Headline
Pemerintah belum memastikan reshuffle Noel.
FORUM Pengurangan Resiko Bencana (F-PRB) menggandeng Pemda Flores Timur dalam kegiatan lokakarya pengurangan risiko bencana, Jumat (30/9) di Aula Liberti Training Center-Kantor YPPS, Lorong Panti Asuhan Pelang, Kelurahan Waibalun-Larantuka.
Kegiatan tersebut dimaksudkan untuk menyinkronkan rencana kerja bersama dalam isu pengurangan resiko bencana di Kabupaten Flores Timur.
Ketua Forum Pengurangan Resiko Bencana Kabupaten Flores Timur, Januarius Yawa Bala mengatakan kegiatan tersebut merupakan rencana tindak lanjut dari restrukturisasi Forum PRB Flores Timur yang berproses dari Januari-April 2022.
Baca juga: Bendahara BPBD Flotim Masuk DPO Kasus Korupsi Dana Covid-19
Untuk itu, kata Januarius, kegiatan itu bertujuan menyinkronkan rencana kerja Forum PRB dengan rencana kerja pemerintah daerah agar bisa saling bergandengan tangan, saling mengisi untuk bisa berpartisipasi di dalam isu pengurangan resiko bencana.
"Kami bisa melihat bahwa ada program kegiatan yang bisa didukung oleh pemerintah daerah sesuai dengan rencana strategis pemerintah daerah. Dan ada program tidak sesuai program pemerintah daerah maka kami bekerjasama dengan pihak ketiga," ujarnya.
Adapun kegiatan tersebut melibatkan BP4D, BPBD, mitra LSM, YPPS, CRS, Kodim 1624 Flores Timur dan Fikrah.
Langkah selanjutnya, kata Januarius, mereka akan berdialog dengan pejabat pemerintah dalam hal ini Pejabat Bupati untuk kerja sama multipihak.
"Dalam hal ini, kami juga masyarakat sipil yang coba membangun kepedulian di antara kerjasama ini dan meminta dukungan pemerintah daerah ke depan," imbuhnya lebih jauh.
F-PRB akan terus melakukan pendekatan dengan sektor swasta, di sisi lain, untuk berpartisipasi dalam isu-isu kebencanaan dan adaptasi perubahan iklim.
Yanuarius Tawa Bala berharap masyarakat Flores Timur dengan potensi yang ada saat ini, bisa sama-sama bergandengan tangan untuk lebih siap dan lebih maju akan perubahan iklim.
"Contoh sederhana adalah manajemen sampah yang baik, mulai dari rumah tangga kita sendiri," bebernya.
Sementara itu, Kepala Bidang Pencegahan dan kesiapsiagaan, Yohanes B. Polen Hayon mengatakan kegiatan forum pengurangan resiko bencana hari ini memang untuk tahun anggaran 2022.
Ia menyebut meski bentuk kegiatan dalam pangkuan DPA tidak dianggarkan. Akan tetapi, pihaknya sebagai Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan akan bekerjasama dengan LSM dan mitra lain untuk kegiatan untuk ambil bagian dalam adaptasi perubahan iklim ke depan.
"Harapannya 2023 nanti, mudah-mudahan kita membangun diskusi bersama, barangkali di BPBD disisipkan kegiatan ini, dengan isu utamanya adalah adaptasi perubahan iklim,"pungkasnya.
Untuk diketahui, ada tiga visi dari Forum PRB Flores Timur yakni; meningkatkan kapasitas masyarakat Flores Timur yang antisipatif, responsive dan adaptif bencana, membangun kemitraan multipihak untuk pengurangan resiko bencana, dan pengarusutamaan pengurangan resiko bencana dalam pembangunan berbasis masyarakat.F-PRB Gandeng Pemda Flotim Sinkronkan Visi Guna Antisipasi Kurangi Resiko Bencana. (OL-1)
Wakil Wali Kota Kupang, Serena C. Francis, memimpin upacara penurunan bendera HUT ke-80 RI dengan khidmat.
PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Nusa Tenggara (UIP Nusra) berkomitmen dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL).
DEPUTI Kepala Perwakilan Bank Indonesia NTT Didiet Aditya menyebutkan transaksi QRIS di daerah itu memperlihatkan pertumbuhan yang signifikan selama periode Januari hingga Juni 2025.
UPACARA Peringatan HUT ke-80 Republik Indonesia (RI) di Kantor Camat Musi, Kabupaten Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur, Minggu (17/8), berlangsung khidmat.
Yayasan Pendidikan Astra, Michael D. Ruslim (YPA-MDR) memulai pembangunan fasilitas baru di UPTD SDN Oefoe, Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur.
AKTIVITAS gunung berapi Lewotobi Laki-laki yang berada di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) kembali meningkat pada Jumat, 16 Agustus 2025.
Penelitian terbaru mencatat lebih dari 5.000 mamalia laut terdampar di pesisir Skotlandia sejak 1992.
Studi terbaru di jurnal One Earth mengungkap 60% wilayah daratan Bumi kini berisiko, dengan 38% menghadapi risiko tinggi.
Banjir monsun telah menyapu bersih seluruh desa, memicu tanah longsor, dan menyebabkan banyak orang hilang.
Studi terbaru mengungkap populasi burung tropis turun hingga 38% sejak 1950 akibat panas ekstrem dan pemanasan global.
Dengan cara mengurangi emisi gas rumah kaca, beradaptasi perubahan iklim, dan mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.
Perubahan iklim ditandai dengan naiknya suhu rata-rata, pola hujan tidak menentu, serta kelembaban tinggi memicu ledakan populasi hama seperti Helopeltis spp (serangga penghisap/kepik)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved