PERISTIWA berdarah akibat pembantaian oleh Kelompok Kriminalitas Bersenjata atau KKB Papua terjadi di Kampung Nanggolait, Kabupaten Nduga, Sabtu (17/7) menewaskan 10 orang warga sipil dan dua lainnya mengalami luka serius. Satu dari 10 korban tewas adalah Yohanes Rangkas.
Pria 26 tahun ini berasal dari Desa Bangka Ajang, Kecamatan Rahong Utara, Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur. Yohanes merupakan putra ke empat dari tujuh bersaudara dari pasangan Simon Len dan Elisabeth Pamul.
Yosep Kawe, salah seorang saudaranya, menyebutkan Yohanes merantau ke Papua sejak tujuh tahun lalu. Selama merantau, korban belum pernah pulang ke kampung halamannya. Meski demikian, pria lajang itu sering berkomunikasi dengan keluarganya di Bangka Ajang melalui sambungan telepon.
Bahkan sehari sebelum dikabarkan meninggal dunia, korban sempat menelepon keluarganya. Saat itu, Yohanes mengabarkan bahwa kondisinya masih baik-baik saja.
"Kami kaget betul tadi malam barusan beliau telepon, kami juga tidak mimpi tidak ada bayangan sama sekali, tadi pagi dengar kabar buruk ini," ujar Yosep yang mengaku terpukul dengan peristiwa itu.
Saat ini keluarga besar sudah berkumpul di rumah duka sambil mendoakan korban. Sementara kepulangan jenazah belum diketahui kapan saatnya akan tiba di kampung halaman.
Sekda Manggarai, Jahang Fansy Aldus mengatakan Pemkab Manggarai sangat berduka atas kematian korban. Pihaknya telah mengutus Camat Rahong Utara dan Kepala Puskesmas Nanu untuk menyampaikan belasungkawa di rumah duka.
Ia menyebutkan seluruh biaya kepulangan jenazah korban ditanggung oleh negara. Meski informasi kepulangan jenazah belum dipastikan waktunya, namun pihaknya segera berkoordinasi dengan Pemkab Manggarai Barat karena jenazah akan melalui Bandara Komodo Labuan Bajo, Manggarai Barat.
"Yang pasti Pemkab Manggarai akan fasilitasi kepulangan jenazahnya," pungkas Jahang. (OL-8)