Headline
PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah menetapkan tarif impor baru untuk Indonesia
PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah menetapkan tarif impor baru untuk Indonesia
MALAM itu, sekitar pukul 18.00 WIB, langit sudah pekat menyelimuti Dusun Bambangan
PROVINSI Jawa Tengah (Jateng) termasuk salah satu provinsi dengan tingkat toleransi dan kerukunan antar umat beragama tertinggi di Indonesia. Hal itu membuat Jateng menjadi barometer nilai-nilai kerukunan dan banyak komunitas keagamaan berdatangan untuk studi banding hingga belajar dari Jateng.
Kali ini, giliran perkumpulan pendeta gereja di Maluku berkesempatan melakukan studi banding ke Jateng. Mereka juga menemui Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, di Puri Gedeh, Kota Semarang, kemarin sore.
Ketua Gereja Protestan Maluku, Elifas Tomix Maspaitella mengatakan, ia bersama rombongannya yang berjumlah sekitar 75 orang itu ingin belajar langsung ke Ganjar karena dianggap sebagai pemimpin yang mampu menjadikan warga Jateng begitu toleran ditengah banyaknya perbedaan yang ada.
"Kami sebenarnya belajar dari model-model kepemimpinan seorang gubernur yang memimpin sebuah provinsi yang majemuk dan indek toleransinya sangat tinggi," ungkap Elifas usai menemui Ganjar di kediamannya.
Elifas menilai, Ganjar memiliki gaya berpikir keagamaan yang berbeda untuk menyatukan semua perbedaan yang ada di masyarakat. Itulah yang ingin dipelajari para pendeta dan menerapkan ilmu-ilmu yang didapat ke daerahnya.
Selain belajar ke Ganjar, para pendeta itu juga bertemu Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB). Menariknya, para pendeta ini juga akan belajar ke salah satu pondok pesantren di Salatiga ihwal kepemimpinan dan pendampingan umat beragama.
"Jadi kami merasa model yang seperti itu harus kami pahami setidaknya bagaimana merangkul yang berbeda pemahaman, dari gaya berpikir keagamaan yang mainstream dengan gaya berpikir yang lain supaya dia bisa terus direkatkan," ucap Elifas.
Lebih lanjut, Ganjar menjelaskan, yang terpenting dari pertemuan dengan setiap tokoh agama adalah untuk bersama-sama berkomitmen merawat Negara Kesatuan Republik Indoneaia (NKRI) dan pengamalan nilai-nilai Pancasila ditengah perubahan dunia yang begitu cepat.
Ganjar melanjutkan, setiap warga negara yang baik dan memiliki semangat toleransi serta kerukunan beragama yang tinggi pasti tidak ingin bangsanya terbelah hanya karena perbedaan. Ganjar menyampaikan, masyarakat beragama harus mampu menerima setiap perbedaan yang ada agar tidak ada konflik horizontal.
"Spirit yang luar biasa adalah bagaimana merawat NKRI, merawat nilai-nilai Pancasila dalam dinamika dunia yang luar biasa dalam perubahan dunia yang turbulens. Tapi tetap kita jaga nilai-nilai itu," ujar Ganjar.
"Intinya tidak ada keikhlasan dari mereka kalo negara ini pecah, tak ada keikhlasan kalo terjadi konflik horizontal. Ini yang kemudian mereka serius belajar dan berkeliling ke banyak tempat," sambung Ganjar. (OL-13)
Baca Juga: Sulsel Jaga Ketersediaan Pangan Paska Kenaikan Harga BBM
HARI Rabu 9 Juli 2025 menjadi kesempatan terakhir masyarakat Jawa Tengah (Jateng) yang ingin mendaftarkan di SPMB Jateng Tahap II. Pendaftaran sekolah swasta gratis dibukan hingga 17.00.
Meningkatnya okupansi hotel tersebut terjadi karena adanya event-event yang diselenggarakan,
"Besok Selasa (8/7) diperkirakan air laut pasang (rob) di perairan utara Jawa Tengah akan naik kembali."
Panahan menjadi salah satu cabang olahraga prioritas pemerintah Indonesia.
Pada pagi umumnya berawan namun hujan ringan sudah turun di sejumlah daerah Jawa Tengah, memasuki siang diperkirakan cuaca kembali berawan.
Gelombang tinggi juga masih berlangsung di perairan selatan Jawa Tengah mencapai 2,5-4 meter, sedangkan di perairan utara setinggi 0,5-1,25 meter.
GUBERNUR Jawa Barat Dedi Mulyadi menekankan pentingnya pemulihan harmoni sosial di tengah masyarakat Cidahu, Sukabumi, setelah insiden perusakan rumah yang diduga dijadikan tempat ibadah.
Tidak hanya karena secara geografis wilayahnya berbukit-bukit dengan ketinggian 760 meter di atas permukaan laut (mdpl), tetapi juga karena desa itu tak ubahnya Indonesia mini dengan beragam agama.
BUPATI Intan Jaya, Papua Tengah, Aner Maisini mengungkapkan Hari Raya Idul Adha merupakan momen untuk memperkuat solidaritas dan toleransi umat beragama.
"Setiap ada hari besar keagamaan, warga tanpa memandang keyakinan dan namanya berkumpul, saling pengucapan selamat," jelas Kepala Dusun Thekelan Agus Supriyo.
Dialog antaragama merupakan sarana yang sangat penting bagi mahasiswa untuk meningkatkan daya kritis, membangun hubungan antaragama yang baik dan bermakna.
Toleransi, katanya, adalah kata yang paling sering terdengar tapi terkadang bisa berbalik menjadi penyebab tindakan-tindakan intoleran.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved