Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Freeport Wujudkan Akses Masyarakat Terpencil di Papua

Marcel Kelen
03/8/2022 21:00
Freeport Wujudkan Akses Masyarakat Terpencil di Papua
Lapangan terbang perintis yang dibangun PT Freeport Indonesia di kampung Aroanop, Kabupaten Mimika, Papua.(DOK/PT FREEPORT INDONESIA)

PEMBANGUNAN infrastruktur berdampak nyata terhadap akses dan
kualitas hidup masyarakat. Hal tersebut sangat berpengaruh terutama di
kawasan terpencil seperti pegunungan Papua yang memiliki tantangan
geografis.

Diperlukan usaha ekstra untuk membangun infrastruktur transportasi darat yang sangat berat dan membutuhkan biaya yang sangat besar. Pembangunan lapangan terbang perintis menjadi pilihan untuk membuka akses, seperti halnya yang dilakukan di kampung Aroanop, Kabupaten Mimika, Papua.

Kepala Kampung Aroanop, Deteminus Beanal mengapresiasi pembangunan lapangan terbang perintis oleh PT Freeport Indonesia (PTFI) yang telah aktif sejak 2017. "Masyarakat sangat terbantu dengan adanya lapangan terbang perintis, karena masyarakat sebelumnya kesulitan mengakses kebutuhan dasar seperti kesehatan, pangan dan sebagainya."

Masyarakat di area kampung selama ini selalu jalan kaki melewati gunung, tebing serta sungai selama 2 hari untuk mencapai kampung terdekat atau Kota Timika.

 

Beberapa proyek infrastruktur masyarakat telah dibangun oleh PTFI sebagai bentuk kontribusi bagi pembangunan di Kabupaten Mimika, Papua.

Proyek-proyek infrastruktur masyarakat yang berasal dari kontribusi
perusahaan bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat di
sekitar perusahaan. Proyek ini dilakukan di wilayah dataran tinggi dan
dataran rendah sekitar area operasi perusahaan untuk mendukung kegiatan
ekonomi, kesehatan, dan pendidikan bagi masyarakat sekitar.

 

Direktur & EVP Community Affairs PTFI, Claus Wamafma menjelaskan
pembangunan lapangan terbang perintis di kampung Aroanop merupakan bagian tidak terpisahkan dari Program Tiga Desa yang dilaksanakan sejak 2000. PTFI sebelumnya telah membangun sebuah lapangan terbang di Kampung Tsinga, Distrik Tembagapura yang dioperasikan pada 2011.

"Sejak dimulainya program Tiga Desa di dataran tinggi pada 2000, PTFI telah menginvestasikan lebih dari US $100 Juta. Melalui proyek ini, PTFI menyediakan dana, peralatan, material, transportasi dan tenaga kerja untuk membangun jaringan infrastruktur yang mencakup lebih dari 300 rumah, 3 sekolah, 10 rumah guru, 3 klinik, 3 pasar tradisional, 13 gereja, 21 jembatan, hingga 2 lapangan terbang perintis," ungkap Claus.


Investasi dalam infrastruktur masyarakat telah memberi manfaat bagi sekitar 7.500 masyarakat Amungme yang tinggal di daerah dataran tinggi terpencil di Kabupaten Mimika, Papua. Pada 2021, PTFI menginvestasikan sekitar US $2,5 juta untuk melaksanakan Program Tiga Desa.

PTFI terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah dan tokoh masyarakat
dalam upaya untuk memberikan nilai tambah bagi masyarakat sekitar dan
pemangku kepentingan melalui kontribusi ekonomi, pendidikan, kesehatan, dan sosial budaya yang selaras dan mendukung pemenuhan tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs). (N-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : NUSANTARA
Berita Lainnya