Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

KPPU Duga Ada Praktik Kartel Operasional Feri Internasional di Batam

Yoseph Pencawan
26/6/2022 18:11
KPPU Duga Ada Praktik Kartel Operasional Feri Internasional di Batam
Calon penumpang membeli tiket kapal feri tujuan Singapura di Pelabuhan Internasional Batam Centre, Batam, Kepulauan Riau.(ANTARA/Teguh Prihatna)

KANWIL I KPPU Medan, Sumatera Utara menduga mahalnya harga tiket feri internasional di Kota Batam, Kepulauan Riau, disebabkan praktik kartel. KPPU akan segera memeriksa para operator feri internasional di Kota Batam terkait dugaan tersebut.

"Kami menduga ada praktik kartel dalam penentuan tarif tiket kapal feri Batam ke Singapura dan Malaysia," ungkap Ridho Pamungkas, Kepala Kantor Wilayah I Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) Medan, Minggu (26/6).

Kenaikan harga tiket feri Batam-Singapura dan Batam-Malaysia menjadi perhatian serius Pemprov Kepulauan Riau (Kepri) belakangan ini. Pemprov Kepri khawatir lonjakan harga tiket dapat menekan pertumbuhan ekonomi daerahnya.

Gubernur Kepri Ansar Ahmad bahkan sudah tegas meminta operator feri menurunkan harga tiket. Masalah ini juga sudah disorot Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kota Batam.

Pada 22 Juni 2022 Kadin sudah mengundang para stakeholder pariwisata di daerahnya membahas kenaikan tarif tiket kapal feri internasional. Dari pertemuan itu, terungkap bahwa para operator mematok harga tiket feri Batam-Singapura di angka Rp700 ribu.

Besaran harga tersebut melonjak dua kali lipat dari harga sebelum pandemi Covid-19. Sebelum pandemi, harga tiket feri Batam-Singapura berada di kisaran Rp390 ribu-Rp480 ribu.

Sebelumnya, harga tiket PP feri Batam-Singapura bahkan sempat menyentuh harga Rp800 ribu. Namun pada 21 Juni harga tiket mengalami penurunan meski hanya sebesar Rp100 ribu. Bahkan tiket feri Batam-Malaysia tidak boleh dibeli untuk pulang-pergi atau hanya untuk sekali jalan dengan alasan jadwal feri belum sepenuhnya normal.

Lonjakan harga dengan angka yang relatif sama juga berlaku pada feri Batam-Malaysia. Sebelum pandemi, tiket PP feri pada rute ini dibanderolm Rp440 ribu.

Kepada KPPU Kanwil I Medan, Ketua Kadin Batam Jadi Rajagukguk sudah menyampaikan hal ini. Menurut dia, operator feri berdalih kenaikan 125% harga BBM di Singapura dan Malaysia menjadi penyebab dari lonjakan harga tiket.

Namun Ketua Kadin menilai seharusnya hal itu tidak bisa menjadi satu-satunya alasan menaikkan harga tiket. Jika harga BBM di Singapura dan Malaysia mengalami kenaikan signifikan, menurutnya feri dapat mengisi bahan bakar di Batam.

Ridho Pamungkas mengatakan, secara teori, ketika jumlah operator feri yang melayani pelayaran terbatas, maka pasar yang terbentuk adalah pasar oligopoli. Dalam pasar oligopoli, ada kecenderungan terbentuknya kartel.

"Kartel ini semacam kesepakatan antar operator untuk sama-sama menaikkan harga agar memaksimalkan keuntungan yang mereka dapat," jelasnya.

Dia melihat ada indikasi praktik kartel di balik mahalnya harga tiket tersebut. Pertama, ada pernyataan dari Manajer Operasional salah satu operator feri yang membenarkan bahwa selama ini kapalnya mengisi BBM di Singapura.

Ini yang kemudian menjadi alasan para operator menaikkan harga tiket. Kedua, meski ada kesepakatan para operator untuk menurunkan harga tiket dari Rp800 ribu menjadi Rp700 ribu, tetapi harga masih tetap tinggi. (OL-15)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Widhoroso
Berita Lainnya