Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

Penanganan PMK Butuh Sinergitas Kuat

Budi Ernanto
17/6/2022 20:55
Penanganan PMK Butuh Sinergitas Kuat
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa memantau penyuntikan vaksin untuk PMK.(DOK IST)

JELANG Idul Adha, berbagai upaya memutus rantai penularan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) terus dilakukan secara simultan di Jawa Timur (Jatim). 

Setelah tiba sebanyak 1.000 dosis vaksin PMK dari Kementerian Pertanian untuk Jatim pada Jumat (17/6), Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa memantau langsung distribusi penyuntikan vaksin PMK ke hewan ternak.

Khofifah didampingi Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali. Titik yang ditinjau yakni di sentra peternakan sapi di Kecamatan Taman Sidoarjo. Tepatnya di peternakan milik H Kasikin yang beralamat di Tanjunganom RT 12 RW 01 Tanjungsari Taman. Ada sebanyak 30 ekor sapi perah di sana yang disuntik vaksin. 

Dari total vaksin PMK yang diimpor oleh Kementerian Pertanian sebanyak 3 juta dosis, Jatim mendapat kuota sebanyak 1,5 juta dosis. Dari jumlah tesebut sebanyak 10.000 dosis telah masuk ke Indonesia dan 1.000 dosis telah masuk di Jatim pada Selasa (14/6).

Selanjutnya langsung didistribusikan ke Sidoarjo sebanyak 200 dosis dan Pasuruan sebanyak 800 dosis.

Dijelaskan Khofifah, pemberian vaksin PMK membutuhkan tiga kali vaksinasi. Tahap pertama dilakukan saat ini. Kemudian, tahap kedua dilakukan setelah empat atau enam pekan pemberian vaksin dosis pertama. Sedangkan, tahap ketiga akan diberikan setelah enam bulan pemberian vaksin kedua. 

"Vaksin yang dikirim ke Jatim masih minim yakni 1.000 dosis dan baru terpakai sejumlah 200 suntikan. Dalam sekali membuka botol vaksin mampu untuk menyuntik 100 sapi dan harus habis disuntikkan. Saat ini prioritas untuk sapi perah," ungkapnya. 

Khofifah menegaskan, prioritas penyuntikan vaksinasi ini diutamakan bagi Sapi Perah mengingat stok yang sangat terbatas. Untuk itu, diharapkan vaksin lokal dari Pusvetma bisa segera rampung pada akhir Juli atau awal Agustus besok.

Baca juga: Vaksinasi PMK, Pemkot Bandung Tunggu Instruksi Pemerintah Pusat

"Kebutuhan vaksin menurut kami sangat emergency sekali. Karena percepatan transmisi penularan PMK sangat cepat. Oleh karena itu, kami harap ada percepatan suplai vaksin dari pemerintah pusat sembari menunggu vaksin lokal dari Pusvetma," jelasnya. 

Lebih lanjut disampaikan Khofifah, di berbagai kesempatan bersama Forkopimda dan Bupati/Walikota pada saat Rakor telah ditegaskan bahwa penanganan penyakit PMK ini membutuhkan sinergitas yang kuat sama halnya ketika menangani pandemi covid-19 baik secara vertikal maupun horisontal.

Khofifah melihat, untuk treatment penanganan PMK ini mirip dengan penanganan covid-19. Kemudian proses penyebaran melalui airbone ini yang menjadikan penyebaran virus PMK lenih cepat.  Oleh karenanya, ketika jarak jangkau angin kencang penularan bisa sampai jangkauan kilometer. 

Maka, langkah terbaik menurut Gubernur Khofifah dalam melakukan pencegahan penularan adalah melakukan proteksi dan isolasi. Proteksi tidak dilakukan pada daerah daerah yang terdampak saja melainkan juga pada daerah yang hewan ternaknya masih terjaga sehat. 

"Jadi yang sehat tolong dijaga untuk tidak keluar agar tetap sehat," tegasnya. 

Bedasarkan data dari Disnak Jatim jumlah vaksin yang diharapkan akan masuk ke Jatim sebanyak 1,5 juta dosis nantinya akan diprioritaskan untuk seluruh sapi potong dan sapi perah. Selebihnya pada sapi potong dengan pola ring vaksinasi. Vaksinasi hanya dilakukan pada ternak yang masih sehat. Sedangkan untuk ternak yang sakit menunggu sampai sembuh. 

Nantinya, untuk melanjutkan program vaksinasi pada ternak di Jawa Timur sebanyak 10,5 juta ekor,  baik sapi, kerbau, kambing maupun domba.  Selanjutnya kita menunggu vaksin PMK yang diproduksi  oleh  Pusvetma Surabaya. (R-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Budi Ernanto
Berita Lainnya