Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
MELAMBUNGNYA harga telur ayam belakangan ini, mendorong pemerintah Kabupaten Lembata, NTT untuk membuat program mandiri telur ayam pada 2018. Namun program ini belum berhasil menekan harga telur ayam, karena belum serius ditanggani sehingga belum optimal.
Saat ini, harga telur ayam di Kabupaten Lembata, berkisar antara Rp55 ribu hingga Rp65 ribu per papan berisi 30 butir telur. Harga ini melonjak drastis dari harga sebelumnya Rp35 ribu per papan sejak dua pekan lalu. Namun demikian, sejumlah pedagang mengaku terbantu oleh pasokan harga telur yang dibudidaya peternak lokal.
Kondi, pedagang pasar TPI kota Lewoleba, Rabu (8/6/2022) menuturkan, pihaknya kini terbantu oleh pasokan telur yang di produksi oleh warga setempat, berkat program mandiri telur ayam yang diluncurkan Pemda setempat.
"Kalau beli telur langsung di peternak lokal harganya Rp50 ribu rupiah per papan. Namun kalau beli di kios dan Toko, harga berkisar Rp55 ribu sampai Rp65 ribu per papan," ungkap Kondi, pedagang di pasar TPI kota Lewoleba.
Mandiri Telur Ayam
Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Lembata, Kanisius Tuaq menyebutkan, pihaknya telah menggagas program mandiri telur ayam sejak tahun 2018.
Program mandiri telur ayam di Lembata sendiri di dorong Pemda setempat dengan memperbanyak populasi ternak ayam petelur lokal hingga 31 ribu ekor, guna memenuhi kebutuhan telur ayam sebanyak 11 juta butir per tahun.
Tekad tersebut disampaikan Kepala Dinas Peternakan kabupaten Lembata, Kanisius Tuaq, di Lewoleba, Rabu (8/6).
"Lembata butuh 11 juta butir telur ayam per tahun, karena itu, Inovasi mandiri telur ayam, kita Kampanyekan sejak 2018 sampai sekarang. Kita bersyukur saat ini dari Dana Desa mendorong banyak Bumdes mulai giat giatnya mengusahakan ayam petelur," ungkap Kanisius Tuaq.
Ia menyebut, populasi ayam di Lembata saat ini, 15 ribu ekor. Namun untuk mencukupi kebutuhan telur ayam, Lembata masih membutuhkan sekitar 31 ribu ternak ayam agar bisa mandiri ayam petelur.
Ia menghitung, pengeluaran setiap tahun warga Lembata untuk kebutuhan telur ayam yakni sebanyak 11 juta butir dengan menghabiskan uang Rp2 miliar per tahun.
Dalam program mandiri telur ayam, pihaknya terus mendorong petani untuk memelihara unggas lokal yang cocok dengan iklim dan suhu lokal.
"Namanya unggas ini tidak perlu bawa dari luar, harusnya kita kembangkan ayam kampung, bukan ayam ras. Kalau ayam ras itu nanti nomboknya di pakan yang harus dibeli dari toko. Kalau ayam lokal kita bisa berdayakan jagung dan pakan yang banyak ditemui di tingkat lokal," ujar Kanisius Tuaq. (OL-13)
Baca Juga: Polres Jember Gagalkan Peredaran 1,3 Kg Sabu Senilai Rp1,5 Miliar
Keberhasilan menjadikan kedua SD tersebut sebagai tim siaga bencana melalui pembuatan denah risiko bencana, mengantongi SK Tim Siaga Bencana (TSB), miliki SOP gempa bumi, dan rencana aksi.
HARI Raya Idul Adha bagi umat muslim menjadi saat yang ditunggu-tunggu untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta menabung amal.
Di Kabupaten Lembata, upaya tersebut diwujudkan dengan mendukung gerakan penanaman malapari untuk ekologi berkelanjutan.
HINGGA bulan Mei 2025, Wabah Virus mematikan African Swine Fever (ASF), telah menewaskan 1569 ekor hewan ternak babi milik warga Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT).
PEMERINTAH Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur, telah menjalankan langkah-langkah antisipatif menghadapi ancaman perubahan iklim sejak 2024.
Pada sidang yang digelar Selasa (27/5) itu, tiga orang terdakwa diseret ke meja hijau karena dugaan penyalahgunaan keuangan desa dalam pengadaan mobil dump truck Hino 136 Hd 6.8 Ps.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved