Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
MENANDAI puncak tradisi buka luwur atau mengganti kelambu makam Sunan Kudus, ribuan warga dari berbagai daerah berburu berkat yang dikenal sebagai nasi jangkrik di komplek Masjid Menara Kudus dan Makam Sunan Kudus, Kudus, Jawa Tengah, Senin (8/8).
Pantauan Media Indonesia di lokasi, sejak pagi ribuan warga sudah mengantre berdesakan untuk memasuki gang sempit untuk menuju pembagian nasi jangkrik. Untuk menghindari kericuhan, puluhan personel kepolisian dan ormas Islam di Kudus dikerahkan untuk menjaga ketertiban warga mendapatkan nasi jangkrik.
Nasi jangkrik merupakan nasi yang dibungkus memakai daun jati dengan lauk daging kerbau atau kambing. Lauk tersebut dimasak menggunakan bumbu garam dan asam atau sering disebut bumbu jangkrik, sehingga nasi bungkus tersebut biasa disebut dengan nasi jangkrik. Selain nasi jangkrik, ada pula nasi uyah asem yang juga dibagikan hari ini.
Ketua Yayasan Masjid Menara Kudus dan Makam Sunan Kudus M Najib Hasan mengatakan pada tahun ini panitia penyelenggara buka luwur Sunan Kudus menyediakan 38.800 nasi berkat yang dibungkus daun jati. Lebih dari 2 ribu nasi bungkus dalam keranjang dibagikan kepada masyarakat.
"Buka luwur tahun ini kami menyiapkan 8,19 ton beras, 14 ekor kerbau dan 77 ekor kambing untuk dibagikan kepada masyarakat. Dengan 38.800 nasi berkat yang dibagikan," kata M Najib Hasan.
M Najib Hasan menambahkan, kegiatan rutin setiap 10 Muharam kali ini merupakan bentuk refleksi akan Sunan Kudus Syehk Ja'far Sodiq yang merupakan salah satu dari wali songo dalam berbagi kepada sesama manusia. Selain umat muslim, penerima maupun penyumbang berdatangan dari berbagai kalangan selain umat muslim.
"Jadi gini, tahun ini kami mengajak berbagai lapisan masyarakat menguyung buka luwur. Itu background sentral masyarakat Kudus. Berbagai umat juga ikut turut serta. Merupakan bentuk ajaran Sunan Kudus kepada sesama," ujarnya.
Baca juga: Puluhan Ribu Warga Dapat Nasi Jangkrik Pada Tradisi Buka Luwur
Menurut salah satu santri asal Kudus, Adka Dhaki, mengaku rela antre sejak subuh. Ia rela datang sebelum salat subuh untuk antre dua kali keluar masuk untuk mendapatkan nasi berkah dari Sunan Kudus.
"Ini tadi dapat dua bungkus nasi jangkrik. Ini kami makan di sini sama teman-teman dan satunya rencana mau dikasih keluarga," ucap Adka sesaat menikmati nasi jangkrik di depan kawasan Menara Kudus.
Ia mengaku setiap tahun pada momen buka luwur Sunan Kudus selalu datang untuk mencari nasi jangkrik yang isinya daging kerbau dan kambing. Ia berharap berkah dari nasi jangkrik agar dapat lebih baik lagi nantinya.
"Semoga saya nanti bisa lebih baik lagi seperti yang diajarkan mbah Sunan Kudus. Seperti makan daging kerbau atau kambing ini kan merupakan ajaran toleransi mbah Sunan Kudus tidak sembelih hewan sapi pasa waktu itu karena menghormati umat Hindu," ungkapnya.
Selain sebagai sarana berbagi, tradisi bagi-bagi nasi jangkrik adalah bentuk ungkapan rasa syukur pada Tuhan Yang Maha Esa atas rejeki berlimpah yang diberikan.(OL-5)
Sampah menumpuk terutama plastik di bawah jembatan, ungkap Agus Riawan, acapkali mengakibat saluran tersumbat.
Kebijakan yang tidak dirancang secara proporsional dan tidak realistis dalam implementasinya dapat menjadi bumerang bagi perekonomian lokal.
"Rencananya juga akan dibuatkan gazebo di lokasi temuan fosil gajah purba jenis elephas yang diperkirakan dalam kondisi hampir utuh,"
Ia dan istri telah menabung untuk dapat menunaikan ibadah haji dan menunggu keberangkatan selama 13 tahun.
Salah satu kejutan tahun ini adalah kembalinya nomor Urban Downhill ke dalam daftar lomba.
Saat ini juga muncul wabah chikungunya yang berlangsung sejak awal tahun, pada Maret lalu terdapat 36 warga terkonfirmasi cikungunya dan pada April ini tercatat 12 kasus.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved