Headline

Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.

Fokus

Sejumlah negara berhasil capai kesepakatan baru

Realisasi Investasi Semester I 2022 di Jateng Capau Rp39,19 Triliun

Mediaindonesia.com
30/8/2022 19:29
Realisasi Investasi Semester I 2022 di Jateng Capau Rp39,19 Triliun
Kepala Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jateng Ratna Kawuri(Dok. Pemprov Jateng)

TOTAL realisasi investasi semester 1-2022 di Jateng mencapai Rp39,19 triliun dari target Rp65,54 triliun. Dari capaian tersebut, telah menyerap tenaga kerja sebanyak 116.067 orang dengan jumlah proyek mencapai 8.298 unit. 

Kepala Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jateng Ratna Kawuri mengatakan, total nilai investasi tersebut didasarkan dua data. Pertama data Laporan Kegiatan Penanaman Modal (LKPM) dan Non LKPM yang berdasar atas data rekap Online Single Submission Risk Based Approach (OSS-RBA). 

Rinciannya, realisasi Non UMK berdasarkan LKPM sebesar Rp27,02 triliun dan realisasi UMK sejumlah Rp12,17 triliun. 

"Dari realisasi Penanaman Modal Asing (PMA) dan dalam negeri (PMDN) berdasar data LKPM, jumlah tenaga kerja yang terserap pada semester satu 2022 116.067 orang dengan jumlah proyek mencapai 8.298," ujarnya, Selasa (30/8). 

Catatan DPMPTSP Jateng, jumlah tenaga kerja yang terserap pada semester-1 2022, melebihi capaian pada 2018 dan 2019. Pada 2018 tercatat serapan tenaga kerja 112,883 pekerja, sedangkan pada 2019 terserap 114,743 pekerja. 

Ratna mengatakan, dari data tersebut Penanaman Modal Asing (PMA) lebih mendominasi investasi di Jateng. Tercatat realisasi PMA Rp16,30 triliun, sementara realisasi PMDN Rp10,72 triliun. 

Jepang menjadi negara yang paling banyak mendominasi investasi di Jateng. Negara Matahari Terbit ini menanam modal dengan nilai US$525.209,50 (46,23 persen) dari total investasi di Jateng semester 1 2022. 

Baca juga : Puluhan Desa di Klaten Rawan Kekeringan

Negara kedua yang mendominasi investasi adalah Korea Selatan dengan US$166.410,10 (14,65 persen), disusul dengan Singapura US$85.183,70, Hongkong US$60.850,40 dan Republik Rakyat Tiongkok US$54.790,20.

Ratna menjelaskan, ada beberapa alasan investor menanamkan modal di Jateng. Selain ketersediaan infrastruktur, jumlah angkatan kerja juga menjadi pertimbangan. 

"Iklim usaha kondusif didukung oleh sifat dan sikap pekerja asal Jawa Tengah yang baik. Ketersediaan angkatan kerja untuk memenuhi industri di Jateng. Dari jumlah 116.067 orang yang terserap, PMA mendominasi dengan 68.041 orang. Sementara PMDN menyerap 48.026 orang," jelasnya. 

Terkait ketersediaan infrastruktur pendukung investasi, Jateng telah memiliki beberapa fasilitas. Di antaranya dua pelabuhan internasional, dua bandara internasional. Konektivitas tol Trans Jawa, jaringan rel kereta api yang telah menghubungkan seluruh wilayah di Jawa Tengah. 

Di sisi energi, Jawa Tengah surplus energi listrik yang didukung oleh 7.303,97 MW, didukung jaringan gas industri untuk memenuhi kebutuhan industri di Jawa Tengah, dan jaringan air bersih untuk kebutuhan industri. 

"Untuk memenuhi target investasi tahun ini, akan mengoptimalkan peran Tim Satgas Percepatan Pelaksanaan Berusaha, pendampingan pelaporan realisasi investasi (LKPM), serta pengawalan dan fasilitasi penanaman modal pada proyek-proyek strategis nasional," pungkas Ratna. (RO/OL-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya