Headline

. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.

Fokus

Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.

Tangani Stunting, Cianjur akan Maksimalkan Potensi Buah Lokal

Benny Bastiandy
30/5/2022 22:37
Tangani Stunting, Cianjur akan Maksimalkan Potensi Buah Lokal
Ilustrasi stunting(ANTARA FOTO/Sigid K)

KABUPATEN Cianjur, Jawa Barat, akan memaksimalkan potensi-potensi lokal sumber daya alam untuk membantu penanganan kasus stunting. Terutama dalam konteks pemenuhan asupan gizi dan buah-buahan bagi kalangan anak-anak.

Bupati Cianjur Herman Suherman mengatakan stunting merupakan salah satu fokus penanganan yang harus dituntaskan sesuai target. Saat ini sedang dirancang agar pemenuhan asupan gizi, terutama protein nabati dan hewani bisa dimaksimalkan dengan memanfaatkan potensi lokal.

"Kita punya potensi alpukat, jambu batu, pisang, dan lainnya. Kenapa selama ini kita harus mengonsumi buah-buah yang tidak ada di sini (Cianjur)?. Padahal ada potensi buah-buahan lain yang bisa kita maksimalkan membantu penanganan stunting," kata Herman, Senin (30/5).

Herman meyakini, dengan dimaksimalkannya potensi tersebut akan berdampak terhadap sektor lainnya. Selain mengakselerasi penanganan stunting, pemanfaatan potensi lokal pun akan mendongrak perekonomian masyarakat, terutama petani buah-buahan.

"Insya Allah, sekarang akan kita ubah. Kalau sebelumnya asupan makanan tambahan itu berupa kue, biskuit, dan lainnya, sekarang saya berkeinginan bisa memaksimalkan potensi lokal. Roda perekonomian pun akan muncul. Harga pun akan lebih murah, daya beli pun meningkat," tuturnya.

Baca juga: Cianjur Dirikan Tujuh Posko Cek Poin Pemeriksaan Hewan Ternak

Hasil pemetaan, ucap Herman, kasus stunting di Kabupaten Cianjur masih ditemukan di 37 desa tersebar di 14 kecamatan. Ironisnya, sebut Herman, kasus stunting mayoritas berada di wilayah kecamatan yang notabene merupakan kawasan perkotaan.

"Yang namanya stunting, di Kabupaten Cianjur rata-rata di perkotaan," jelasnya.

Herman menduga, terjadinya kasus stunting di wilayah perkotaan dipicu faktor keterbatasan potensi serta rendahnya tingkat daya beli karena harga-harga relatif mahal. Sedangkan wilayah pedesaan, angka kasus stunting cenderun turun.

"Kalau di wilayah perdesaan, berbagai petonsinya ada. Beda dengan di wilayah perkotaan. Kalaupun ada, harganya pasti mahal," pungkasnya.(OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik