Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

BMKG: Fenomena Embun Es Dieng karena Memasuki Musim Kemarau

Mediaindonesia.com
10/7/2022 16:45
BMKG: Fenomena Embun Es Dieng karena Memasuki Musim Kemarau
Embun upas di kawasan Dieng merupakan fenomena udara yang membeku dan mengkristal akibat suhu di bawah 0 derajat Celcius.(ANTARA/Idhad Zakaria)

BADAN Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebut fenomena embun es di kawasan Dieng, Jawa Tengah, beberapa hari yang lalu memiliki kaitan dengan berlangsungnya musim kemarau.

Kepala Pusat Informasi Perubahan Iklim BMKG Dodo Gunawan saat dimintai konfirmasi di Jakarta, Minggu (10/7), mengatakan fenomena embun es di Dieng saat musim kemarau sangat dimungkinkan terjadi.

Terlebih secara lokasi, Dieng berada di dataran yang cukup tinggi di mana suhu udara cukup dingin, dan tingkat tutupan awan sudah jarang saat masuk musim kemarau.

"Sehingga di malam hari yang tidak tertutup awan, suhu udara akan sangat dingin sekali karena radiasi balik dari bumi dengan leluasa menuju angkasa tanpa adanya pantulan dari awan. Sehingga bumi akan menjadi dingin sekali, dan seluruh lapisan di mana yang mengandung uap air itu, karena suhu minus yang biasanya disertai adanya frost atau embun yang membeku," kata Dodo.

Dodo menjelaskan suhu udara sampai menjadi minus, atau di bawah 0 derajat Celcius dipengaruhi kondisi awan yang sudah sangat tidak ada, bahkan clear seperti itu di malam hari.

"Suhu bumi, karena tidak ada radiasi tentunya pada malam hari tidak ada matahari, justru energi bumi yang memancar meradiasikan kembali tanpa ada pemantulan dari awan khususnya, sehingga dia menjadi minus menjadi dingin bahkan bisa sampai minus," kata Dodo melanjutkan.


Baca juga: Investor Jepang Jajaki Pembangkit Bio Energi di Mentawai


Adanya fenomena embun es ini tidak hanya terjadi di Dieng, namun juga wilayah lainnya yang berada di pegunungan. Embun beku itu berdampak pada warga yang memiliki usaha tani, menyebabkan gagal panen.

Dodo mengimbau agar para petani di pegunungan mengatur musim tanam, dan tetap memperhatikan kondisi cuaca agar segera dilakukan panen sebelum embun es merusak tanaman.

Dia menjelaskan saat ini 35% dari zona musim di seluruh wilayah Indonesia telah memasuki musim kemarau. Sebagian besar wilayah timur Indonesia telah memasuki kemarau.

Sementara beberapa wilayah di Sumatra dan Jawa, masih terdapat beberapa wilayah yang belum memasuki kemarau, oleh karena fenomena La Nina yang menyebabkan curah hujan yang masih cukup.

Kondisi La Nina akan menuju normalnya diprakirakan pada Agustus, dan menuju netral pada Oktober, November, dan Desember.

"Jadi tidak hanya BMKG yang membuat perkiraan terkait La Nina ini, tapi beberapa badan meteorologi dunia membuat prakiraan La Nina dan sebagian besar mengindikasikan saat ini kondisinya yang lemah akan menuju pada fungsi netral," ujar Dodo. (Ant/S-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya