penilaian kondisi sosial (social assessment) untuk mengetahui bagaimana penerimaan masyarakat di wilayah terdampak terhadap imunisasi. Selain itu melakukan koordinasi dan pengaktifan tim gerak cepat segera dilakukan.

"Perlu diketahui virus polio menular melalui air yang tercemar tinja yang mengandung virus polio. Jika virus ini masuk ke dalam tubuh anak yang belum mendapatkan imunisasi polio secara lengkap, maka virus akan berkembang biak di saluran pencernaan dan menyerang sistem saraf anak sehingga dapat menyebabkan kelumpuhan," jelas dr Arika.

"Ini dapat terjadi jika cakupan imunisasi rendah dalam jangka waktu yang cukup lama ditambah dengan kondisi sanitasi lingkungan yang tidak baik, seperti perilaku Buang Air Besar Sembarangan (BABS)," tambahnya.

Ia menjelaskan bahwa penanganan pasien saat ini sudah dilakukan dengan kunjungan ulang oleh dokter spesialis anak dan dianjurkan untuk rehabilitasi medis. Anak tersebut dirujuk ke RSUD T Chik Ditiro.

Dalam menangani KLB, sesuai petunjuk Tim Komite Ahli akan segera dilakukan respons imunisasi sub-PIN dengan memberikan imunisasi tetes polio untuk anak usia 0-13 tahun, agar terbentuk kekebalan terhadap serangan polio.

Juga penguatan sistem surveilans untuk mendeteksi cepat adanya kasus lumpuh layu mendadak di masyarakat. Target imunisasi adalah 95% dan merata di semua wilayah, agar kekebalan komunitas dapat tercapai. Pemkab Pidie juga berupaya meningkatkan edukasi masyarakat agar berperilaku hidup bersih dan sehat serta imunisasi rutin. Terutama setiap rumah harus memiliki jamban agar tidak BABS.

Untuk mewujudkan ini harus kerja bersama antara pemkab dengan tokoh agama, ulama, masyarakat, PKK, remaja, ormas, dan lainnya. (N-1)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik