Headline

Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Jabar Quick Response Bantu Pengadaan Kelas Darurat di SDN Salenggang, Sukabumi

Bayu Anggoro
17/6/2022 21:05
Jabar Quick Response Bantu Pengadaan Kelas Darurat di SDN Salenggang, Sukabumi
Siswa SD di Sukabumi tampak ceria setelah menerima bantuan dari Jabar Quick Response(MI/BAYU ANGGORO)


PULUHAN pelajar di SD Negeri Salenggang, Desa Gunungsungging,
Kecamatan Surade, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, terpaksa harus belajar di musala dan sebagian lainnya di rumah warga.

Kondisi itu terjadi lantaran tidak ada ruang kelas akibat 4 ruangan kelas dari total 7 ruangan kondisinya rusak berat.

Hal ini menarik perhatian Jabar Quick Response. Dony Yanwar, dari Divisi Kelembagaan dan Kemitraan Jabar Quick Response, mengaku pihaknya
mendapat aduan bahwa tenda darurat dibutuhkan untuk belajar siswa.

Karena itu, pada 9 Juni 2022, tim JQR mengantarkan tenda darurat Eiger ukuran 12x6 meter untuk digunakan menjadi kelas darurat bagi 2 kelas. Selain mendirikan tenda kelas darurat, JQR juga memberikan bantuan seragam dari OneFineSky sebanyak 54 setel.

Dia menjelaskan, JQR berencana melakukan kolaborasi dengan
lembaga lain untuk merenovasi sekolah-sekolah dengan kondisi yang sudah
tak layak termasuk SD Negeri Salenggang.

Selain SD Negeri Salenggang, lanjut dia, ada 3 sekolah yang diberikan bantuan berupa satu set seragam untuk para siswanya yakni di SD Negeri Ciloma, SD Negeri Pamoyanan, SD Negeri 1 Cidahu.

Selain itu pihaknya berencana memberikan bantuan perahu kesehatan untuk
keperluan warga disana.

Sementara itu, menurut Dedeh, guru SDN Salenggang, terdapat empat kelas lainnya yang rusak berat.

"Atap-atap bolong dan kayu dari atap dan langit-langit sudah banyak
yang jatuh ke dalam kelas, " ujarnya.

Dedeh yang sudah mengabdi selama 9 tahun menceritakan kondisi ruang kelas yang sudah rusak. Dirinya juga sempat mengalami kejadian hampir tertimpa balok kayu dari atap kelas yang kondisinya telah rapuh.

"Pernah mengalami kejadian hampir tertimpa balok kayu dari atap saat
2017. Semenjak itu guru-guru mulai menonaktifkan kelas yang sudah
rusak dan memindahkan pengajaran di musala dan rumah warga hingga saat
ini," lanjutnya.

Dengan total jumlah siswa dari kelas 1 SD sampai 6 SD sebanyak 121
siswa, para siswa hanya bisa menggunakan 3 kelas untuk belajar mengajar. Diantaranya hanya ruang siswa kelas 1, kelas 6, dan ruang guru. (N-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : NUSANTARA
Berita Lainnya