Headline
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan
SEJUMLAH daerah di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, diwaspadai rawan berpotensi kekeringan saat memasuki kemarau. Kesiapsiagaan mulai dilakukan Badan Penangggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Cianjur, Fatah Rizal, mengatakan sudah memetakan wilayah-wilayah yang rentan terdampak kemarau. Di wilayah selatan misalnya, daerah rawan kekeringan di antaranya berada di Kecamatan Sindangbarang, Agrabinta, dan beberapa daerah di pesisir pantai selatan.
"Di wilayah utara, kita maklumi bersama penanganan yang sering terjadi di Kecamatan Sukaluyu, Ciranjang, dan sekitarnya," jelas Rizal, Selasa (2/8).
BPBD, sebut Rizal, berupaya melakukan asesmen di lapangan terhadap potensi dampak kemarau berupa kekeringan. Rizal juga menyebut sudah mengirimkan surat ke setiap kecamatan agar cepat melaporkan seandainya terjadi dampak kekeringan.
"Suratnya sudah diterbitkan. Ini menjadi pedoman bagi masing-masing kecamatan sehingga bisa meminimalkan dampak," sebutnya.
Rizal mengaku sudah diundang BPBD Provinsi Jawa Barat membahas kewaspadaan dan kesiapsiagaan menghadapi potensi kemarau panjang. Semua BPBD di kabupaten dan kota hadir pada kesempatan tersebut.
"Pascaterjadinya La Nina, BPBD Provinsi Jawa Barat telah mengundang semua BPBD kota dan kabupaten di Kabupaten Sukabumi pada saat itu. Intinya, kesiapsiagaan menghadapi musim kemarau tetap jadi prioritas," kata Rizal.
Sampai saat ini belum ada dampak signifikan yang dirasakan masyarakat bersamaan musim kemarau. Pasalnya, kondisi cuaca masih diselingi hujan.
"Harapannya, semua elemen di tingkat kecamatan, desa, maupun masyarakat bisa cepat melaporkan ketika ada potensi kekeringan. Sehingga, kita bisa cepat menanganinya," pungkasnya. (OL-15)
BMKG memperingatkan bahwa cuaca ekstrem masih berpotensi terjadi di sebagian besar wilayah Indonesia, meskipun musim kemarau secara klimatologis telah dimulai.
Di kawasan pegunungan dan dataran tinggi, bahkan pada malam hingga pagi hari suhu udara dapat mencapai di bawah 14 derajat celcius.
Ketidakteraturan atmosfer memicu kemunduran musim kemarau di sebagian besar wilayah Indonesia, memunculkan cuaca ekstrem yang terus berlanjut.
BMKG menegaskan fenomena cuaca dingin di Indonesia bukan disebabkan Aphelion, melainkan Monsun Dingin Australia dan musim kemarau.
Di musim kemarun ini, BPBD mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan tidak membuka kebun dengan cara membakar hutan dan lahan.
SEBANYAK 10,25 hektare lahan pertanian di Tanah Datar terdampak kekeringan, dan 5,25 hektare di antaranya sudah dinyatakan puso atau gagal panen.
"Kami juga sudah mempersiapkan anggaran untuk operasional truk tangki penyuplai air bersih yang jumlahnya ada lima unit dengan kapasitas 5.000 liter dan 4.000 liter,"
AKIBAT tidak turun hujan dan krisis air saluran irigasi, kekeringan lahan sawah di Kabupaten Pidie, Aceh, semakin parah.
Di Desa Ceurih Kupula, Desa Pulo Tunong, Desa Mesjid Reubee dan Desa Geudong, puluhan ha lahan sawah mengering. Lalu tanah bagian lantai rumpun padi pecah-pecah.
SIUMA menggunakan sensor kelembaban tanah berbasis IoT yang terkoneksi langsung ke grup WhatsApp petani, sehingga memungkinkan pengambilan keputusan irigasi secara real time.
PERUBAHAN pola cuaca semakin nyata di Indonesia. Peneliti BRIN Erma Yulihastin, mengungkapkan bahwa musim hujan saat ini tak lagi berjalan secara reguler.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved