Headline

Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Pengelolaan Bisnis secara Manual Hambat Pengusaha Makanan dan Minuman

Mediaindonesia.com
14/7/2022 10:45
Pengelolaan Bisnis secara Manual Hambat Pengusaha Makanan dan Minuman
Ilustrasi. Seorang bartender meracik minuman pada festival makanan minuman dan jasa boga di Grand Ballrom Sudirman, Bandung, Jawa Barat.(ANTARA/RAISAN AL FARISI )

DIGITALISASI adalah sebuah keniscayaan saat ini. Meski begitu faktanya masih banyak pengusaha yang menjalani operasional bisnis restoran secara manual.
Padahal proses manual itu sangat menyita waktu, tenaga, bahkan biaya. Sebanyak 40% pengusaha makanan dan minuman bahkan mengeluhkan proses manual yang membuat mereka harus meluangkan waktu khusus untuk menginput data akuntansi.

Temuan itu diungkap melalui survei yang dirilis Food Market Hub, perusahaan penyedia platform sistem manajemen pengadaan yang membantu bisnis makanan dan minuman mengotomatisasi pengadaan dan inventaris barang mereka. Survei internal ini disebar kepada 34 restoran dan pemasok yang telah minimal dua bulan menggunakan layanan Food Market Hub.

Baca juga: Menteri Teten Serahkan NIB ke 1.000 UMKM Binaan Pujakesuma di ...

Selain itu, 30% lainnya menghadapi tantangan terkait pelacakan inventaris, disusul 30% sisanya memiliki masalah pada pelacakan pesanan. Direktur Utama Roti Ropi, Ahmad Reza, bercerita tidak enaknya mengelola operasional dapur secara manual. Di awal bisnis, ia hanya mengandalkan WhatsApp untuk mengurus semua hal. Termasuk memesan bahan baku hingga pencatatan alur keuangan.

“Hal tersebut memakan waktu panjang. Bahkan untuk pemesanan bahan baku, tak jarang pesanan yang menumpuk justru membuat list order tidak komplit terbaca. Alhasil, bahan baku tidak terantar ke outlet, akhirnya terpaksa libur,” kata Direktur Utama Roti Ropi, Ahmad Reza, melalui keterangan tertulis (12/7).

Beragam faktor itu kemudian membuat pengusaha makanan dan minuman terus mencari solusi. Salah satunya dengan menggunakan layanan Food Market Hub. Sebanyak 50% responden mengatakan, digitalisasi yang ditawarkan Food Market Hub memudahkan menjalani operasional bisnis.

Sementara, 20% menyebut Food Market Hub menyediakan solusi pengadaan bahan baku. Tak heran, tiga dari lima fitur Food Market Hub menjadi kesukaan para pengusaha makanan dan minuman, yakni analisa (50%), inventarisasi dan pengadaan (30%).

“Tingkat efisiensi meningkat dan pencatatan menjadi lebih akurat. Tidak ada lagi kasus kertas hilang, lupa input atau harus menunggu data dari kantor yang prosesnya manual. Semua bisa dilakukan lebih realtime,” ucap Assistant Operation Supervisor Kopikalyan, Rahmawan Andyka.

Lebih lanjut, pendanaan (funding) menjadi salah satu fitur yang diharapkan tersedia di aplikasi Food Market Hub. Sebanyak 30% pengusaha makanan dan minuman berharap bisa mencicipi fitur tersebut. Selain funding, para pengguna Food Market Hub berharap dapatkan adalah terhubung dengan supplier baru (30%) dan adanya payment gateway guna memudahkan invoicing dan pembayaran (20%).

“Saat ini Food Market Hub sedang mengembangkan dan siap melakukan proyek perdana di Malaysia. Diharapkan, pada tahun depan, Indonesia sudah bisa menikmati fitur funding ini,” kata Acquisition Lead Food Market Hub, Rona Hartriant. Selain itu, ia menyatakan Food Market Hub akan hadir di JIEXPO pada ajang Food & Hotel Indonesia pada 26-29 Juli nanti. (RO/A-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Maulana
Berita Lainnya