Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
SETELAH digelar secara virtual karena pandemi Covid-19, ajang Dieng Culture Festival (DCF) 2022 akan dilaksanakan secara tatap muka. Sebagian tiket acara yang akan diselenggarakan 2-4 September mendatang saat ini sudah terjual.
Ketua Pokdarwis Dieng Pandawa Alif Faozi mengatakan bahwa DCF tahun 2022 merupakan pagelaran yang ke-13. "Tema tahun ini adalah Return of The Light. Mereka para pengunjung tidak hanya dapat menyaksikan acara inti pemotongan rambut gimbal saja, melainkan juga ada pagelaran musik," jelas Alif, Jumat (19/8).
Menurutnya, Return of the Light menjadi tema DCF 2022 sebagai representasi dari semangat, harapan, dan cita-cita untuk bangkit, berdiri, dan kembali bersinar setelah industri wisata di Kawasan Dataran Tinggi Dieng sempat surut karena pandemi Covid-19.
"Dulu itu ada wisatawan sudah pesan tiket DCF tapi tidak dapat homestay. Atau sebaliknya, sudah pesan homestay tapi tidak dapat tiket. Makanya tahun ini untuk pemesanan tiket sudah termasuk homestay," jelasnya.
DCF sejauh ini telah menjadi magnet pariwisata andalan masyarakat kawasan Dataran Tinggi Dieng. Sebab, biasanya ada puluhan ribu pengunjung bahkan bisa mencapai ratusan ribu orang datang untuk menyaksikan DCF. (OL-15)
Lokasi kegiatan yang sebelumnya dikelola Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB), kini dikelola oleh Museum dan Cagar Budaya (MCB) Ditjen Kebudayaan.
KAWASAN wisata di dataran tinggi Dieng, Jawa Tengah, didorong untuk menjadi destinasi wisata ramah muslim.
Wisata Dieng berkembang karena gagasan sejumlah pemuda. Dari kecil, kini telah mendunia.
Fenomena alam ini menarik banyak wisatawan yang beruntung berada di Dieng, sehingga mereka dapat menyaksikan langsung embun beku tersebut.
Selama objek wisata ini dibuka pengunjung sudah cukup lumayan, pada hari biasa berkisar 100 hingga 200 orang dan pada akhir pekan pengunjung bisa mencapai 500 hingga 600 orang.
Endapan silika dan unsur-unsur penyertanya bermanfaat bagi tanaman karena meningkatkan pertumbuhan dan daya tahan terhadap serangan hama.
rumah adat Jawa Tengah yang dikelompokkan menjadi lima macam, termasuk joglo yang paling terkenal karena keunikan arsitekturnya
senjata tradisional Jawa Tengah sebagai warisan perjuangan bernilai filosofi tinggi dan kini masih bisa ditemukan di kalangan masyarakat Jawa
tarian Jawa Tengah yang merepresentasikan tentang berbagai macam kisah yang dibalut dalam pertunjukan seni menarik
pakaian adat Jawa Tengah yang terdiri dari berbagai jenis pakaian dan aksesoris, sering digunakan dalam upacara resmi dan mengandung filosofi mendalam
Di Jawa Tengah terdapat banyak makanan khas yang selalu menjadi favorit wisatawan. Bahkan, makanan khas Jawa Tengah ini juga sudah banyak di jual di luar wilayahnya.
Letak geografis yang beragam menjadi salah satu penentu keragaman bahan pangan yang lantas dioleh menjadi panganan khas wilayah setempat.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved